My Husband from My First Love

menjatuhkan Daffin.



menjatuhkan Daffin.

0setelah Sinta dan Daffin pergi meninggalkan acara itu.     

Mark merasa sangat kesal dengan tingkah Daffin yang begitu sombong.     

menurutnya Daffin hanya anak muda yang belum memiliki pengalaman apa-apa dan untuknya dia tidak perlu takut padanya.     

Hendri datang mendekati Mark dan menepuk bahunya dari belakang.     

"Mark, apa yang dikatakan bocah sombong itu?" tanya Hendri yang tidak menyukai kesombongan Daffin sejak pertama mereka bertemu.     

"dia mengancam ku karena aku memarahi seorang pelayan dan pelayan itu adalah wanita miliknya! ciih ... anak sombong itu seleranya sangat rendah sekali, menyukai pelayan rendahan semacam itu!" ucap Mark sambil mengepalkan tangannya, dahulu Jeffery seperti itu dan sekarang Daffin.     

Mark merasa jika Sinta memiliki daya pikat yang luar biasa selain dari wajah cantiknya itu.     

"dia begitu sombongnya mengancam kamu Mark? hahahha ... dia anak yang baru saja memimpin perusahaannya dan tanpa memiliki pengalaman, aku yakin jika perusahaan itu pasti akan hancur ditangan anak sombong dan terlihat manja semacam Daffin, sungguh kasihan nasib pak Wijaya. memiliki cucu satu-satunya tapi tidak berguna sama sekali," ucap Hendri dan dia tertawa terbahak-bahak. Dia meremehkan kemampuan Daffin, mereka tidak tahu jika Daffin sangat hebat dalam berbagai hal, hanya saja dia belum menunjukkan kartu As miliknya saat ini.     

Mark ikut tertawa dan merasa tidak merasa khawatir dengan ancaman Daffin, dia tidak takut walaupun Daffin menarik investasinya dari perusahaan nya karena masih ada calon besannya yang akan membantunya.     

"kamu benar Hendri, kenapa kita harus takut dengan bocah semacam dia, bahkan dia belum mengerti tentang bisnis dan sudah terlihat sangat sombong. setelah ini , kita adakan pertemuan dan membuat sebuah kesempatan untuk melawan perusahaan the golden Investment coorporation. sudah bertahun - tahun, kita tidak bisa mengalahkan perusahaan itu karena kakeknya yang sangat hebat, tapi melihat cucunya yang berbeda dengannya, kita dengan mudahnya bisa mengalahkannya. Hendri, terima kasih sudah mengingatkan aku untuk tidak khawatir tentang dia!" ucap Mark, dia tertawa bersama Hendri dan mengobrol bersama dengan gembira.     

Jeffery merasa muak melihat kedua orang tuanya, mereka sengaja menyuruh Sinta untuk menjadi pelayan di acaranya dan hampir saja Sinta akan disakiti lagi oleh kedua orang tuanya.     

Tapi saat melihat Daffin datang menyelamatkan Sinta membuat Jeffery sedikit lebih tenang, walaupun dia merasa sangat cemburu tapi dia harus berterima kasih kepada Daffin, tanpa dia. mungkin saja Sinta akan merasa ketakutan dan pasti dia akan dipermalukan di acaranya hari ini.     

Jeffery dia membatu, dia sudah tidak bersemangat lagi dengan acara ini, dia pun meminta izin dan pergi dari acara itu.     

Amanda yang sudah mengetahui hubungan Jeffery dan Sinta di masa lalu membuat Amanda merasa sangat cemburu dan bertekad Ingin menguasai Jeffery seutuhnya dan untuk Daffin.     

Amanda hanya ingin menikmati tubuh seksinya dan wajah tampannya Daffin yang pasti jika diatas tempat tidur pasti akan sangat memuaskannya.     

Amanda mulai membayangkan jika dia bersama Daffin yang sangat menggairahkan, wajah tampan namun dingin begitu menggodanya dan ingin sekali menaklukannya.     

Amanda tersenyum sendiri dan terus memikirkan tentang Daffin yang bercinta dengannya.     

"Daffin, aku harus mendapatkan kamu, satu malam saja Daffin, ahhh ... pasti kamu sangat seksi dan juga tampan, bibir kamu pasti sangat lembut Daffin!" ucap Amanda dan terus tersenyum sendiri, tiba-tiba dia mengingat senyum Daffin yang sangat tampan tapi senyuman itu hanya untuk pelayan murahan itu, Amanda menjadi kesal saat mengingat itu semua.     

dia mengepalkan tangannya dan berkata "sialan, kenapa wanita itu lagi! dulu menggoda Jeff dan sekarang Daffin pun dia goda, ahhhh ... dia memang cantik tapi sangat kampungan, apa bagusnya dia sih?!" umpat Amanda dia merasa sangat kesal pada sinta, dia ingin sekali melenyapkannya dan hanya dialah yang paling cantik dikota ini. jika tidak ada Sinta maka kedua pria tampan itu pasti akan meliriknya dan mau menerimanya.     

Amanda sadar jika Jeffery tidak mencintainya karena dia melihat tatapan Jeffery untuk Sinta terlihat penuh dengan cinta berbeda saat menatap dirinya.     

"sial! wanita itu, ahhh ... aku harus segera melenyapkannya, awas saja kamu Sinta, aku benar-benar tidak menyukainya, sangat tidak menyukainya!" ucap Amanda dan dia pun terus menaruh dendam kepada Sinta, padahal Sinta tidak pernah berbuat apapun padanya.     

karena iri dan dengki membuat Amanda semakin menggila dan tidak puas jika ada wanita cantik semacam Sinta yang berusaha menyaingi nya.     

sementara Amanda yang sibuk membenci Sinta dan ayahnya Hendri dan Mark sedang membicarakan keburukan Daffin.     

orang yang sedang dibicarakannya saja terlihat santai dan menikmati perjalanannya berdua dengan penuh cinta.     

****     

sementara itu.     

di dalam mobil.     

Sinta yang menyandarkan kepalanya di bahu Daffin sambil memeluknya, dia merasa nyaman dan sudah sangat terbiasa dengan kehadiran Daffin yang membuat dirinya merasa selalu ingin berada disampingnya.     

Daffin tersenyum dan setiap berhenti di lampu merah, dia langsung mencium Sinta dimana pun yang dia inginkan.     

"sayang, kamu baik-baik saja kan?" tanya Daffin sambil mengusap rambut Sinta.     

"iya, sayang! aku hanya merasa sangat bahagia bisa memeluk kamu sayang, ngomong besok jadi kan kita jalan-jalan atau kita ...., eh tunggu sebentar? ini bukan jalan pulang kan sayang? kita mau kemana?" tanya Sinta dan dia langsung menegakkan kepalanya dan melihat kearah jalan.     

"sayang kembali kemari! jangan menjauhi aku, ayo sini sayang!" panggil Daffin sambil tersenyum.     

Sinta tersipu malu dan kembali memeluk Daffin.     

"sayang, kamu belum menjawabnya, kita mau kemana memangnya?" tanya Sinta yang masih sangat penasaran.     

"bukannya kamu ingin jalan- jalan ya kan?"     

"eh ... tapi ini sudah sangat larut sayang, kita kan bisa berangkat besok!" ucap Sinta yang masih belum mengerti tentang Daffin.     

"sayang, kita pergi ke hotel pinggir pantai, nanti kita melihat matahari terbit, pasti sangat indah. aku ingin melihatnya berdua dengan kamu sayang," jawab Daffin, matanya masih fokus melihat kearah depan Karena dia mengemudi sendiri.     

Sinta sekarang mengerti jadi dia tidak berani menanyakannya lagi.     

"sayang, aku ... aku seperti hari Senin nanti akan terkena masalah lagi di kantor, bagaimana ini ya?" ucap Sinta dengan bingung, dia takut terkena marah nyonya Vivian yang terus menerus menargetkan dia dan menyakitinya secara terus menerus.     

"kamu tenang saja, aku akan melindungi kamu dan kamu jangan masuk kerja lagi karena aku sudah mendapatkan jawaban tentang kontrak itu."     

Sinta terkejut, bahkan dia tidak percaya dengan ucapan Daffin.     

"sayang, kamu jangan bercanda lagi, aku ... aku ... aku rasa ini tidaklah lucu!" ucap Sinta.     

"sayang! apakah suami kamu ini pernah berbohong? kamu meragukan kemampuan suami kamu ya!" ucap Daffin dengan nada kecewa.     

"ehh ... sayang, aku hanya bercanda sayang, tolong jangan marah!" ucap Sinta yang langsung merasa panik.     

Daffin menahan tawanya, dia masih mau memanfaatkannya untuk bisa mendapatkan ciiuman manis dari Sinta.     

Daffin tersenyum evil dan berkata "aku tidak akan marah asalkan, kamu cium aku dulu!" ucap Daffin sambil menunjuk kearah bibirnya.     

Sinta tersenyum dan menahan tawanya.     

"sayang, kamu semakin hari semakin seperti anak kecil. jika aku mencium kamu saat ini, sangat berbahaya. nanti saja setelah kita sampai ya!" ucap Sinta, dia hanya mencium pipi Daffin sekali dan menyembunyikan wajahnya di dada Daffin yang dia peluk sejak tadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.