Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kakak Po, Kenapa Kamu Melempar Dandan (2)



Kakak Po, Kenapa Kamu Melempar Dandan (2)

3Setelah Liuli Guoguo melihat si balita kecil itu, dia lalu menoleh dan bertanya kepada kakak Po-nya sendiri dengan bingung, "Kakak Po, kenapa kamu melempar Dandan?"     

"Tidak kenapa-napa," jawab Xuanyuan Pofan dengan santai kepada Liuli Guoguo. Karena menyentuh betismu. Bahkan, walaupun tidak secara langsung karena terhalangi pakaianmu! lanjutnya dalam hati. Dia lalu menggandeng tangan kecil Liuli Guoguo dan berjalan masuk untuk beristirahat di paviliun Hua di samping arena balap kuda.     

Liuli Guoguo menggembungkan pipinya, lalu melihat Kakak Po yang tampaknya tidak mau menjawab lebih detail. Kemudian dia mengangkat pundaknya, dan tidak berani untuk bertanya lagi. Dengan patuh dia mengikuti Xuanyuan Pofan yang menggandengnya.     

Si balita kecil melihat pria tua yang menakutkan itu sedang menggandeng tangan bibi cantiknya dan berjalan ke arahnya dan ayahnya. Seketika dia menggigil karena takut, dan dengan cepat mengangkat hakama atau baju kimono milik ayahnya yang bajingan itu.      

Setelah itu, Dandan masuk ke dalam hakama ayahnya. Kepala kecilnya yang bulat dan gemuk itu kemudian terjulur keluar di tengah-tengah hakama milik Na Lanyan. Di mulutnya saja dia bilang tidak takut, tapi sebenarnya dia sangat takut kepada Xuanyuan Pofan.     

"Cih dasar pengecut," seru Na Lanyan yang tak bisa berkata apa-apa saat melihat putranya ini. Bahkan dia juga tidak bisa menyingkirkan kepala kecil di bawah selangkangannya ini. Akhirnya dia hanya bisa mengabaikannya, dan membiarkan putranya itu bersembunyi di bawah selangkangannya. Sedangkan dia sendiri meneruskan melukis lukisannya.     

Si balita kecil kemudian memanyunkan bibirnya dan membatin, Cih, ayah, kamu tidak mengerti! Seorang pria itu bisa berani, namun juga bisa takut!     

Liuli Guoguo yang mengenakan baju merah muda digandeng oleh pria tampan berjubah hitam. Ketika mereka berjalan dengan cepat ke arah paviliun Hua untuk beristirahat, tiba-tiba seorang wanita berbaju biru tersenyum dengan hangat dan lembutnya. Kemudian dia berjalan menghampiri Xuanyuan Pofan dan Liuli Guoguo dengan langkah anggunnya.     

"Kakak Xuanyuan Pofan, kita bertemu lagi. Aku Du Xuexin sangat senang sekali bisa bertemu lagi denganmu," kata Du Xuexin begitu sudah tiba di hadapan Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan. Wajah kecilnya tampak memerah ketika mengatakan ini.     

Liuli Guoguo memandangi wanita berbaju biru itu. Dia lalu mengedip-kedipkan mata besar dan jernihnya dengan bingung. Em? Kakak ini sepertinya cukup familiar deh, sepertinya aku pernah bertemu di mana gitu, batinnya.     

Dingin sekali, batin Du Xuexin yang tubuhnya sampai gemetaran ketika melihat Xuanyuan Pofan yang tak juga menjawabnya. Tatapan matanya lalu jatuh ke Liuli Guoguo, gadis kecil di samping Xuanyuan Pofan.      

"Eh, Kakak Xuanyuan Pofan, adik kecil ini adalah istri kecil yang sangat kamu sayangi dan manjakan itu, ya? Adik kecil, apa kamu masih ingat aku, namaku Du Xuexin? Aku dan kakak keempatku ketika mengunjungi kediaman Raja Huayou sebagai tamu pernah bertemu denganmu sekali. Walaupun karena beberapa hal menjadikan itu pertemuan yang tidak menyenangkan, hehe..." ucap Du Xuexin.     

Ternyata benar-benar pernah bertemu toh. Tidak heran deh kalau aku merasa pernah bertemu dengannya, batin Liuli Guoguo.      

Akhirnya, Liuli Guoguo hanya menjawab 'Oh' dengan sopannya. Sebab, dia tidak tahu sebaiknya harus berkata apa pada kakak ini. Karena bagaimanapun, dia merasa tidak terlalu dekat dengan kakak di depannya ini. Jadi, menurutnya tidak ada hal yang perlu dibicarakan dengannya.     

Oh? Hanya oh saja? Gadis sialan! Padahal aku sudah bicara banyak, tapi kamu malah cuma jawab oh?! batin Du Xuexin. Sebenarnya dia sangat kesal sekali. Tapi di luar, dia tetap tersenyum dengan indahnya seperti angin musim semi.     

Liuli Guoguo kemudian mengalihkan pandangan matanya ke meja marmer, di mana di sana ada Na Lanyan yang sedang merapikan alat lukisnya. Dia sangat penasaran dan ingin melihatnya, jadi dia langsung melewati Du Xuexin begitu saja, sambil berlari ke arah Na Lanyan. "Paman Na Lanyan, apa yang kamu sedang lakukan? Apa kamu tidak pergi ikut bertanding kuda?" tanyanya.     

Xuanyuan Pofan melihat Liuli Guoguo berlari pergi, jadi dia pun mengikutinya. Bahkan, di sepanjang waktu ini, dia tidak melirik Du Xuexin sedikit pun. Bukan karena dia sengaja mengabaikannya. Namun, dia ini memang tidak suka bersopan santun. Sebab, dia sudah terbiasa mengabaikan semuanya, kecuali istri kecilnya.     

Du Xuexin sangat kesal, seolah sikap dingin Xuanyuan Pofan ini menempel begitu saja di wajahnya yang panas karena malu. Telapak tangan ramping yang tersembunyi di lengan panjang bajunya, sekarang tengah mengeratkan kepalan tangan di sapu tangannya. Sebab, dia merasa tidak senang dengan Liuli Guoguo dan sangat kecewa kepada Xuanyuan Pofan.     

Kakak Xuanyuan Pofan, aku benar-benar menyukaimu. Tapi kenapa kamu tidak menoleh sedikit saja padaku, sih! Apa yang menarik dari gadis yang payudaranya saja sebesar kacang polong kecil dan belum sepenuhnya berkembang ini! Huwahhhhh! batinnya.     

Du Xuexin sangat marah dan kesal sekali di dalam hatinya. Kemudian dia pergi mengikuti Xuanyuan Pofan, dan kembali berjalan menuju ke tengah paviliun. Tidak peduli bagaimanapun caranya, tapi dia harus mendapatkan kesempatan baik untuk membuat Raja Huayou jatuh cinta padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.