Menarik Perhatiannya
Menarik Perhatiannya
Segerombolan murid-murid kelas Jianjia pun langsung diam dan segera memalingkan kepala mereka ke depan. Mereka lalu menegakkan pinggangnya, menegakkan posisi duduknya, bahkan udara pun di sana pun ikut menjadi hening. Guru Li kemudian melirik ke Liuli Guoguo sambil menyipitkan matanya.
Sebenarnya, dari pelajaran sebelumnya tadi, guru Li melihat Liuli Guoguo yang begitu serius dalam mendengarkan pelajarannya. Liuli Guoguo bahkan mencatat beberapa catatan penting pelajaran itu dengan sangat serius. Kesan dan pemikirannya mengenai Liuli Guoguo pun mulai berubah. Pada saat ini, dia juga melihat wajah Liuli Guoguo yang sebenarnya, tidak tahu kenapa, dia jadi gemetaran.
Istri Raja Huayou ini kelihatan sangat polos, lembut dan imut. Guru Li seolah tidak melihat sifat dan karakter buruk yang biasa dipunyai anak-anak dari keluarga pejabat atau keluarga berstatus sosial tinggi lainnya. Gadis satu ini bisa diajari jadi murid yang sangat baik, batinnya.
Liuli Guoguo baru bisa menghela napas lega setelah melihat semua orang tidak lagi melihat dan membicarakannya. Dia kemudian menepuk-nepuk dada kecilnya karena merasa lega. Aduh, benar-benar menjengkelkan sekali. Jika aku hanyalah orang biasa yang lewat saja, pasti bagus sekali, batinnya.
Pao Baobao yang ada di belakang Liuli Guoguo, setelah itu menepuk pundak Liuli Guoguo, dia mencoba untuk menghibur dan menenangkannya. Kemudian dia memanyunkan bibirnya, dan juga merasa kalau Liuli Guoguo yang seperti ini memang terlalu menarik perhatian.
Kelihatannya, menjadi istri seorang tokoh besar itu bukanlah hal yang tenang dan menyenangkan. Ketika berjalan kemana pun, mengatakan apa pun, bahkan ketika melakukan segala sesuatu. Pasti tatapan mata yang lainnya akan terus memperhatikan dan membicarakannya. Jika berpikir seperti ini, Pao Baobao merasa kalau Liuli Guoguo cukup kasihan.
Li Jinyang yang ada di sisi kiri Liuli Guoguo juga cukup lama baru bisa tersadar dari lamunannya. Tiba-tiba seperti ada yang terlepas dari hatinya, yang memang bukan miliknya. Dia kira kalau Liuli Guoguo berwajah jelek, tapi mata besar, bulat dan jernih itu benar-benar sangat menarik perhatiannya.
Li Jinyang kira kalau Raja Huayou bisa menyukai hal buruk dari Liuli Guoguo karena ada tujuan lain. Jadi dari awal, dia mengira kalau dirinya masih punya kesempatan untuk mendapatkan Liuli Guoguo. Tapi, setelah tahu wajah aslinya Liuli Guoguo sekarang. Sebaliknya, dia merasa semuanya yang dia harapkan jadi sia-sia saja. Pemikirannya dulu pun menjadi terasa sangat konyol dan menggelikan.
Jika Li Jinyang adalah Raja Huayou yang juga mempunyai wanita yang seperti ini. Dia pasti tidak akan pernah melepaskannya. Jadi karena itulah, bagaimana mungkin dia ini berhak untuk berkhayal memiliki Liuli Guoguo. Bahkan, dia saja tidak berhak dan tidak pantas untuk menyukainya.
Dengan pemikiran seperti ini, akar perasaan yang baru tumbuh di hati Li Jinyang pun mati langsung di tanah, karena merasa dia merasa tidak pantas untuk Liuli Guoguo. Setelah memikirkan semua ini, tidak tau kenapa dia tiba-tiba teringat kembali dengan adegan di mana Lin cantik mencium dirinya. Aroma manis dan wangi di diri Lin cantik, bekas kecupan bibir Lin cantik di pipinya, begitu hangat dan lembut.
Li Jinyang langsung menampar dirinya sendiri dan memaki dirinya sendiri dalam hati, Gila! Dia pun tidak ingin membiarkan dirinya melamun dan berpikiran yang aneh-aneh lagi.
***
Pada saat yang sama, di kota Yun Wu,
Xuanyuan Poxi sudah mau muntah rasanya ketika meneguk banyak sekali teh, tapi sayangnya dia tetap saja tidak melihat sosok kakak cantik bagai dewi yang selalu dipikirkannya itu. Dua jam sudah berlalu, namun waktu terasa berputar sangat lambat.
Barusan, para pelayan cantik paviliun Lan Sang menghidangkan sepiring manisan yang berhubungan dengan durian. Sial sekali! Aku padahal sudah meneguk teh begitu banyak, tapi kenapa bau durian yang menjijikan ini masih saja tidak hilang. Benar-benar membuatku menderita saja, batinnya.
"Pangeran Xuanyuan Poxi, kenapa tidak makan? Apa jangan-jangan pangeran Xuanyuan Poxi tidak suka durian, ya? Kalau begitu, aku akan menyuruh orang untuk menghidang kan manisan yang lain," kata Hong Yun bersiap memanggil pelayan yang lain.
"Eh eh eh, tidak usah. Aku, aku, aku suka kok. Suka kok!" kata Xuanyuan Poxi sambil melirik ke beberapa manisan durian di atas piring. Dia pun memberanikan diri untuk mengambil sebuah bolu durian. Menarik napas sedalam-dalamnya, lalu memasukkan bolu itu ke mulutnya.
Kalau kakak cantik bagai Dewiku saja suka memakannya, aku juga harus belajar suka memakannya! Kalau tidak, bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan kakak secantik Dewi itu! batin Xuanyuan Poxi.
Hong Yun dan Cheng Xiang kemudian saling memandang, lalu tersenyum dan tak mengatakan apapun.