Istri Kecilku Sudah Dewasa

Yang Mulia, Mereka Telah Pergi



Yang Mulia, Mereka Telah Pergi

1Setelah mendengar kalimat terakhir Yi Qianyuan, Su Muhuan meneteskan air matanya.     

Melihat Su Muhuan menangis, kemarahan Yi Qianyuan yang melonjak segera mereda karena air mata gadis itu. Kemudian, dia menyadari betapa bajingannya kata-katanya barusan. Su Muhuan adalah seorang gadis, dan dia sebagai pria dewasa, seharusnya tidak menciumnya di tempat umum seperti itu.     

Yi Qianyuan merasa bingung. Dia hanya bisa mengatakan 'maaf' kepada Su Muhuan, lalu menggendong tubuh kurusnya dan segera membawanya ke istana timur milik Xuanyuan Poxi, untuk segera mengatur kepindahannya ke bangunan Jinyun dengan kereta hari ini.     

***     

"Yang Mulia, mereka telah pergi." Jangan lihat lagi…     

Setelah melihat kereta sudah pergi untuk waktu yang lama, Xuanyuan Poxi masih berdiri di tempatnya dengan murung. Oleh karena itu, Xiao Benzi segera maju dan berkata kepada Xuanyuan Poxi.     

Sejujurnya, Xiao Benzi tidak mengerti dan juga tidak peduli. Hanya saja, dia merasa bingung, kenapa Putra Mahkota sangat marah ketika Pemimpin Kerajaan Nan Yan ingin menikahi Nona Su dan membawanya pergi.     

Jika Putra Mahkota memang tidak ingin memberikan Nona Su kepada pria lain, bukankah lebih baik jika dia langsung menolak permintaan Yi Qianyuan saat itu? Tapi, entah kenapa Putra Mahkota baru merasa cemas setelah Nona Su sudah dibawa pergi oleh Yi Quanyuan.     

Xiao Benzi benar-benar tidak bisa lagi melihat tuannya terus berdiam diri di sini!     

"Wanita bodoh ini ternyata memiliki kemampuan untuk merayu Yi Qianyuan." Xuanyuan Poxi tiba-tiba memukul pilar di sampingnya dengan pukulan yang keras. Tetapi, dia tidak bisa merasakan betapa sakitnya tangannya saat ini, karena dia sangat marah.     

"Tapi Yang Mulia, kenapa saya merasa bahwa Su Muhuan... Sepertinya tidak menyukai Tuan Yi?"     

Yi Qianyuan mencium Su Muhuan di depan umum seperti itu barusan, dan membuat gadis itu menangis. Semua orang yang melihatnya pasti langsung tahu bahwa Su Muhuan takut padanya.     

Xuanyuan Poxi mencibir dan menatap kasimnya, "Huh, apa yang kamu tahu? Dia memang pandai jual mahal dan tarik ulur dalam hal seperti itu!"     

"..." Xiao Benzi terdiam dan tidak bisa berkata-kata. Dia hanya bisa menghela napas berat.     

"Yang Mulia!!"     

Tetapi pada saat ini, Putri Mahkota, Ma Jinjiao, tiba-tiba berlari ke arahnya.     

Xuanyuan Poxi tidak ingin mempedulikannya. Dia menghempaskan lengan jubahnya dan akan pergi ke ruang belajar, tetapi Ma Jinjiao berlari dan menghentikannya.     

"Yang Mulia, apa kamu benar-benar memberikan Xiao Huan kepada pemimpin Kerajaan Nan Yan?" Ma Jinjiao bertanya pada Xuanyuan Poxi sambil mengernyitkan alisnya. Sorot matanya penuh ketegangan dan kemarahan.     

Dia terus mengkhawatirkan Su Muhuan tadi malam. Bahkan tidak bisa tidur sampai dia tahu bahwa Su Muhuan sudah baik-baik saja. Entah bagaimana dia bisa menyangka bahwa setelah bangun, dia malah mendengar pelayannya memberitahunya bahwa pemimpin Kerajaan Nan Yan datang ke istana timur untuk melamar dan ingin menikahi Su Muhuan. Selain itu, Putra Mahkota juga mengizinkannya.     

Lalu, dia segera berlari untuk mencari Xuanyuan Poxi. Bahkan dia lupa menyisir rambutnya karena dia ingin segera mengonfirmasi masalah ini.     

Xuanyuan Poxi memandang Ma Jinjiao yang saat ini sangat cemas karena wanita bodoh Su Muhuan itu, dan menatapnya dengan tatapan merendahkan, "Lihat dirimu. Kamu bahkan tidak terlihat seperti Putri Mahkota sama sekali!"      

"Lagi pula, dia hanyalah seorang pelayan istana. Jika ada yang memintanya, maka aku akan memberikannya. Selain itu, dia memiliki kemampuan untuk merayu Yi Qianyuan, jadi tentu saja aku tidak akan membuat usahanya sia-sia. Dia ingin memiliki status yang lebih tinggi, lalu kenapa aku harus menghentikannya?"     

"..."     

Mata Ma Jinjiao langsung memerah dan hatinya terasa sangat sesak. Dia sangat marah pada pertanyaan Xuanyuan Poxi. "Yang Mulia, apa kamu tahu betapa Xiao Huan menyukaimu? Karena kamu tidak tahu bagaimana menghargainya, maka tunggu saja, suatu hari, kamu pasti akan menyesalinya!" kata Ma Jinjiao. Lalu dia berbalik dengan marah dan pergi.     

"Huh, apa yang harus aku sesali?!"     

Xuanyuan Poxi mengatakan hal ini dengan marah, dan memukul pilar lagi yang membuat tangannya berdarah. Tetapi, dia mengabaikan rasa sakit di tangannya, sambil menghempaskan lengan bajunya. Lalu, dia pergi ke ruang belajar dengan marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.