Pameran Dagang (8)
Pameran Dagang (8)
Tiga kata itu terdengar jelas di telinga Yunyao ketika dia sedang di bawa-bawa oleh Gu Ruoyun. Matanya langsung berkilau dan buru-buru mengangkat kepalanya. Akhirnya pandangannya tertuju pada buah yang tak mencolok yang ada di kedai Tetua Jiu.
Buah roh suci dianggap sebagai benda sakral bagi seorang kultivator. Namun, jika kultivator itu ingin memakannya, buah itu harus diolah lebih dulu. Meski begitu, seseorang hanya dapat mengaktifkan setengah dari efek pengobatannya.
Sebenarnya, buah roh suci dipersiapkan khusus untuk hewan roh! Ditambah, bahkan buah roh suci yang belum matang dapat menyebabkan perkelahian sampai mati antara hewan roh, semua demi mendapatkan buah roh suci.
Dia tak menyangka mereka akan menemukan khazana seperti itu disini.
"Xiao Yun, buah roh suci bisa membantu meningkatkan anak kucing kecil ini menjadi Martial Emperor," Kata Qianbei Ye sambil menoleh pada Gu Ruoyun.
Kamu anak kucing kecil, semua anggota keluargamu adalah anak kucing kecil! Yunyao mengutuk diam-diam.
Jika bukan karena rasa penasarannya pada pameran dagang ini, Yunyao tak akan pernah menyamar seperti ini. Jika dia muncul dalam wujud Harimau Putih, dia pasti akan menyebabkan kegemparan besar. Jadi dia tak punya pilihan selain menyamar sebagai kucing.
"Mmm?" Gu Ruoyun mengangkat alisnya sedikit, "Buah roh suci pasti adalah khazana yang langka. Dengan bantuan buah ini, kekuatan Baoba dan Yunyao pasti akan meningkat pesat."
Hanya ada satu buah roh suci yang akan matang setiap sepuluh ribu tahun. Dan lagi, bisa dianggap tak ada seorang pun didunia ini yang tidak tahu nilainya.
Akan tetapi, buah roh suci tidak terlihat begitu berbeda dengan buah-buah pada umumnya. Sepertinya, tak banyak orang yang bisa mengenali buah itu sama sekali.
Tetapi apa yang tak disangka Gu Ruoyun adalah seseorang dari Medicine Order bisa mengetahui tentang buah roh suci itu.
"Jika kamu menyukainya, aku bisa mengambilnya untukmu."
Qianbei Ye merendahkan kepalanya ke arah gadis muda di depannya dan berbicara seolah-olah mengambil buah itu semudah mendapatkan makanan atau meminum segelas air.
Jika Gu Ruoyun menginginkan sesuatu, lupakan tentang buah roh suci, Qianbei Ye akan merebut seluruh daratan utama demi dirinya!
Gu Ruoyun menggelengkan kepala, "Xiao Ye, kita adalah warga yang beradab. Tak perlu menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Itu buruk. Sangat buruk!"
Meskipun kedua orang itu merendahkan suara mereka, dengan tingkat kultivasi Tetua Jiu bahkan suara dengungan nyamuk dapat mencapai telinganya.
Jadi, setelah mendengar perbincangan pasangan memalukan itu, sudut bibir Tetua Jiu bergerak-gerak keras. Dia menghela nafas panjang untuk mencegah amarahnya sendiri.
Warga yang beradab? Apa warga yang beradab dengan mudah berbicara untuk merampas khazana orang lain? Jika mereka warga yang beradab, mungkin orang-orang tak tahu malu sudah musnah dari seluruh daratan utama. Pikir Tetua Jiu.
Namun…
Tetua Jiu mengarahkan pandangannya pada kucing putih di lengan Gu Ruoyun. Sinar aneh melintas di matanya dan pergi secepat itu datang. Dia berkata, "Kalian berdua, tertarik dengan khazana milikku?"
Gu Ruoyun mengusap dagunya dan tersenyum, "Tadi, kamu bilang kamu akan bersedia memberikan buah roh suci itu pada siapapun yang mampu mengobati penyakit kronismu?"
Buah roh suci?
Para pejalan kaki di sekitar Gu Ruoyun menghentikan langkah mereka setelah mendengar ucapannya. Mereka menatap kagum ke arah Gu Ruoyun saat mata mereka dipenuhi keterkejutan.
"Buah roh suci? Mungkinkah buah ini adalah buah roh suci mitos itu?"
"Dikatakan bahwa dengan memakan satu, buah roh suci, akan meningkatkan kekuatan seorang kultivator secara beruntun. Aku tak tahu jika itu memang benar."
"Bukankah mereka anggota Keluarga Dongfang? Mereka ingin mendapatkan buah roh suci itu? Tetapi niat mereka sangat normal. Tanpa bantuan buah roh suci, mereka tidak mungkin mampu melewati Percobaan. Dengan bantuan buah roh suci, mereka mungkin memiliki kesempatan."
Kerumunan mulai berbisik-bisik di telinga satu sama lain dan membicarakan dengan tergesa-gesa di antara mereka sendiri.
Namun, Gu Ruoyun, yang berada di tengah pusaran perbincangan itu, hanya memperlihatkan senyum tenang di wajahnya ketika dia menatap balik si pria tua yang berdiri di belakang kedai itu.