Jangan Digigit, Nanti Sakit...
Jangan Digigit, Nanti Sakit...
Xuanyuan Pofan kembali sadar dari lamunannya, saat sedang melihat wajah kecil Liuli Guoguo setelah merasakan tenaga pukulan lembut di dadanya. Lalu dia mencubit dagu Liuli Guoguo.
Xuanyuan Pofan bukanlah orang yang mudah dibodohi. Dia pun tidak berbasa-basi lagi saat melihat Liuli Guoguo yang buru-buru ingin segera kembali ke halaman Liuli Guoguo untuk menemani sahabat baiknya yang gemuk itu. Jadi dia langsung bertanya, "Mengenai buku berhubungan badan, em..."
Tidak akan ada buku seperti ini di ruang kerja di kediaman Raja Huayou. Namun, kemungkinan besar, kepala pelayan mendatangkan buku semacam ini untuk membuat si kucing kecilnya semakin mengerti mengenai hal itu.
Setelah menebak-nebak berbagai kemungkinan, entah kenapa Xuanyuan Pofan masih saja ingin mendengar sendiri dari mulut Liuli Guoguo tentang ini. Seperti ada sebuah penantian di dalam hatinya.
Kakak Po, boleh tidak kamu jangan bertanya terlalu terus terang seperti ini. Apa bisa kamu pura-pura tidak mendengar apapun? Huh... batin Liuli Guoguo. Dia memanyunkan bibirnya dengan kesal, dan wajahnya langsung memerah lagi.
Melihat wajah kecil gadis yang tiba-tiba memerah seperti pantat monyet itu, Xuanyuan Pofan pun tanpa sadar memikirkan kata sensitif tersebut. Tanpa sadar, muncul rona merah di wajah tampannya.
Wajah Liuli Guoguo semakin memerah saat ditatap oleh mata elang Xuanyuan Pofan yang indah, bersinar dan begitu dalam itu. Dia pun menggigit bibirnya, dan terus menggigit bibirnya.
Xuanyuan Pofan tidak bisa menahan diri untuk membelai kelopak bibir merah muda Liuli Guoguo yang lembab saat melihat ini. Kemudian dia berkata dengan suara yang rendah dan dalam, serta penuh kasih sayang, "Jangan digigit, nanti sakit."
Hati Liuli Guoguo dalam sekejap terasa hangat, dan muncul gelembung-gelembung merah muda di dalam hatinya. "Oh oh." Dia pun mengiyakan dengan lembut. Setelah itu, dia melepaskan giginya dari bibirnya, tapi wajah kecilnya masih terlihat merah. Sebab, dia tidak tahu untuk sebaiknya harus berkata apa.
Wajah gadis ini yang memerah malu dan manis, sungguh sangat menawan dan memabukkan bagi Xuanyuan Pofan. Dia yang jakun di tenggorokannya sudah naik turun pun langsung melepaskan si kucing kecil yang ada di dekapannya, lalu berkata dengan suara lembutnya, "Jika kamu tidak mau bilang, ya sudah tidak perlu mengatakannya. Selamat malam."
Si kucing kecilnya sudah malu seperti itu. Jadi, entah apa yang bisa diperbuat olehnya. Maka dari itu, dia juga tidak tega jika terus menyulitkan Liuli Guoguo.
Setelah Xuanyuan Pofan melepaskan Liuli Guoguo, dia pun memberi perintah kepada dua pelayan yang berjaga di luar pintu, "Xiao Denglong, Ding Xiang, antarkan Liuli Guoguo kembali ke halaman Liuli Guoguo."
"Em em, kakak Po selamat malam," kata Liuli Guoguo kepada Xuanyuan Pofan dengan imutnya, disertai dengan wajah yang memerah. Dia pun berjalan keluar dengan pelan dan seperti ada keraguan di dalam hatinya.
Xuanyuan Pofan menghela napas panjang di dalam hatinya saat melihat punggung gadis kecil yang berbaju merah muda itu. Masih sekecil ini, kapan aku bisa menikmatimu? Apalagi... Huh... batinnya.
Mata elang Xuanyuan Pofan yang dalam, tanpa sadar menjadi semakin dalam.
"Aduh, kenapa aku bisa lupa hal sepenting ini." Baru saja melangkahkan kaki keluar dari paviliun Chiming, Liuli Guoguo menampar dirinya sendiri dan langsung berlari dengan cepat untuk kembali masuk ke paviliun Chiming.
"Nyonya kecil, ada apa?" Xiao Denglong dan Ding Xiang saling memandang dengan bingung, sambil terpaksa hanya bisa mengikuti Nyonya kecilnya kembali ke paviliun Chiming.
Pada saat ini, Xuanyuan Pofan sedang melamun dan sudah melepas jubah, baju tengah dan baju dalamnya, lalu hendak ganti piyama. Kemudian, muncul wajah kecil cantik yang menggemaskan di dalam pikirannya.
Dia pun hendak naik ranjang dan onani sebentar, baru kemudian tidur. Karena bagaimanapun, di baru saja memeluk tubuh lembut itu, sehingga nafsu dan hasrat di dalam hatinya belum hilang sama sekali.
Telinganya bergetar, Xuanyuan Pofan tiba-tiba mendengar langkah kaki yang sangat familiar. Dia jadi merasa sedikit bingung, lalu dengan cepat mengencangkan ikat sabuk pinggang jubah piyamanya. Jika tidak begini, wajah gadis kecilnya mungkin akan memerah lagi begitu melihatnya.
Tapi, seberapa cepat gerakannya, dia tetap saja tidak lebih cepat mengikat semua bajunya dari gadis kecil yang berlari dengan begitu riangnya. Karena kemudian, pintu kamar tiba-tiba sudah dibuka dengan keras oleh seorang gadis yang tampak sangat panik.
"Kakak Po, aduh..." Liuli Guoguo membuka pintu dan masuk begitu saja ke kamar, lalu melihat dada putih Xuanyuan Pofan. Wajahnya pun memerah, dan dia dengan cepat menoleh untuk memalingkan wajahnya dalam sekejap.