Bibirmu Kenapa Bengkak dan...
Bibirmu Kenapa Bengkak dan...
Sering seperti ini? Akan terbiasa? Sudut Ma Jinjiao berkedut lagi. Dia hanya tertegun dan diam sejenak di dalam hati. Tapi tetap mempertahankan sikap wanita anggunnya dengan tersenyum dan mengangguk kepada Liuli Guoguo.
Ada rumor yang mengatakan kalau istri kecil Raja Huayou sangat menyenangkan dan imut sekali. Namun tidak terlalu mematuhi aturan sopan santun dan keanggunan sebagai gadis lembut. Hari ini, Ma Jinjiao benar-benar melihat jelas hal tersebut, dan ternyata rumor itu memang benar.
Ma Jinjiao tidak bisa menahan diri untuk mengangkat pandangan matanya dan melihat Liuli Guoguo. Lalu, dia merasa tidak bisa memalingkan pandangannya dari Liuli Guoguo. Istri kecil Raja Huayou ini masih muda sekali, tapi dia sangat cantik.
Setelah mencapai umur untuk menikah, dia pasti akan menjadi wajah kecantikan dari kota dan negeri ini. Apalagi, karakternya sangat spesial. Tidak heran kalau Raja Huayou sampai terus menunjukkan rasa cintanya padanya. Ma Jinjiao berpikir, jika dirinya seorang pria, dia tentu juga akan menyukai gadis seperti ini.
Liuli Guoguo melihat selir pangeran mahkota yang jadi canggung dan bingung karena tingkah laku Xuanyuan Poxi dan dirinya. Sehingga dia kembali pulih menjadi normal lagi dan bertanya dengan ramah, "Kakak Xuanyuan Poxi, Selir Ma Jinjiao, apa kalian sudah makan malam?"
Xuanyuan Poxi mengangkat matanya. Dia seperti melihat sesuatu yang sangat luar biasa, mengedipkan matanya dan bertanya, "Si persik madu, bibirmu kenapa bengkak dan... Eh, uhuk uhuk uhuk, sudah semalam ini, tentu saja kami sudah makan."
Xuanyuan Pofan yang tadinya bingung, tiba-tiba langsung menyadari apa yang terjadi. Dia pun bergegas mengembalikan topik pembicaraan ke topik awal, dan menjawab pertanyaan Liuli Guoguo.
Wajah kecil Liuli Guoguo langsung memerah malu. Setelah berpikir sejenak, dia pun mengeluarkan cadar merah mudanya dan kemudian menutup wajahnya. Lalu, mengelus hidungnya sendiri dengan malu melalui cadar itu, "Oh, baiklah. Ya sudah kalau kalian sudah makan."
Begitu Liuli Guoguo selesai bicara, dia pun hendak meminta pelayan untuk membereskan beberapa sisa makanan. Tapi, dia tak menyangka, tiba-tiba Xuanyuan Poxi bicara lagi, "Tapi, aku sudah terlanjur datang ke sini, setidaknya harus numpang makan dong. Saat perjalanan ke sini, aku sudah lapar lagi."
Xuanyuan Poxi menaikkan alisnya. Sedangkan Liuli Guoguo tercengang. Sebenarnya Liuli Guoguo juga rakus, tapi perutnya sudah terlalu kenyang karena pelayan dapur menyiapkan hidangan satu meja besar. Dia juga sudah mengambil beberapa potong makanan dari setiap hidangan yang tersaji, dan sudah memakannya sampai kenyang sekali.
Xuanyuan Pofan lebih suka makan bubur kalau malam hari, dan tidak terlalu makan banyak saat ini. Jadi, ada banyak hidangan yang masih tersisa.
Xuanyuan Poxi adalah si tukang makan. Setelah pelayan menambahkan piring dan sumpit untuknya, dia makan sisa makanan itu dengan tidak keberatan sama sekali.
Pelayan yang berjaga di sampingnya pun merasa sangat malu. Pangeran, kamu bagaimanapun adalah seorang pangeran mahkota. Bagaimana bisa kamu begitu membebaskan dirimu dengan bersikap seenaknya seperti ini? Seberapa mulia dan bermartabat Raja Huayou dan istri kecill Raja Huayou. Tapi, bagaimanapun semua ini adalah makanan sisa mereka, batinnya.
Temperamen Xuanyuan Poxi selalu berapi-api. Begitu api itu dinyalakan, pasti dia akan sangat marah. Jadi, tidak peduli walaupun pelayan berpikir seperti itu, namun pelayan itu tetap tidak akan berani mengatakan apapun kepada Xuanyuan Poxi. Jadi, dia hanya bisa bergumam saja di dalam hatinya.
"Kakak ipar keenam, aku khawatir kamu ini alergi deh?"
Baru saja Xuanyuan Poxi mulai makan sisa makanan Xuanyuan Pofan dan Liuli Guoguo. Tiba-tiba, tidak lama setelah itu, selir pangeran mahkota yang ada di sampingnya pun mengatakan sesuatu seperti ini.
Belum selesai selir pangeran mahkota berbicara, kemudian dia tersenyum dan melanjutkan. "Aku alergi daging sapi. Beberapa hari yang lalu, aku tidak sengaja salah makan daging sapi dan akhirnya menyebabkan banyak benjolan merah di tubuhku."
"Oleh karena itu, aku minta tabib istana kerajaan untuk datang memeriksa dan mengobatiku. Tabib istana memberikan sebotol obat. Efek obatnya cukup bagus. Jika kakak ipar tidak masalah dengan ini, kakak ipar bisa mencobanya."
Setelah Ma Jinjiao berbicara, dia lalu berbalik dan memberi isyarat kepada pelayan terdekatnya. Pelayan terdekatnya itu pun langsung mengetahui maksud isyarat ini. Dia bergegas mengeluarkan obat dari lengan bajunya dan menyerahkannya ke depan Liuli Guoguo.
Liuli Guoguo mengedipkan matanya, dia tiba-tiba merasa kalau adegan seperti ini pernah dialaminya.