Istri Kecilku Sudah Dewasa

Berkembang Jadi Luar Biasa



Berkembang Jadi Luar Biasa

0Tapi, ketika Ratu Du Shu berjalan ke samping ranjang bayi dengan membawa bantal. Lalu berniat untuk segera meletakkan bantal itu ke wajah bayi kecil yang sedang tidur agar bisa membuatnya tidak bernapas.      

Bayi kecil yang sedang memejamkan mata kecilnya, dan menunjukkan kalau dia sedang tidur nyenyak bahkan begitu tenang. Tiba-tiba dia membuka matanya dan melirik tajam ke arah Ratu dengan mata hitam yang begitu bersinar dan tajam, yang seolah bisa menarik nyawa seseorang kapan saja. Lalu, bibir tipis dan lembab bayi kecil yang berwarna merah itu berkata dengan dinginnya, "Pergi!!!"     

Suara bayi itu tidak keras dan masih saja terdengar seperti suara bayi. Namun, entah mengapa suara itu menggema sampai ke seluruh istana kerajaan yang begitu hening. Hal tersebut membuat orang yang mendengarnya akan bergidik dan membuat jiwanya terguncang. Tidak terdengar satupun emosi di dalam suara itu, namun hanya terasa begitu dingin dan menakutkan untuk orang yang mendengarnya.     

Ratu kemudian langsung tersungkur dan jatuh ke lantai. Pelayan yang berjaga di bangunan besar itu satu persatu mencoba melarikan diri, dan seluruh tubuh mereka telah menggigil tidak karuan.     

Tirai putih panjang di bangunan Kun Ning bergoyang dengan tak beraturan, seiring dengan hujan angin yang deras di luar malam itu. Hujan angin terus-terusan turun dengan derasnya dan menggoyangkan semua pepohonan. Menyebabkan suara yang sangat menakutkan bagai suara setan. Ratu pun langsung berteriak sampai memekakkan setiap sudut kerajaan tersebut.     

***     

Setelah malam itu, semua pelayan yang melarikan diri dari bangunan Kun Ning dikubur hidup-hidup oleh Ratu. Bantal yang awalnya ingin digunakan olehnya untuk membekap darah dagingnya sendiri hidup-hidup. Bahkan telah dimantrai oleh dukun, kemudian dibakar sampai habis dengan menggunakan jimat roh jahat dan dengan api besar dari bubuk Yang Ming.     

Mungkin, karena tatapan mata elang yang tajam dari bayi kecil itu, atau karena kata 'pergi' yang diucapkan dengan tajam dan tak ada emosi apapun di dalamnya. Mentalitas Ratu Du Shu seketika berubah secara dramatis dalam semalam.     

***     

Tiga hari kemudian, seorang Raja biasa yang sangat-sangat biasa, lalu naik ke podium di tengah aula bangunan pusat. Ratu yang mengenakan mahkota phoenix Zhuluo Xiangyun dengan menggunakan jubah dan baju cantik, megah yang juga begitu berat ala Xia Pei. Setelah itu perlahan berjalan masuk dari luar aula bangunan pusat kerajaan, dengan diiringi suara para pengawal yang memanggilnya Ratu Yang Mulia.     

Mahkota yang ada di kepala Ratu adalah mahkota berbentuk phoenix, yang sungguh indah dengan beberapa mutiara berlapis emas dan menggantung di depan mahkota itu. Mutiara-mutiara itu bergoyang seiring dengan langkah kaki Ratu Du Shu.      

Di bawah mahkota phoenix, wajah Ratu yang cantik dan sempurna itu menunjukkan keanggunan dan kemewahan. Ratu Du Shu kemudian mengerutkan kening dan menatap tajam ke arah Raja yang sedang duduk di bangku berukir naga di tengah aula di sana.     

Kemudian, Ratu Du Shu mengibaskan jubah bermotif phoenixnya, berbalik, kemudian mengulurkan jemari putih dan lembutnya ke atas kepala. Dia lalu menurunkan mahkota phoenix yang bertahta mutiara, yang telah didapatkannya dengan susah payah dan penuh kelicikan.      

Bibir yang berlipstik merah itu tampak bergerak, lalu bibir itu terlihat menggertakkan gigi dan berkata dengan berat hati, "Saya akan mundur dari posisi saya sebagai Ratu, karena alasan putraku Xuanyuan Pofan!"     

Dengan cara seperti ini, Ratu Du Shu telah mendapatkan kembali cinta ibu, dan sifat kemanusiaannya. Dia bahkan telah mundur dari posisinya, dan memilih menyelamatkan bayi aneh enam bulannya, yang ditakuti dan tidak disukai oleh seluruh rakyat.     

***     

Waktu pun dengan cepat berlalu, lima tahun kemudian,      

Di waktu yang sama, di mana matahari bersinar dengan terang, Ratu Du Shu lagi-lagi berjalan masuk ke aula bangunan pusat dengan jubah bermotif phoenix yang sama seperti dulu. Dia berjalan selangkah demi selangkah untuk menuju ke depan bangku berukir naga, lalu berdiri di samping Raja. Namun, yang berbeda dari yang dulu adalah, mahkota phoenix yang biasa berada di kepalanya, saat ini ada di tangan Raja.     

Setelah berjalan sampai ke samping Raja, kemudian dia memasangkan lagi mahkota phoenix Zhuluo Xiangyun itu ke atas kepala Ratu Du Shu. Sekaligus mengumumkan kalau dia, Raja Xuanyuan Feng mengembalikan lagi posisi Ratu Du Shu sebagai Ratu kedua. Bersamaan dengan itu, dia juga menyesal atas semua kecaman dan hinaan dari rakyat, kepada bayi aneh enam bulan.     

Karena, pangeran Xuanyuan Pofan yang masih berumur seminggu, namun telah membuat langkah kerajaan Dong Xuan, perkembangan dan kemajuannya menjadi lebih cepat dari kerajaan Ding Lan, kerajaan Ding Bao, bahkan kerajaan Ding Anla.      

Karena kerajaan Dong Xuan berhasil mendapat gelar sebagai perwakilan daratan Liufeng. Hal ini bertujuan untuk mengalahkan dan memusnahkan pasukan penghancur dunia yang dipimpin oleh roh jiwa ketujuh Hun Luo.     

Kerajaan Dong Xuan yang awalnya berada di peringkat enam dari sembilan kerajaan tertinggi dan terhebat di daratan ini, kini telah berhasil naik ke peringkat tiga. Dia berhasil melampaui kerajaan Bei Yun yang awalnya peringkat ketiga dari kesembilan kerajaan. Bersama dengan kerajaan Lan Hai dan kerajaan Nan Yan, ketiga kerajaan ini pun dikenal sebagai tiga penguasa daratan Liufeng.     

Setelah itu, kerajaan Dong Xuan berkembang menjadi sangat luar biasa, lalu semakin banyak ahli terkenal dan kuat yang mengalir masuk ke Dong Yuan. Ratusan resimen tentara bayaran secara sukarela dipekerjakan, dan mau bergabung dengan kerajaan Dong Xuan.      

Mereka ditempatkan di gurun utara Dong Xuan yang dingin, yaitu wilayah barat tempat setan jiwa merajalela. Kemudian ada juga yang ditempatkan di wilayah timur dan selatan yang begitu ramai. Mereka ditempatkan untuk menjaga perdamaian kerajaan Dong Xuan selama bertahun-tahun, untuk melawan invasi dan serangan gelap dari wilayah kegelapan dan wilayah setan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.