pesta pertunangan (part 1)
pesta pertunangan (part 1)
Sinta kembali tertidur.
waktu pun cepat berlalu waktu pun masuk hampir sore hari.
ponsel Sinta pun berbunyi.
Drrrttt ... drrttt ...
Sinta yang sedang tertidur pulas pun terkejut, dia pun mulai membuka matanya, menggosok matanya dan melihat kearah jam dinding.
jam itu sudah menunjukkan pukul tiga sore.
Sinta menguap dan berusaha untuk duduk bersandar dikepala tempat tidur.
Sinta mencari ponselnya yang sejak tadi berbunyi.
"uuhhmm ... dimana ponsel aku? semalam aku menaruhnya dimana ya?" ucap Sinta sambil mencari ponsel itu dan dia akhirnya menemukan di dalam laci meja nakas sebelah tempat tidurnya.
Sinta melihat ID pemanggil nya dan itu dari Bu Ratna.
"uuhhmm ... Bu Ratna? ada perlu apa ya dia menelpon aku?" ucap Sinta sambil menggaruk kepalanya.
menekan tombol 'ok' dia pun langsung menjawab.
"halo, Bu!"
Bu Ratna langsung merasa senang saat Sinta menjawabnya.
"halo sinta? kamu dimana sekarang?"
Sinta menguap dan menjawab "aku di rumah, ada apa Bu? kenapa ibu terdengar sangat panik?" tanya Sinta dengan polosnya.
"apa? Sinta kamu masih di rumah? aduh, bagaimana ini? apakah kamu lupa kalau hari ini kamu harus datang ke acara pertunangan pak Jeff, saya sudah menunggu kamu! aduh Sinta, ayo cepat kemari, nanti Bu Vivian bisa marah jika kamu tidak datang!" ucap Bu Ratna, dia bingung karena dia juga dalam keadaan tidak menguntungkan. Dia hanya pekerja rendahan dan hanya bisa menuruti apa kata bos nya.
Sinta menepuk dahinya dan berkata "ya tuhan, aku melupakannya. Tapi Bu, aku tidak bisa kesana, bagaimana ini?" ucap Sinta, dia dilarang pergi kesana oleh Jeffery dan juga oleh Daffin.
dia tidak mau melanggar perintah Daffin, karena Sinta takut Daffin marah lagi padanya.
Bu Ratna langsung menggigil ketakutan, dia takut dipecat dari pekerjaannya karena dia sangat membutuhkan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan keluarganya karena dia adalah tulang punggung untuk kehidupan anak-anak nya dirumah.
"Sinta, bisakah kamu mengusahakannya untuk datang kemari? saya mohon Sinta! kalau kamu tidak datang, nanti nasib masa depan pekerjaan saya bagaimana? kamu tahukan saya ini sangat membutuhkan pekerjaan ini!" ucap Bu Ratna, dia pun mulai menitikkan air matanya.
"Sinta, saya mohon! bantu saya sekali ini saja, kamu harapan saya Sinta, saya mohon!" pinta Bu Ratna dan dia air mata pun semakin mengalir deras.
Sinta merasa bingung, dia bingung apa yang harus dia lakukan.
Sinta yang baik hati, tidak tega saat mendengar ada orang menangis dan memohon padanya apalagi dia juga pernah berada dalam posisi ini.
Sinta berfikir sejenak, dia harus bertanya pada Daffin terlebih dahulu.
"ehhhmm ... baiklah Bu, tapi aku mau berpikir dulu sejenak, nanti aku hubungi ibu lagi, masalahnya aku sedang berada di rumah sakit jadi, aku tidak bisa meninggalkan nenek." ucap Sinta, dia beralasan semacam itu agar Bu Ratna tidak mencurigainya.
"oh, baik Sinta! saya tunggu kabar baik dari kamu, saya harap kamu mau membantu saya. baiklah saya mau melanjutkan pekerjaan saya lagi," ucap Bu Ratna, dia pun mengakhiri panggilannya.
Tut ... Tut ... Tut..
panggilan pun berakhir, Sinta merasa bingung dan dia harus berbuat apa.
Sinta mencoba menelpon Daffin.
tapi ponsel Daffin sedang tidak aktif, Sinta terus menerus menelponnya tapi masih tidak aktif.
"Aduhh, kamu pasti sedang sibuk ya! bagaimana ini? aku harus bagaimana?" ucap Sinta sambil memijat dahinya.
Bu Ratna mengirim pesan dan terus mendesaknya.
"ya tuhan, apa yang harus aku lakukan? aku tahu ini adalah jebakan nyonya Vivian dan pasti aku akan dipermalukan disana, tapi jika aku tidak datang, aku akan sangat bersalah pada Bu Ratna. Aduhh ... Daffin juga sedang tidak aktif, dia sedang meeting dan tidak bisa diganggu, jadi bagaimana ini ya?" ucap Sinta, kepalanya terasa sakit dan bingung harus melakukan apa saat ini.
karena Sinta tidak bisa tega pada Bu ratna, akhirnya dia pun bangun dan langsung mengenakan pakaiannya, dia bersiap untuk pergi ke tempat acara itu.
Sinta turun dan memakan sedikit makanan karena dia sangatlah lapar, setelah selesai, Sinta mengirim pesan ke Daffin dan mengatakan jika dia terpaksa pergi ke acara jeffery karena dia tidak tega dengan Bu Ratna.
isi pesan itu adalah.
"sayang, aku dari tadi sulit menghubungi kamu, jadi aku kirim pesan ini saja, aku pergi ke tempat acara pertunangan Jeffery, aku tahu ini pasti jebakan yang dibuat nyonya Vivian dan pak Mark, tapi aku tidak tega dengan nasib Bu Ratna, sayang aku mohon jangan marah ya! aku sayang kamu, (E-motion kiss)"
Ting ...
pesan pun terkirim, Sinta berjalan keluar dan ojek online yang dia pesan pun sudah datang.
Sinta menaruh kembali ponselnya ke dalam tas dan sebelum menaruhnya dia mengecek pesanannya dan ternyata masih ceklis satu, ponsel Daffin masih belum aktif.
Sinta menghela nafas pendek dan berkata "huft, masih belum aktif, mudah-mudahan kamu tidak marah sama aku ya sayang!" ucap Sinta, dia pun menyimpan ponselnya ke dalam tasnya.
dia naik ojek online dan berjalan menuju hotel tempat dimana acara pertunangan Jeffery akan segera diselenggarakan.
perasaan Sinta saat ini tidak merasakan ada kesedihan ataupun tidak rela.
Sinta menghela nafas panjang dan berkata didalam hatinya "sepertinya aku sudah bisa melupakan jeff, mungkin karena sudah jatuh cinta pada Daffin jadi aku bisa menghilangkan perasaan ini untuknya, rasanya aku bisa melepaskannya kali ini, aku pasti baik-baik saja jika harus melihat dia bersama Amanda bersanding diacara nanti, uuumm ... kenapa aku tiba-tiba merindukan Daffin ya?" gumam Sinta, dia membayangkan wajah tampan Daffin yang tersenyum padanya, memeluknya dengan penuh kasih sayang.
Sinta tersenyum sendiri dan tidak lama kemudian, dia pun sampai didepan gedung hotel yang dia tuju.
Sinta pun turun dan segera masuk ke dalam.
Sinta mencari lantai dimana acara itu diselenggarakan, Sinta melihat banyak bucket bunga yang berjejer dan semua mengucapkan selamat untuk Jeffery dan juga Amanda.
mungkin jika itu dia yang ada dimasa lalu, Sinta pasti akan merasakan hatinya sangat sakit saat melihat ini semua, tapi kali ini, dia merasa perasaannya biasa saja dan terlihat jika hatinya benar-benar sudah yakin untuk melepaskan Jeffery.
Sinta menyentuh salah satu bucket bunga itu dan berkata "selamat ya Jeff, semoga kamu bahagia bersamanya, sama seperti aku yang sudah merasa bahagia bersama Daffin!" ucap Sinta, dia tersenyum dan pergi meninggalkan tempat itu, dia masuk ke dalam lift dan berjalan menuju tempat yang Bu Ratna katakan padanya.
dari belakang, ada seseorang yang menyeringai jahat dan berkata "kena, kamu Sinta! kali ini kamu tidak akan bisa lolos, malam ini kamu akan merasakan namanya sakit ditinggalkan oleh Jeffery dan Jeffery tidak akan pernah peduli lagi kepada kamu, dia akan mencampakkan kamu!" ucap nyonya Vivian, dia tertawa puas dan setelah itu, dia pun berjalan pergi menuju kamar hotelnya, untuk mempersiapkan dirinya, berdandan cantik dan tidak boleh ada yang kurang sedikitpun.