Istri Liar Kaisar Jahat

Lembah Angin, Kota Pertama (3)



Lembah Angin, Kota Pertama (3)

0Meskipun muridku mengatakan bahwa orang ini masih berguna, itulah mengapa dia menyelamatkan nyawanya, bukan berarti aku bersedia membiarkan ini begitu saja!     

Ekspresi Tetua Huang berubah drastis. Matanya dipenuhi kedengkian saat berkata, "Berkat muridmu, sekarang putriku sudah menjadi orang tak berguna dan aku juga hampir kehilangan sebelah tanganku. Aku sudah bersujud dan minta maaf padanya. Aku juga menulis surat pengakuan. Apa lagi yang kamu inginkan?"     

Bai Zhongtian mendengus dan menatap angkuh pada Tetua Huang, "Apa kamu sudah tuli? Apa kamu tak mendengarku? Aku kesini untuk melumpuhkanmu!"     

"Kamu…"     

Tetua Huang hampir memuntahkan seteguk darah. Dia melotot kejam pada Bai Zhongtian, menggertakkan gigi dan berkata, "Lebih baik kalian berdua berhenti menjadi begitu tidak puas atas apa yang kalian dapatkan!"     

"Hahaha!"     

Bai Zhongtian tertawa gila. "Masalah itu telah ditangani oleh muridku lalu mengapa tidak ada hubungannya denganku? Apa pula maksud dari begitu tidak puas atas hal kecil yang didapatkan? Ini pertama kalinya aku datang untuk meminta bayaran padamu jadi bagaimana itu menjadi tidak puas atas hal kecil yang didapatkan?"     

Tetua Huang ingin meledak setiap kali melihat ekspresi tidak tahu malu di wajah pria tua itu, tapi akhirnya, dia memutuskan untuk menekan amarahnya.     

Dia hanya seorang Martial Supreme tingkat rendah dan Bai Zhongtian sudah menjadi seorang Martial Supreme tingkat menengah. Walaupun mereka hanya terpisah satu tingkat, perbedaan kekuatannya bagaikan jurang pemisah yang luas antara mereka. Jika mereka bertarung, dia tidak akan sepadan dengan pria di hadapannya ini.     

Oleh karena itu, Tetua Huang menghela nafas dalam-dalam dan menahan amarah dalam hatinya. Kemudian dia memperlembut nada suaranya dan berkata, "Dokter Suci, Fei'er yang salah atas semua masalah ini. Aku sudah menghukumnya dan dia tahu kesalahannya. Selanjutnya, dia tak lagi memiliki kekuatan dan sekarang menjadi orang tak berguna. Kamu masih akan menolak melepaskan kami berdua?"     

"Hmm!"     

Bai Zhongtian mendengus dingin dan tatapan jijik melintas di wajahnya, "Jika kamu memusnahkan kebencian dari matamu itu, mungkin aku akan mempercayai kata-katamu. Sayangnya, matamu mengkhianati dirimu! Aku tahu kamu pasti ingin membunuhku dan Yun'er dan aku juga mengerti mengapa kamu merasa seperti ini. Namun pertama-tama, itu mencakup kenyataan bahwa kamu memiliki kekuatan lebih dulu!"     

"Bai Zhongtian!"     

Ketika Tetua Huang sadar bahwa pria tua ini telah melihat langsung pada pikirannya yang terdalam dan tergelap, dia tak lagi berusaha menahan kemarahannya dan menjawab geram, "Kamu dan muridmu mempunyai hati yang kejam, apa kalian tidak takut atas pembalasan yang setimpal?"     

"Pembalasan yang setimpal?" Bai Zhongtian menyeringai dan menjawab menghina, "Jika aku menghadapi pembalasan yang setimpal setelah melumpuhkanmu, hal itu hanya membuktikan bahwa dewa itu buta! Siapa yang akan mematuhi dewa buta seperti itu?"     

Tetua Huang mencengkram tinjunya, dia sudah memaki Bai Zhongtian ratusan kali dalam hatinya. Tepat ketika dia memikirkan cara untuk melarikan diri, tiba-tiba terdengar suara tawa lembut. Suaranya jelas bagaikan seekor burung oriole hitam, indah dan menyentuh.     

"Sekte Obat benar-benar sibuk dengan kebisingan dan kegembiraan, aku ingin tahu apakah aku datang terlambat?"     

Saat sosok itu turun ke tanah, beberapa sosok lain juga tiba-tiba terlihat di langit.     

Orang yang berada di paling depan kelompok adalah seorang wanita berjubah hijau yang berkibar dengan anggun. Dia memegang seruling hijau zamrud saat perlahan turun dari langit. Wanita berpakaian hijau ini diikuti oleh sekelompok pelayan wanita cantik. Karena itu, satu sosok tua di tengah-tengah para pelayan cantik itu terlihat sangat menarik perhatian.     

"Tetua Feng!"     

Mata Tetua Huang berkilau ketika melihat si tetua berjubah abu-abu. Kemudian dia buru-buru berteriak, "Tetua Feng, cepat, datanglah dan selamatkan aku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.