Memeluknya dengan Erat
Memeluknya dengan Erat
Xi San yang baru saja tiba di Tempat pencuci pakaian, melihat Xuanyuan Poxi masih menggendong Su Muhuan dan belum memberikan tanda-tanda bahwa dia akan menyerahkan gadis itu kepada Yi Qianyuan. Xi San takut suasananya akan terus canggung dan terjadi masalah yang tidak diinginkan. Jadi dia segera maju untuk menasihati Xuanyuan Poxi.
Xuanyuan Poxi hampir mematahkan giginya karena dia menggertakkannya terlalu keras, dan penyesalan pun membengkak di sekujur tubuhnya. Dia melirik gadis di pelukannya, tetapi dia tidak mau menyerahkan gadis itu kepada Yi Qianyuan. Lalu, sambil mengerutkan keningnya dia berkata, "Dia belum menikah denganmu, jadi dia masih orangku."
Setelah Xuanyuan Poxi selesai berbicara, dia tidak ingin memperhatikan Yi Qianyuan lagi. Dia mengabaikan Yi Qianyuan dan ingin segera pergi bersama Su Muhuan yang ada di pelukannya.
Namun, Yi Qianyuan tidak bisa membiarkannya begitu saja. Sebab, Su Muhuan adalah wanitanya! Dia mengerutkan alisnya, lalu mengangkat telapak tangannya untuk menyentuh punggung Xuanyuan Poxi, dan menghentikan pria itu. Kemudian, dengan cepat dia bergegas dan meraih gadis yang ada di pelukan Xuanyuan Poxi ke dalam pelukannya.
"Kamu..." Xuanyuan Poxi sangat marah. "Jangan kurang ajar!" Namun, seluruh tubuhnya membeku, dan dia tidak bisa bergerak sama sekali.
"Yang Mulia jangan tersinggung. Anda telah memberikan Xiao Huan kepada saya, jadi Anda harus menepati janji Anda. Dia adalah milik saya."
Setelah mengatakan itu, Yi Qianyuan membawa Su Muhuan ke dalam kereta.
"Tuan Yi, lancang kamu. Beraninya kamu memperlakukan Yang Mulia seperti ini!" Xi San tidak bisa berdiam diri lagi. Yang Mulia adalah putra mahkota. Namun, beraninya Yi Qianyuan begitu lancang!
"Jangan khawatir, Tuan Xi. Ini hanya teknik akupuntur biasa. Anda juga dapat membantu Yang Mulia. Saya hanya menjemput calon istri saya, jadi saya harap Yang Mulia bisa mengerti." Yi Qianyuan mengangguk sedikit pada Xuanyuan Poxi, lalu dia menoleh ke kusirnya, "Kembali ke bangunan Jinyun!"
"Kamu, berhenti!" Xuanyuan Poxi sangat marah di sana…
"Gadis, maaf. Aku tidak datang tepat waktu."
Setelah memasuki kereta, Yi Qianyuan memeluk Su Muhuan ke dalam pangkuannya, dan dia menutupi kepala kecil gadis itu dengan lengannya. Lalu, dengan lembut dia menenangkannya. Namun, dia tidak tahu apa yang telah terjadi pada gadis itu. Dia hanya tahu bahwa gadis itu ketakutan saat ini. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah memeluknya erat-erat, dan memberinya rasa aman yang cukup.
"Aku, aku membunuh, aku baru saja membunuh seorang pria..."
Su Muhuan melepaskan diri dari lengan panjang Yi Qianyuan. Matanya penuh air mata, dan suaranya sedikit bergetar.
Penampilannya yang lemah, lembut dan menyedihkan ini membuat Yi Qianyuan merasa tertekan. Hatinya yang sebelumnya sangat keras, seketika menjadi sangat lembut saat menghadapi gadis itu. Dia lalu menghela napas berat dan memegangi wajah kecil Su Muhuan, "Siapa orang itu? Apa orang itu mengganggumu?"
Su Muhuan menelan ludahnya dengan kasar dan mencoba menenangkan dirinya. Kemudian, dia berkata kepada Yi Qianyuan dengan tergagap, "Dia... Dia adalah kasim yang bertanggung jawab atas tempat pencuci pakaian. Ketika aku dipindahkan ke tempat pencuci pakaian oleh Yang Mulia, dia sangat baik padaku."
"Tetapi… Siapa tahu... Siapa tahu… Dia... Dia ingin menindasku. Kemudian, dia sering... Mempermainkanku dan melecehkanku. Aku tadi kembali untuk mengambil pakaianku. Namun, dia menghampiriku dan ingin melecehkanku lagi. Jadi... Jadi... Aku... Tidak... Aku tidak sengaja membunuhnya! Dia… Hiks hiks..."
Su Muhuan sangat baik hati sejak dia kecil. Setelah belajar medis dari tabib tua yang diselamatkan ayahnya, jadi dia lebih memperhatikan etika pengobatan dan menghargai kehidupan. Dia juga telah menyelamatkan banyak orang. Bahkan seekor semut pun, dia tidak akan tega menyakitinya. Tetapi dia tidak menyangka bahwa suatu hari, dirinya akan membunuh seseorang dengan tangannya sendiri. Jadi dia benar-benar ketakutan.
Namun, Su Muhuan tidak menyadari bahwa wajah tampan pria yang ada di atas kepalanya telah berubah. Saat ini dia tengah menunjukkan aura untuk membunuh seseorang. Bahkan, dia memicingkan mata phoenixnya, dan tinjunya mengepal dengan erat. Tubuhnya juga sedikit gemetar.
"Dia pantas mati."