Ratu Negeri Ini Hanya Boleh Diduduki Olehnya
Ratu Negeri Ini Hanya Boleh Diduduki Olehnya
Padahal, sudah banyak orang yang dengan berani menegur, dan mengancam kalau Ratu tidak juga pergi atau turun dari tahtanya. Maka Ratu harus melakukan sendiri penghancuran nasib buruk ini terhadap bayi aneh enam bulan itu. Lalu, melakukan sendiri penghancuran nasib yang dimaksud adalah, dengan meminta Ratu untuk membunuh darah dagingnya sendiri.
Karena hal ini, ayah Raja membunuh beberapa menteri itu dan mengatakan kalau mereka semua itu hanya ingin mengatas namakan 'bayi aneh enam bulan' ini, untuk mencelakakan keluarga kerajaan. Namun, perbuatannya ini malah tidak menghentikan rumor yang menyebar. Tapi semakin membuat masalah ini jadi lebih besar lagi.
Walaupun bisa menutup mulut beberapa menteri tua, namun tidak akan bisa menghentikan berjuta mulut rakyat Dong Xuan. Karena semua masalah ini, kerajaan dan masyarakat pun jadi kacau balau, karena masalah yang akhirnya terus-menerus bermunculan. Pada akhirnya, Raja tidak bisa bertindak apa-apa, dan dia terbaring sakit di atas ranjangnya.
Ratu Du Shu melihat buaian bayi di dalam ranjang bayi. Bayi itu tidak menangis, tidak bersuara, bahkan tidak terlihat seperti bayi kecil yang baru lahir seperti bayi normal. Dia lalu berpikir untuk mencekik bayi kecil itu sampai mati, untuk melindungi posisinya saat ini.
Ratu Du Shu mewakili orang-orang di keluarga Du, dan juga leluhur yang sudah meninggal beratus tahun di pulau Teng Zhou. Dia bahkan telah memutuskan diri untuk menjadi burung phoenix kerajaan ini, dan menjadi wanita paling mulia di kerajaan Dong Xuan.
Meski kala itu, Raja dan mantan Ratu, yaitu Ratu Yin sangat saling mencintai. Raja yang dulu juga tidak seperti sekarang yang suka sekali tebar pesona pada wanita lain. Pada saat itu, Raja sangat berbeda dengan saat ini. Meski ada 3000 wanita cantik di kerajaan, namun hanya Ratu Yin yang sangat disukai olehnya.
Namun sayangnya, Du Shu menolak untuk melepaskan ambisinya dan keinginannya yang meledak-ledak di dalam hatinya. Jadi, dia terus bertindak diam-diam, serta menggunakan segala macam tipu daya dan konspirasi. Lalu, dia akhirnya membuat Raja salah paham dengan Ratu Yin yang merupakan istri favoritnya, dan akhirnya mengeksekusi Ratu Yin.
Du Shu dengan cara di dalam kegelapan yang begitu hitam ini, kemudian berhasil menurunkan tahta Ratu Yin dan menduduki posisi itu. Dia lalu menjadi Ratu kedua di kerajaan Dong Xuan. Tapi, dia tidak menyangka setelah bersusah payah agar mengandung benih Raja. Namun benih ini malah menjadi bayi aneh yang lahir prematur di kehamilan enam bulan.
Du Shu berpikir kalau semua masalah ini adalah hukuman dan karmanya, karena membuat telah Ratu Yin meninggal dunia. Dan hal ini membuatnya benar-benar tidak bisa tenang. Namun, dia tidak mau menyerah, dan dia tidak ingin kalah seperti ini. Sebab, Ratu negeri hanya boleh diduduki olehnya.
Sehingga, setelah perang batin beberapa kali, akhirnya di sebuah malam ketika hujan badai menerpa, Du Shu membulatkan tekadnya. Dia akan menutup wajah bayi kandung yang dilahirkannya prematur di kehamilan enam bulan itu dengan bantal hingga dia mati. Semua ini dilakukan untuk tetap bisa melindungi posisinya.
Ratu Du Shu kemudian membiarkan orang-orang menyaksikan kemampuannya yang dengan berani memusnahkan darah dagingnya sendiri untuk nasib kerajaan dan rakyat. Jadi, dia memanggil ratusan pelayan dari istana kerajaan, dan meminta mereka berdiri dalam dua baris di kedua sisi aula utama bangunan Kun Ning.
Di ujung barisan itu sudah ada sebuah ranjang bayi. Di dalam ranjang bayi itu, telah ada bayi kecil yang masih terbungkus kain brokat berwarna kuning, dengan ekspresi yang dingin dan tenang di wajahnya sambil mengerutkan kening. Padahal, bayi-bayi normal biasanya akan menangis dan meronta-ronta. Lalu mengayunkan kaki dan tangan kecilnya untuk minta minum susu, dan minta dipeluk.
Namun, perbedaan bayi ini dengan bayi lainnya benar-benar seperti langit dan bumi. Orang yang melihat bukannya merasa imut, tapi malah akan merasa takut. Bayi itu tampak seperti bayi setan yang baru saja keluar dari neraka, atau mungkin dia ini iblis kecil yang telah mengkhianati malaikat.
Ratu Du Shu lalu memegang bantal yang telah dikutuk oleh dukun dengan kedua tangannya, dan perlahan-lahan berjalan menuju bayi kecil di dalam ranjang bayi. Tubuhnya gemetaran, dan dia juga menggertakkan giginya. Karena pemandangan pertama kali bayi kecil itu lahir, terus saja bermunculan di dalam pikirannya.
Namun, demi mempertahankan posisinya, Ratu Du Shu tidak boleh ragu. Bahkan, walaupun bayi itu adalah darah dagingnya sendiri. Tidak apa-apa, jika anak ini meninggal, aku masih bisa mengandung lagi! Bisa melahirkan anak lagi! Namun, jika posisi ini hilang, apa artinya hidupku ini? batinnya.
Ratu Du Shu terus menggumamkan dua kalimat ini di dalam hatinya. Lalu, langkahnya semakin mantap saat menuju ke bayi kecil itu.
Namun, tiba-tiba datang angin dan hujan di luar aula yang berputar-putar dengan liarnya. Tirai putih yang menggantung di setiap sudut aula mendadak robek tidak karuan. Udara yang tenang pun seketika menjadi dingin dan menakutkan, dan hal itu membuat semua orang merinding.