Istri Liar Kaisar Jahat

Menjelang Malam Percobaan (2)



Menjelang Malam Percobaan (2)

3Saat ini, tidak hanya wajah wanita berpakaian putih saja, bahkan wajah Rongyue berubah suram. Dia melotot dingin pada Gu Ruoyun yang memberi buah roh suci itu pada kucing kecil di lengannya dan tinjunya dicengkram dengan erat sampai dia gemetar.     

Suhu telah mendapat berita seputar buah roh suci dengan susah payah. Dia juga sudah membuat banyak persiapan demi memperoleh buah tersebut. Dia tak pernah menyangka si jelmaan iblis ini akan tiba-tiba muncul di depan mereka. Dan lagi, wanita ini memberi makan buah itu pada hewan peliharaan spiritual tak berguna yang tanpa memiliki kekuatan bertarung!     

Orang harus tahu bahwa ini adalah buah roh suci. Ini adalah khazana spiritual yang ingin dimiliki para kultivator. Namun, dia memberi khazana ini pada seekor kucing kecil.     

Dia sengaja menghinaku! Pikir Rongyue dengan marah.     

Benar, menurut pandangan Rongyue, tampaknya Gu Ruoyun melakukan ini dengan sengaja, semua demi menghina dirinya!     

"Gu Ruoyun, kamu melakukan ini dengan sengaja!"     

Tentu saja, Rongyue bukan satu-satunya orang yang berpikiran seperti itu.     

Sebelum Rongyue membuka mulutnya untuk bicara, wanita berpakaian putih dengan wajah suram di sebelahnya menatap Gu Ruoyun dan berkata, "Aku tahu kamu ikut serta ke Kota Awan hanya demi membalas penghinaan kami! Namun, terlepas dari seberapa besar kebencianmu terhadap Medicine Order, kamu seharusnya tak pernah mencuri buah roh suci sembarangan! Tindakan itu bisa menyebabkan kamu di musuhi semua orang!"     

Gu Ruoyun mengangkat sebelah alisnya dan menyadari pandangan sakit hati kerumunan yang ditujukan padanya. Seolah-olah dia telah merampas bayi mereka.     

"Karena buah roh suci ini adalah milikku, aku bisa memberinya pada siapapun yang aku ingin. Bahkan jika aku membakarnya, itu bukan urusan kalian semua." Gu Ruoyun tersenyum dingin dan menatap si wanita berpakaian putih yang wajahnya penuh kebencian dan amarah. "Tapi aku tak bisa paham, aku memakai benda milikku namun aku akan menjadi musuh semua orang? Atau para murid Medicine Order sangat tidak tahu malu sehingga mereka akan menyingkirkan seseorang untuk memiliki khazana tersebut?"     

Mendengar ini, kerumunan tak bisa apa-apa selain mengangguk setuju.     

Meskipun pria tua itu mungkin telah ditipu oleh gadis kecil itu, dia memang telah memberikan buah roh suci kepada Gu Ruoyun sebagai hadiah. Karenanya, merupakan hak gadis itu untuk memberikan buah roh suci kepada siapapun yang dia inginkan. Tidak peduli seberapa menyakitkan orang lain tentang hal itu, mereka tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam urusannya.     

Seolah merasakan ejekan di mata kerumunan, ekspresi wanita berpakaian putih berubah lagi dan lagi. Dia mencoba mengatakan sesuatu tetapi dihentikan oleh Rongyue yang menatapnya dan menggelengkan kepala. Si wanita berpakaian putih menelan kembali kata-katanya.     

"Nona Gu," Rongyue perlahan membuka mulutnya bicara, "Aku yakin kamu tahu situasi di daratan utama saat ini. Aku lihat kamu memiliki bakat yang hebat. Jika kamu memakan buah roh suci itu sendiri, kamu mungkin bisa melayani daratan utama dengan cara yang baik. Namun kamu memberi buah tersebut pada hewan peliharaan spiritual, bukankah itu sia-sia?"     

Yunyao, yang baru saja memakan buah roh suci namun belum menelannya, mendengar pidato Rongyue. Secercah sinar melintas di matanya dan tatapan anggunnya berubah dingin. Dia melotot dingin pada Ronyue dengan pandangan mengejek di wajahnya.     

"Sudah kubilang, aku bebas memberikan buah roh suci ini pada siapapun yang aku pilih. Itu tak ada hubungannya denganmu. Selain itu, penerobosan kultivasiku bukan untuk melayani daratan utama. Aku melakukan ini untuk diriku sendiri jadi kamu tak usah memandang tinggi diriku."     

Gu Ruoyun menatap tenang wajah angkuh Rongyue sebelum mengalihkan pandangannya, "Xiao Ye, ayo lihat apa yang Linlang dan yang lainnya lakukan."     

"Baiklah."     

Qianbei Ye mengangguk pelan. Dari awal matanya tak pernah lepas dari Gu Ruoyun.     

"Tunggu sebentar."     

Rongyue mencoba mengatakan sesuatu ketika tiba-tiba angin dingin menyerbu dengan tajam ke arahnya. Seolah-olah ada sebuah tangan meraih dan mendorong dada Rongyue dengan kejam. Sebelum dia mengembalikan kesadarannya, Rongyue sudah terlempar keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.