Menjelang Malam Percobaan (4)
Menjelang Malam Percobaan (4)
Linlang memerah karena marah saat dia melotot ganas pada Gu Ling.
"Hehe," Gu Ling menyeringai dan menatap wajah memerah Linlang dengan hina. "Bahkan jika aku membiarkan kamu memiliki senjata roh cacat ini, apa yang akan kamu gunakan untuk menukar ini? Linlang, jika kamu memakai tubuhmu untuk mengambil hatiku mungkin aku akan memberikan senjata roh cacat ini padamu."
Tak seorangpun yang tidak tahu nilai dari senjata roh cacat.
Jadi, kenapa Gu Ling harus menggunakan senjata roh cacat untuk mendapatkan hati wanita?
Setelah aku mendapatkan tubuh wanita ini, dia tidak akan berharga tetapi telah dirusak, pikir Gu Ling dengan jahat. Akankah dia masih menginginkan senjata roh cacat? Mimpi saja sana! Berdasarkan kemampuannya, dia tak akan mampu mengendalikan senjata roh cacat ini!
"Gu Ling, kamu kelewatan!"
Para murid Keluarga Dongfang yang menyaksikan kejadian itu tak bisa tahan lagi. Mereka berdiri dan melotot marah pada Gu Ling. Jika bukan karena mereka tidak boleh berkelahi sebelum Percobaan, mereka pasti sudah memukul bajingan ini sampai babak belur!
"Dia berani berencana kotor pada Linlang! Dia sepenuhnya tak menghargai Keluarga Dongfang."
Anggota Keluarga Gu menatap balik para murid Keluarga Dongfang dan maju selangkah, mereka melotot bagaikan harimau yang sedang melihat mangsanya.
Seketika, suasana menjadi semakin panas seolah kedua kelompok sudah siap bertarung setiap menitnya.
Udaranya berubah dingin dan setiap mata tertuju ke arah ini, mengantisipasi pertarungan. Tiba-tiba, terdengar suara tenang dari belakang kerumunan, masuk ke dalam setiap telinga mereka.
"Linlang, apa yang kalian lakukan disini? Bagaimana dengan senjata pilihanmu?"
Ekspresi Linlang dan yang lainnya berguncang ketika mendengar suara itu, mereka menoleh ke arah sumber suara.
Sinar matahari terbenam memancar ke seluruh alun-alun pameran dagang.
Dibawah sinar matahari terbenam, rambut indah gadis muda itu bersinar dengan terang. Dia berjalan perlahan ke arah kerumunan sambil membawa kucing kecil di lengannya. Wajahnya bersinar dengan cahaya tenang dan mata gelapnya bagaikan air kolam hitam ketika menyapukan pandangan melewati semua wajah kerumunan, menyebabkan hati mereka bergetar.
Tetapi apa yang lebih mengejutkan kerumunan adalah si pria berambut perak dengan jubah merah yang berjalan di sebelahnya. Pria itu begitu rupawan sehingga dia bisa membolak-balikan semua makhluk hidup. Namun, mata pria yang luar biasa rupawan itu dipenuhi niat membunuh.
Tidak menyadari pandangan kerumunan padanya, Gu Ruoyun berjalan menuju ke arah Linlang dan bertanya, "Jika kamu sudah memilih senjatamu, maka kita akan pergi."
Ketika dia berbicara, pandangannya jatuh pada senjata di tangan Linlang.
Ini adalah pedang tipis ringan dan tajam. Permukaannya sedikit tidak rata tetapi memancarkan gejolak energi spiritual yang tidak jelas.
"Bukan pedang yang buruk."
Gu Ruoyun memuji dengan sungguh-sungguh. Sejujurnya, senjata roh cacat bukanlah senjata spiritual. Kebanyakan senjata roh cacat adalah kegagalan dari proses peleburan atau senjata yang telah kehilangan energi spiritual aslinya. Yang tersisa hanyalah bagian yang nyaris tidak terlihat sehingga mudah dibuang sebagai bagian logam yang tidak berguna.
Gu Ruoyun tak menyangka Linlang memiliki mata yang tajam. Dia mampu menemukan senjata roh cacat, Gu Ruoyun merenung.
Namun, senjata roh cacat tak lagi menarik perhatian Gu Ruoyun.
Mendengar ini, Linlang menggigit bibirnya dan tidak membantah.
Sebenarnya, Gu Ling benar, pikir Linlang. Lalu mengapa jika aku menemukan senjata roh cacat ini? Berdasarkan harta milikku, tak ada yang berharga untuk ditukar dengan senjata roh cacat ini.
Linlang meletakkan kembali senjata roh cacat itu pada tempatnya ketika memikirkan ini dan menggelengkan kepala, "Lalu mengapa jika pedang itu bagus? Pada akhirnya, itu tidak cocok denganku. Nona Gu, ayo."
"Hehe," Gu Ling melirik Linlang dan menyeringai, "Linlang, setidaknya kamu tahu keadaanmu. Kamu paham kalau kamu tak punya cara untuk mendapatkan senjata roh cacat ini. Akan tetapi, aku akan memegang ucapanku. Selama kamu bersedia menyerahkan dirimu padaku, senjata roh cacat ini akan menjadi milikmu."