Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tidak Mau! Tidak Mau! Aku Tidak Mau Memanggilnya Begitu!



Tidak Mau! Tidak Mau! Aku Tidak Mau Memanggilnya Begitu!

2"Kakak cantik, ini untukmu! Pelan-pelan makannya. Kalau belum cukup, aku akan minta ayahku membuatkannya lagi untukmu. Ayahku ini, meski orangnya tidak terlalu bisa diandalkan, tapi masakan buatannya masih sangat lezat sekali kok," kata bocah kecil itu sambil menaruh piring yang dipegangnya ke atas meja di depan Liuli Guoguo.     

"Hei! Bocah kurang ajar!" teriak Na Lanyan, dia juga sudah mau berdiri untuk memukul putranya yang cukup kurang ajar padanya itu. Tapi, sayangnya istrinya telah lebih dulu menarik bajunya untuk menghentikannya. Jadi, terpaksa dia hanya bisa duduk kembali sambil menahan semua emosi serta marahnya.     

"Em em! Terima kasih Dandan!" jawab Liuli Guoguo sambil tersenyum, lalu saat tangan putihnya yang kecil mau mengambil bakso ikan goreng itu lagi. Kemudian, baru saja dia mengulurkan tangan kecilnya, namun dirinya malah tidak berhasil menyentuh piring berisi bakso ikan itu sama sekali. Karena piring berisi bakso ikan goreng itu sudah hancur berkeping-keping sekarang.     

Bakso ikan goreng yang terlihat sangat indah dan lezat, saat ini telah berubah menjadi kepingan-kepingan yang sangat menjijikan. Mata Liuli Guoguo tiba-tiba langsung terbelalak dan seolah telah berubah menjadi seperti kucing dengan mata yang besar.     

"Panggil dia bibi," ucap Xuanyuan Pofan yang kemudian melirik ke bocah kecil yang berdiri di depan mejanya sambil menggertakkan gigi saat mengatakan ini. Suaranya juga terdengar begitu dingin.     

"Tidak mau! Aku mau memanggilnya kakak cantik! Kakak cantik memanggilku ayahku paman. Lalu, bagaimana aku bisa memanggil kakak cantik dengan panggilan bibi!" jawab bocah kecil itu sambil bertolak pinggang.      

Mata bocah itu kemudian menatap mata elang Xuanyuan Pofan, dan tanpa sadar mengucapkan semua kata ini. Seketika dia takut akan terbunuh oleh mata pria tua yang mengerikan itu. Jadi, dia pun langsung menoleh untuk menutupi ketakutannya pada pria tersebut.     

"Panggil dia bibi!" kata Xuanyuan Pofan sekali lagi yang masih saja mengatakan ini sambil menatap tajam ke arah bocah itu.     

Na Lanyan kemudian memandangi sahabat baiknya, lalu tanpa sadar dia membandingkannya dengan putra kecilnya yang begitu nakal dan kekanak-kanakan itu. Tanpa sadar juga, sudut bibirnya sekarang telah bergetar.      

Siapa yang bisa memberitahuku, kenapa sahabat baikku Raja Huayou yang terkenal sangat dingin dan begitu kuat. Bahkan tidak berperasaan dan berdarah dingin, serta tak kenal ampun ini, entah kenapa dia bisa jadi kekanak-kanakan begini. Ya Tuhan, aku benar-benar sudah tidak percaya dengan dunia ini! batin Na Lanyan.     

"Tidak mau tidak mau! Aku hanya mau memanggilnya kakak cantik! Kakak cantik!" kata bocah kecil itu tanpa kenal takut sedikitpun. Pada saat ini, hatinya kecilnya benar-benar kagum dan bangga akan keberaniannya sekarang ini. Karena dia bisa bertarung melawan pria tua itu hanya demi wanita yang dicintainya. Entah siapa yang bisa lebih berani dari dia yang sekarang ini.      

Xuanyuan Pofan pun menaikkan alisnya, lalu wajahnya sudah terlihat sangat muram tidak karuan, bahkan telah memancarkan aura menakutkan yang sangat besar. Mata elang itu kemudian beralih menatap Liuli Guoguo yang masih tercengang karena telah menatap bakso ikan goreng yang hancur.      

Xuanyuan Pofan kemudian mengulurkan tangannya, lalu menarik telinga kecil Luli Guoguo, setelah itu membungkuk dan membisikkan sesuatu ke samping telinga istri kecilnya. Dia berbisik dengan suara yang sangat pelan, yang hanya bisa didengar olehnya dan Liuli Guoguo.     

Begitu Liuli Guoguo mendengar ini, dia langsung menaikkan alisnya begitu tinggi, sampai dia sudah tidak peduli lagi dengan bakso ikan goreng yang hancur di depannya. Dia lalu beralih menatap Dandan yang ada di depannya, kemudian tersenyum dan berkata, "Dandan yang imut, kamu harus jadi penurut, ya! Sebenarnya, aku lebih suka kamu memanggilku bibi. Panggil aku bibi cantik!"     

Wajah kecil Dandan yang tadi tampak marah dan sombong, sekarang telah kembali menjadi lembut. "Kenapa? Aku tidak mau memanggilmu bibi!" ucapnya.     

"Karena jika memanggil bibi akan lebih terdengar intim dan sangat akrab. Seperti aku memanggil ayahmu. Aku padahal bisa memanggil ayahmu dengan sebutan kakak. Tapi, aku merasa lebih akrab jika memanggil paman. Jadi aku selalu memanggilnya paman," jelas Liuli Guoguo.     

Demi ucapan yang baru saja dibisikkan Xuanyuan Pofan pada Liuli Guoguo, dia pun langsung menenangkan hatinya dan berkata dengan serius seperti ini pada Dandan.     

"Benarkah?" tanya bocah kecil yang cerdik itu dengan masih tidak percaya. Maka dari itu dia bertanya lagi.     

"Em, tentu saja benar!" jawab Liuli Guoguo sambil mengangguk.     

"Baiklah, kalau begitu aku akan memaksa diriku sendiri untuk memanggil kakak dengan panggilan bibi!" kata bocah kecil itu yang kemudian mengiyakan setelah berpikir sejenak. Tidak ada yang tahu kalau dia tidak menyadari ketika saat itu Xuanyuan Pofan telah berbisik di telinga Liuli Guoguo.     

"Betulkah?" tanya bocah kecil itu lagi karena dia masih belum percaya, namun hanya dijawab dengan anggukan serta senyuman oleh Liuli Guoguo.     

Lalu, ketika bocah kecil itu kembali ke bangkunya sendiri, dia pun langsung menghela napas dan membatin, Karena wanita yang aku cintai ini ingin aku memanggilnya seperti itu, ya sudah aku hanya bisa menerima dan menurutinya. Wanita oh wanita, benar-benar sulit dimengerti.     

Sama seperti belum lama ini, ketika bocah kecil itu bangun di tengah malam dan melihat ayah dan ibunya yang saat itu tidur dengannya sedang bercinta. Ayahnya terlihat memukul pantat ibunya dan bersikeras minta ibunya itu memanggil ayahnya dengan sebutan 'sayang'. Sementara ibunya minta ayahnya memanggilnya 'Wanita cantik'.     

Biasanya, ayahku memanggil ibu 'istriku'. Kenapa ibu ingin sekali ayah memanggilnya 'wanita cantik' ketika sedang bercinta di ranjang? Huh! batin bocah kecil itu lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.