Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kakak… Berbaju Putih?



Kakak… Berbaju Putih?

0Tiba-tiba, terasa hembusan angin yang kencang datang. Pao Baobao merasa kalau tiba-tiba ada sosok putih muncul di matanya, lalu sosok itu langsung menutup matanya. Kemudian, terdengar jeritan pelayan yang bernama Qiu Ping itu begitu mengguncang telinganya.      

Sebenarnya, ada suara tulang patah saat itu. Hanya saja, tertutupi oleh jeritan Qiu Ping.     

Di depan, Pao Baobao menjatuhkan seorang pelayan yang matanya sudah naik ke atas. Kepala pelayan itu sepertinya telah dipisahkan dari tubuhnya, tapi lehernya masih terhubung dengan urat dan daging yang sangat kecil, seolah-olah lehernya telah diputar dengan begitu parahnya.     

Pengawal kesatu khawatir jika pemandangan ini menakut-nakuti gadis kecil itu. Dengan sekali hempasan tangannya, mata Qiu Ping yang yang membelalak dan memperlihatkan bahwa dia sudah mati pun langsung terhembus angin sehingga menutup. Baru setelah itu, pengawal kesatu baru membuka tangannya dari mata Pao Baobao.     

Kejadian ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat, dan hal itu membuat Pao Baobao tercengang. Ketika dia mau melepaskan tangan besar dan kasar yang menutupi matanya, tiba-tiba telapak tangan itu sudah lebih dulu menghilang.     

Begitu Pao Baobao membuka matanya, yang masuk dalam penglihatan matanya adalah Qiu Ping yang sudah tergeletak jatuh di lantai. Dia pun langsung menjerit, "Argh, dia, dia..." Pao Baobao sangat terkejut ketika melihat Qiu Ping yang terlihat lemas dan lesu di lantai. Qiu Ping ini, kenapa, kenapa pingsan dan jatuh di lantai begini? tanyanya dalam hati.     

"Jangan takut, dia sudah mengganggumu. Ini adalah balasan dan karma untuknya."     

Tiba-tiba terdengar suara berat dan rendah yang membuat Pao Baobao tersadar kembali dari keterkejutannya. Dia lalu menoleh, dan langsung melompat lagi karena terkejut, "Kakak… Kakak baju putih? Apa kamu yang memukulnya sampai pingsan?" tanyanya sambil mundur sedikit ke belakang. Saat itu juga, wajahnya pun langsung memerah karena malu.      

Ya Tuhan! Ternyata kakak berbaju putih yang tadi menutup mataku dengan tangannya! batin Pao Baobao.      

Eh? Memukul sampai pingsan? batin pengawal kesatu ketika mengulang kata-kata tersebut di dalam hatinya. Dia pun bingung, bagaimana harus menjawab pertanyaan dari gadis kecil itu karena melihat ekspresi wajah ketakutannya.     

Pengawal kesatu adalah pengawal Raja Huayou. Selama bertahun-tahun ini, dia sudah terbiasa menggunakan cara tercepat dan juga menggunakan bela diri dalam menyelesaikan masalah. Dia juga tidak pernah terlalu banyak bicara dalam menyelesaikan masalah.      

Namun sekarang, jika pengawal kesatu mengatakan yang sebenarnya kalau pelayan di depannya itu dipukul hingga lehernya hampir patah. Dia khawatir jika gadis ini akan takut padanya. Jadi, setelah berpikir sejenak, dia pun kemudian mengiyakan dengan bergumam, "Em."     

Pao Baobao mengedipkan mata aprikotnya yang bulat. Bola matanya yang tampak bening berputar, lalu dia pun berkata, "Pertama, terima kasih telah membantuku dan membelaku. Dia memang sangat jahat, dan sudah sepantasnya mendapatkan hukuman atas itu!"      

"Tapi, tapi, bukankah kamu terlalu kasar dan meledak-ledak dengan melakukan semua ini? Padahal, aku masih ingin memaki dan memarahinya lagi, hingga membuatnya minta maaf padaku! Karena bagaimanapun, dia telah menggangguku dan menyiksaku selama bertahun-tahun. Aku belum puas memakinya, tapi dia sudah pingsan seperti ini," keluh Pao Baobao.     

Eh, hush hush hush! Pao Baobao apa kamu ini bodoh, ya?! Omong kosong apa saja sih yang kuucapkan ini?! Apanya yang memaki kurang puas?! Bisa tidak sih kamu ini lebih lembut sedikit?! batin Pao Baobao.     

"Nona Pao Baobao, minta maaf adalah salah satu hal yang sangat tidak berguna di dunia ini. Jika suatu masalah sudah tahu akhirnya, maka satu kata 'maaf' ini, mana ada artinya lagi? Lebih baik menggunakan sikap yang realistis untuk membuktikan kenyataan yang sebenarnya."      

"Ada lagi, terlalu banyak berdebat dan bicara omong kosong dengan wanita seperti itu hanya akan menyia-nyiakan suara dan perasaan saja, benar-benar menyia-nyiakan hidup saja," kata pengawal kesatu kepada Pao Baobao dengan alis yang naik. Sebab, dia sudah terbiasa dengan sikapnya yang haus akan darah. Seketika, kebaikan gadis kecil itu membuatnya merasa kalau gadis itu sungguh lucu dan imut.     

Kakak berbaju putih sekarang membicarakan teori-teori besar ini padaku? batin Pao Baobao.     

"Aku, aku tidak setuju dengan sudut pandangmu!" kata Pao Baobao. Setelah mengatakan ini, dia langsung memegangi wajah kecilnya yang sedikit panas, lalu langsung berlari ke arah dapur.      

Ya ampun! Huwaaaahh! Kakak berbaju putih menutup mataku dengan tangannya, membantuku memberi pelajaran kepada Qiu Ping! Bicara banyak hal juga padaku! Kenapa dia begitu baik padaku, sih?! Aku bisa-bisa masih terlalu bersemangat walaupun jika aku harus pergi ke neraka! Huwahhh! gumamnya dalam hati.     

Pengawal kesatu pun seketika langsung bingung ketika melihat sikap gadis kecil itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.