My Husband from My First Love

bercinta dengan cinta,(adult)



bercinta dengan cinta,(adult)

2"sayang, bolehkah aku menanyakan sesuatu?" tanya Sinta, dia menatap kearah Daffin.     

"apa itu sayang?" jawab Daffin, dia mengecup puncak kepala Sinta dan menghirup bau harum dari rambutnya.     

"bisakah kamu menjelaskan kenapa Laura bisa ada di kantor kamu? terus kenapa kalian saling berpegangan tangan, aku ... aku masih sangat penasaran sayang," ucap Sinta, dia berada didalam pelukan Daffin.     

ada tempat duduk santai di balkon.     

Daffin mengajak Sinta untuk duduk disana, karena itu adalah sofa lembut yang ternyata balkon itu bisa di tutup, jadi jika hujan mereka tidak akan kebasahan, seperti kaca otomatis Sinta dan Daffin bisa tidur disana juga.     

Sinta dan Daffin pun duduk dan Daffin tidak ingin melepaskan Sinta dari pelukannya.     

"sayang, kamu belum menjawab pertanyaan aku," Sinta bertanya lagi.     

Daffin tersenyum senang karena Sinta akhirnya mau menanyakan ini padanya.     

"akhirnya kamu menanyakan juga, aku sangat senang sekali sayang," ucap Daffin dan melanjutkan ucapannya "aku juga tidak tahu kenapa Laura bisa tahu kantor aku dan kedatangannya juga aku benar-benar tidak tahu sayang, dia tiba-tiba masuk ke ruangan aku dan meminta untuk merajut kembali hubungan kita tapi aku menolaknya dengan tegas bahkan dia menggoda aku dengan semua trik dia yang dia mengira aku akan tertarik dan akan jatuh ke pelukan dia, hahahha ... wanita licik semacam itu sudah banyak aku temui dibelahan bumi manapun jadi aku tidak tertarik sama sekali, bahkan saat melihat bagian tubuhnya yang sengaja dia perlihatkan untuk menarik perhatian aku, aku tidak merasakan apapun, hanya saat bersama kamu saja sayang, aku langsung ingin memakan kamu, hehehehe ...," Daffin terkekeh sendiri dan tangan nakalnya malah menyentuh dua gundukkan kenyal milik Sinta dan mer*masnya.     

"ahhh, kamu nakal sayang!" teriak Sinta karena dia sangat terkejut.     

"hahahha, yang aku suka hanya milik kamu sayang tidak ada yang lainnya," Daffin tertawa sangat keras.     

Sinta pun ikut tertawa dan wajahnya memerah karena malu.     

"kamu mesum, sayang! aku ... aku jadi takut dekat dengan kamu, hehehhehe," ucap Sinta dan dia menyilangkan tangannya di dada.     

"hahahhaha, bukannya kamu menyukainya juga sayang, hhhmm ...," jawab Daffin dia tertawa tiada henti.     

"aku ... aku, ahhh aku malu! sayang jangan mengatakan itu lagi, lebih baik kamu lanjutkan cerita kamu lagi ya!" ucap Sinta dan dia masih tertawa.     

"baiklah, aku lanjutkan lagi ya! dia terus menggoda aku dan aku mengusirnya pergi, lalu dia memegang tangan aku dan kamu melihatnya dan ada yang pura-pura tidak marah, bersikap sebagai istri yang menurutnya baik padahal hatinya terbakar api cemburu, ya kan?" ucap Daffin, dia tertawa keras.     

"hahahhaha ... aku tidak suka kamu seperti itu, lain kali jangan bersikap baik seperti itu lagi ya sayang?"     

Sinta mengangguk dan menjawab "baiklah, karena kamu yang memintanya aku akan menjadi penjaga kamu, supaya suamiku yang tampan ini tidak didekati wanita-wanita genit itu lagi, ya kan?" ucap Sinta, dia tertawa cekikikan.     

Daffin merasa bahagia karena melihat Sinta tertawa lagi dah kemarahannya sudah hilang, mereka kembali seperti biasa lagi tapi kali ini jauh lebih dari luar biasa.     

Daffin memeluk Sinta dan mencium pipinya dengan lembut.     

"sayang, jadi mulai sekarang jangan membahas surat kontrak itu lagi, dan kamu juga harus ingat ya! kamu itu adalah istri sah dari Daffin Narendra dan nyonya muda dari keluarga Narendra. Tidak ada kata perceraian dan tidak ada lagi batas waktu untuk pernikahan kita, kamu mengerti sayang?" ucap Daffin, dia menegaskan jika mulai saat ini hubungan mereka sudah benar-benar resmi menjadi suami istri tanpa ada ikatan surat kontrak lagi, jadi mereka bisa mengeluarkan isi hati mereka masing-masing dan tidak ada lagi memendam perasaan satu sama lain lagi.     

"jadi sekarang aku bebas mengatakan hal apapun sama kamu sayang? walaupun aku sedikit terus terang, kamu tidak akan marah kan?" tanya Sinta, dia ingin meyakinkan dirinya sekali lagi.     

"iya katakan saja apa yang kamu ingin katakan, tidak perlu sungkan dan takut lagi, aku lebih suka kamu yang jujur dan jadilah diri kamu sendiri, karena aku mencintai kamu dengan kamu yang sebenarnya bukan Sinta yang menjadi orang lain," ucap Daffin, dia memeluk erat Sinta dalam dekapan tubuhnya, pelukan yang berbeda dengan yang biasa dia rasakan.     

Daffin merasakan saat ini dia sudah memiliki Sinta baik tubuhnya dan juga hatinya.     

Sinta membalas pelukan Daffin dan memeluknya sangat manja.     

perasaan bahagia mengalir didalam hatinya, dia merasakan jika cinta Daffin untuknya saat ini benar terasa nyata untuknya.     

Sinta tidak ingin melepaskan pria tampan yang sudah menjadi suaminya dan juga pria yang mengatakan jika dia mencintainya.     

"sayang, terima kasih untuk semuanya, aku benar-benar merasa bahagia malam ini, aku tidak menyangka bisa mendapatkan cinta kamu, aku ... aku ... merasa sangat bersyukur bisa memiliki suami seperti kamu," ucap Sinta, wajahnya memerah dan dia menatap wajah Daffin yang tepat berada didepannya saat ini.     

Sinta tersenyum dengan lembut dan dari senyuman itu terlihat ada cinta untuk Daffin, Daffin merasakan detak jantungnya berdetak semakin cepat, dia ingin berteriak dan mengatakan ke seluruh dunia jika dia sangat bahagia.     

"sayang, aku cinta kamu, sangat mencintai kamu," ucap Daffin dan dia mengecup kening Sinta dengan lembut.     

"aku juga cinta kamu sayang," jawab Sinta dan dia langsung mencium bibir Daffin.     

Daffin merasakan desiran yang diseluruh aliran darah didalam tubuhnya.     

ciuman ini berbeda dengan biasanya, karena ciuman ini dilandasi dengan cinta bukan nafsu belaka.     

Sinta melepaskan bibirnya dan tersenyum nakal, dia mendekati telinga Daffin dan berbisik "sayang, aku menginginkan kamu, bolehkah aku memiliki kamu malam ini," ucap Sinta, dia menarik wajahnya dan mengedipkan mata genitnya.     

Daffin membalas kedipan mata Sinta dan menjawab "tentu saja, malam ini aku milik kamu sayang, aku cinta kamu sayang, sangat mencintai kamu."     

setelah selesai bicara, Daffin langsung mencium bibir Sinta dengan lembut, dia melakukannya secara perlahan dan menikmatinya percintaan mereka dengan penuh cinta.     

bercinta dengan cinta sungguh terasa berbeda lebih indah dan juga sangat menakjubkan untuk Daffin dan juga Sinta.     

"mmm ... sayang, apakah kita akan melakukannya disini?" tanya Sinta yang berusaha melepaskan bibirnya dari bibir Daffin. pakaiannya sudah menghilang dan hanya tubuh polos yang sudah berada dibawah tubuh Daffin.     

"kamu mau pindah sayang?" tanya Daffin dengan lembut, tangannya membantu merapihkan rambut Sinta yang berantakan.     

"disini jauh lebih indah tapi, nanti kalau ada yang melihat bagaimana? aku ... aku sangat malu, sayang!"     

"hehehe, disini tidak akan terlihat siapapun, diatas. itu dilapisi kaca tembus pandang, jadi orang luar tidak akan melihat kita tapi kita bisa melihat mereka, jadi kamu tenang saja ya sayang, ini sudah aku atur supaya kamu bisa tidur sambil memandang langit malam uang indah," ucap Daffin, dia menjelaskan semuanya.     

Sinta mengerti sekarang, dia memang menyukai tempat ini.     

dia langsung mendorong kepala Daffin dan mencium bibirnya lagi.     

Daffin mengerti maksud Sinta dan mereka melanjutkan percintaan mereka hingga mereka merasakan kepuasan satu sama lain.     

setengah jam berlalu.     

Sinta dan Daffin sudah basah oleh keringat dan mereka sudah berada di puncak dunia cintanya yang jauh lebih indah dari biasanya.     

"ahhh ... sayanghhhh, aku tidak tahan lagi, hummm ... bolehkan aku melakukannnya?" tanya Sinta yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi, dia ingin melakukan pelepasan terakhirnya.     

dengan suara terengah-engah dan keringat sudah membanjiri tubuhnya Daffin menjawab " hahh ... ahhh, iyahhh sayanghhh, kamuhhh bisa melakukannyahh. katakan jika kamu mencintai aku, ayohh sayanghh!" perintah Daffin, dia ingin mendengar Sinta mengatakan cintanya saat pelepasan terakhirnya.     

"ahhh ... iyahhh sayanghhh, akuhh ... uuhh ... akuhhh ... cintahh ... kamuhh Daffin, ahhh ... aku cintahh kamuhh," ucao Sinta, dia berteriak sangat keras dan melakukan pelepasannya.     

Daffin tersenyum senang dia pun emnyusuk Sinta dan melakukan hal yang sama seperti Sinta, terus mengatakan jika dirinya sangat mencintai Sinta.     

Sinta merasakan tubuhnya lemas semua setelah melakukan pelempasannya, dia pun terkulai lemas dan tangan untuk memegang leher Daffin pun terlepas.     

nafas Sinta yang berat membuat suaranya masih terdengar seksi dan sangat menggoda     

Daffin menghempaskan kepalanya disebelah telinga Sinta, nafasnya masih terengah-engah dan suaranya terdengar sangat berat.     

Daffin berbisik ditelinga Sinta "i love you honey, aku sangat mencintai kamu, sangat mencintaimu sayang," ucap Daffin dengan suara berat dan sangat seksi.     

Sinta membuka matanya dan menoleh, dia melihat wajah Daffin yang berada tepat disebelahnya dan berkata "jangan bohongi aku sayang, aku sudah mempercayakan hati ini untuk kamu, aku mohon jaga hati ini ya sayang!"     

"iya, aku akan menjaga hati kamu dan hatiku hanya untuk kamu seorang tidak ada yang lainnya," ucap Daffin, dia mengecup kening Sinta dan turun dari atas tubuhnya.     

Daffin berbaring disebelah Sinta dan menarik selimut yang ada disana, menutup tubuh polos mereka berdua dan Sinta langsung mendekati Daffin, dia mencari posisi ternyaman didalam pelukan Daffin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.