merobek surat kontrak
merobek surat kontrak
Daffin mengerti perasaan Sinta, kegagalan cintanya dimasa lalu membuat dia kehilangan kepercayaannya lagi tentang cinta.
"Daff, aku mohon jangan memaksa aku untuk melihat itu semua, jika kamu ingin bersama Laura kamu bisa menceraikan aku saat ini juga, aku akan menerimanya dan uang itu aku akan mengembalikan sisanya yang ada di rekening aku, aku tidak sanggup harus melihat pria yang menjadi suamiku bersama wanita lain, walaupun ikatan pernikahan kita hanya diatas kontrak, aku ... aku masih memiliki hati dan perasaan Daff, hiks ... hiks ..hiks," ucap Sinta, dia berbicara sambil menangis.
"Sinta! jadi ini isi hati kamu yang sebenarnya? kenapa kamu tidak mengatakannya sejak tadi, kenapa kamu menahan semua amarah kamu? kalau kamu marah, kamu pukul aku atau tampar aku dan kamu mengusir Laura dengan status kamu sebagai istri aku, tapi kenapa kamu tidak melakukannya? kamu istri sah aku, kamu juga tahu sendiri kan?"
"aku memang istri sah kamu, tapi istri diatas kontrak perjanjian, aku menyadari posisi itu jadi aku harus melakukannya sebaik mungkin dan menjadi istri yang baik selama tiga tahun ini. Setelah tiga tahun, kita akan berpisah dan menjalani hidup kita masing-masing jadi aku harus belajar mandiri saat kamu tidak memiliki hubungan dengan aku lagi. Kamu pasti akan melupakan aku dengan sendirinya, daff tolong jangan memberi aku sebuah harapan palsu, aku takut daff, aku takut, hiks ... hiks ... hiks," Sinta menangis tersedu-sedu dan semua isi hatinya dia keluarkan semuanya.
Daffin tersenyum senang karena Sinta menganggapnya sebagai suaminya dan marahnya Sinta menunjukkan jika Sinta menghargai pernikahannya walaupun dia selalu mengatakan tentang surat kontrak itu, mungkin jika surat kontrak itu tidak ada, maka hubungan Sinta dan dia akan merasa jauh lebih baik dan Sinta juga bisa menerima cintanya.
"sayang, jika tidak surat kontrak itu, apakah kamu akan tetap bersama aku?" tanya Daffin yang masih penasaran.
"kenapa kamu menanyakan itu? bukankah kita bersama karena surat itu?" jawab Sinta dengan suara lirih.
Daffin melepaskan pelukannya dan menatap wajah Sinta, dia mengulurkan tangannya dan membantu menghapus air matanya yang sudah membasahi pipinya.
"sayang, bisakah kamu percaya aku?" tanya Daffin sambil memandang wajah Sinta dengan tatapannya yang penuh dengan cinta.
"pe ... percaya apa maksud kamu?" tanya Sinta dengan suara gagap.
"apakah kamu percaya jika aku sangat mencintai kamu, sayang?"
deg ... deg ... deg ...
detak jantung Sinta berdetak dengan cepat saat mendengar perkataan Daffin.
Sinta terkejut karena Daffin tiba-tiba mengatakan itu padanya.
"cinta? kamu jangan bercanda, kita menikah tanpa cinta dan hubungan kita ini adalah sebuah simbiosis mutualisme, jadi mungkin perasaan kamu padaku bukanlah cinta tapi hanya hasrat yang ada didalam diri kamu saja!" ucap Sinta, dia tidak percaya dengan ucapan Daffin.
"aku tidak bercanda, sejak awal aku melihat kamu entah kenapa aku merasakan hatiku ini bisa berdetak kembali, sudah bertahun-tqhun lama nya hati ini tidak bergerak sama sekali. jika ini hanyalah sebuah hasrat, aku bisa melampiaskannya dengan wanita lain yang lebih hot dari kamu," ucap Daffin sambil menahan tawanya.
Sinta menunduk malu, karena dia memang tidak terlalu agresif seperti wanita lain, masih terlihat malu-malu dan sering merasa ketakutan jika memulai percintaannya.
Daffin tersenyum dan melanjutkan ucapannya.
"sayang, aku sangat membutuhkan kamu, aku tidak bisa jauh dari kamu dan perasaan takut kehilangan kamu selalu menghantui pikiran aku, sayang aku benar-benar mencintai kamu, aku mohon kamu percaya padaku," ucap Daffin, dia menatap Sinta dan meyakinkan Sinta jika dia tidak berbohong.
Sinta tidak tahu harus menjawab apa, dia menghela nafas pendek dan diam saja.
Daffin melepaskan pelukannya dan membuka lemari pakaiannya yang sudah tertata rapih disana.
ada berangkas disana dan Daffin segera membukanya.
Sinta masih berdiri kaku dan bertanya "kamu, mau apa?"
Daffin menoleh dan menjawab "mencari surat kontrak itu!"
Sinta terkejut saat mendengarnya.
"ma ... mau kamu apakan surat itu? apakah kamu ingin membatalkan perjanjian itu?" tanya Sinta dengan khawatir.
"iya, aku mau membatalkannya!" jawab Daffin dan akhirnya dia menemukannya
"bagus, akhirnya ketemu juga!"
Daffin menutup kembali lemarinya dan berjalan mendekati Sinta.
Sinta menggigil ketakutan, dia takut Daffin menuntut uangnya kembali.
"sayang, kamu serius mau membatalkan perjanjian kita?"
"iya! aku mau membatalkan semua perjanjian ini, aku tidak ingin menikah dengan hanya tiga tahun tapi ...," Daffin menghentikan ucapannya dan merobek surat itu menjadi potongan kecil.
Sinta melotot dia merasakan tubuhnya menggigil semua, dia masih membutuhkan uang itu tanpa surat perjanjian itu Sinta tidak akan bisa membantu pengobatan neneknya.
Sinta menitikkan air matanya, dia berpikir jika Daffin akan membuangnya setelah ini.
namun Daffin tersenyum dan memeluknya kembali.
"sayang, surat itu sudah tidak ada jadi, kamu adlah istri sah ku dan kita akan bersama selamanya."
Daffin mengecup kening Sinta dan memeluknya dengan erat.
Sinta tercengang, tubuhnya menjadi kaku, dia bingung harus mengatakan apa lagi.
Karena semuanya terasa aneh untuknya saat ini.
Daffin berbisik di telinga Sinta "sayang, apakah kamu sudah percaya padaku? aku benar-benar sudah jatuh cinta padamu, bisakah kita memulainya dari awal?"
Sinta langsung terkejut dan kembali ke pemikiran aslinya.
"sayang! aku ... aku ... aku ... benar-benar tidak mengerti? apa maksud dari semua ini? kamu mengatakan jika kamu cinta aku, tapi kamu merobek surat kontrak itu? aku sungguh tidak mengerti dengan semua yang kamu katakan," ucap Sinta, dia tidak mengerti jalan pikiran Daffin saat ini.
Daffin melepaskan pelukannya dan menatap wajah Sinta dari dekat, dia menempelkan dahinya didahi Sinta.
"aku jatuh cinta sama kamu dan aku benar-benar mencintai kamu, kamu wanita yang ada didalam hati aku, satu-satunya dan tidak ada lagi ruang untuk yang lain. Jadi istriku yang paling aku cintai, dengarkan perkataan suami kamu ini baik-baik."
Sinta mengangguk "baiklah, aku akan mendengarkannya dengan baik."
"bagus, dengarkan hingga selesai ya!" Daffin menarik nafas panjang dan melanjutkan ucapannya "jadi, karena surat kontrak itu sudah tidak ada lagi berarrti kamu adalah istriku seutuhnya tidak ada batas waktu tiga tahun lagi karena kamu adalah istriku selamanya, istriku satu-satunya dan kamu adalah nyonya muda keluarga Narendra, istri sah Daffin Narendra yang tampan ini," ucap Daffin sambil tertawa kecil.
Sinta yang awalnya serius mendengarkannya berubah menjadi ikut tertawa saat mendengar kalimat terakhirnya, ke narsis an Daffin kembali datang.
"heheehe, kenapa kalimat terakhirnya tidak enak sekali didengarnya ya sayang?" tanya Sinta sambil tertawa kecil.
Daffin mencium bibir Sinta sebentar dan melepaskannya lagi.
"hehehhe, supaya kamu bisa tertawa lagi, akhirnya kamu tertawa lagi, aku sangat senang sekali," ucap Daffin dia tersenyum dan tiba-tiba menggendong Sinta.
Sinta terkejut dan berkata "ahhh ... kamu mau bawa aku kemana?" tanya Sinta dengan wajah paniknya.
Daffin membuka jendela kamarnya dan membawa Sinta berdiri diatas balkon dan menatap langit yang indah bertabur bintang.
Sinta menatap Daffin yang berdiri tepat disebelahnya.