My Husband from My First Love

pantai malam ini



pantai malam ini

2Mobil Daffin pun masuk ke dalam vila yang berhadapan tepat di pinggir pantai dan saat mereka sampai, Daffin pun di sambut oleh penjaga vila disana.     

Daffin tersenyum dan dia pun menghentikan mobilnya tepat didepan pintu masuk Vila itu.     

Sinta yang kelelahan pun tertidur dengan pulas dan Daffin menatap wajah Sinta yang sedang menutup matanya.     

"sayang, saat tidur seperti ini kamu terlihat semakin cantik saja!" ucap Daffin dan dia mencium bibirnya dan itu hanya sebentar.     

Sinta terkejut dan dia pun langsung membuka matanya secara perlahan.     

Saat dia membuka matanya, pemandangan yang pertama dia lihat saat ini adalah seorang pria tampan yang sedang tersenyum menatap wajahnya.     

"Sayang, kamu kenapa menatap aku seperti itu?" tanya Sinta, dia menggosok matanya dan duduk dengan tegak.     

Sinta melihat ke sekelilingnya dan ternyata mereka sudah sampai.     

"Sayang, kita sudah sampai ya?!" tanya Sinta yang matanya masih setengah mengantuk.     

Daffin mengangguk.     

"Iya, kita sudah sampai sayang. Ayo kita turun sekarang!" ucap Daffin dan dia pun membuka pintu lalu keluar terlebih dahulu.     

Sinta pun mengikutinya, dia keluar dari mobil dan merasakan angin di pantai itu cukup kencang.     

Daffin langsung mendekatinya lalu memeluknya dengan erat.     

"Anginnya sangat kencang, lebih baik kita masuk ke dalam ya!" ajak Daffin namun Sinta menolaknya.     

"Sayang, aku ingin duduk disana!" jawab Sinta, dia menunjuk kearah Gazebo yang berada tepat menghadap ke pinggir pantai.     

"Tapi sayang. Angin nya lumayan kencang!" ucap Daffin, dia takut Sinta sakit karena kedinginan.     

"Tidak apa-apa sayang, aku mohon bawa aku kesana," pinta Sinta dan dia menatap kearah Daffin dengan tatapan menyedihkan.     

Daffin tidak tega jika melihat Sinta yang bersedih seperti ini.     

menghela nafas pendek Daffin pun akhirnya menyetujuinya.     

"hhhmmpp ... baiklah, ayo kita pergi ke sana!" ucap Daffin, dia memeluk Sinta dengan erat dan memakai kan jasnya ke tubuh Sinta.     

mereka pun berjalan dan duduk di Gazebo itu.     

Sinta menyandarkan kepalanya dan memeluk erat Daffin sambil menatap kearah laut yang luas dengan suara deburan ombak yang memecah keheningan di tempat itu.     

"Sayang, kenapa kamu ingin duduk disini?" tanya Daffin.     

Dia memeluk erat Sinta dan menaruh kepalanya di atas puncak kepala Sinta.     

mereka bersandar satu sama lainnya.     

"Aku sudah lama tidak pernah melihat pantai, terakhir aku melihat pantai saat umur enam tahun dan itu adalah kenangan terakhir aku melihat kedua orang tua aku dan semenjak itu, aku tidak mau lagi pergi ke pantai walaupun di kantor sering mengadakan acara wisata ke Pantai tapi aku selalu menolaknya dan hari ini, aku melihat pantai lagi tapi bersama orang yang aku cintai, aku merasa jika pantai memiliki sebuah kenangan yang indah untukku!" ucap Sinta, dia memeluk erat tubuh Daffin. Sinta merasa sangat nyaman saat bersamanya dan hanya dengannya lah mungkin Sinta akan merasa sangat bahagia.     

"Kenapa kamu tidak mengatakan padaku, jika kamu tidak mau pergi ke pantai. Mungkin saja aku bisa mencari tempat indah lainnya untuk kita!" ucap Daffin sambil mengecup kening Sinta dan mencoba merapihkan rambut Sinta yang panjang tertiup angin, sehingga rambutnya terus berantakan.     

"Bukankah kamu bilang jika ini sebuah kejutan? jadi aku tidak tahu kalau kamu membawa aku ke sini. Tapi, aku merasa sangat bahagia karena aku bisa melihat pantai lagi bersama orang yang aku cintai saat ini," jawab Sinta dengan senyum indahnya.     

Daffin tersenyum bahagia, mendengar semua ucapan Sinta.     

Karena akhirnya Sinta juga membalas cintanya, dia juga mencintainya.     

"sayang! kamu benar-benar mencintaiku?" tanya Daffin dengan suara penuh gembira.     

Sinta menatap kearah Daffin dan mengangguk.     

"Tentu saja, aku mencintai kamu sayang. bahkan aku takut untuk kehilangan kamu!" ucap Sinta, dia mencium pipi Daffin dan tersenyum lembut.     

Dari pancaran matanya sudah terlihat bahwa jika Sinta tidak berbohong padanya.     

Daffin tertawa gembira, dia tahu jika Sinta juga mencintainya tapi ucapan tadi tentang dia orang yang paling dia cintai membuat Daffin tertawa gembira dia duduk tegak dan berteriak kearah pantai.     

"Hey dengar kalian semua, aku saat ini benar-benar sangat bahagia, Sinta mencintaiku, dia mencintaiku!" teriak Daffin dengan penuh kegembiraan, dia melihat kearah Sinta dan kembali memeluknya dengan erat dan karena terlalu eratnya, Sinta kejepit oleh tubuh besar Daffin dan berteriak, "Ahhh... sayang! ini sakit sekali! kamu terlalu erat. Aku sulit untuk bergerak!"     

Mendengar suara Sinta yang kesakitan, Daffin langsung melonggarkan pelukannya dan tersenyum malu saat memandang wajah Sinta.     

"Aku ... aku minta maaf ya sayang! tadi itu, aku benar-benar terlalu bahagia!" ucap Daffin sambil menggaruk kepalanya, walaupun sebenarnya itu tidaklah gatal.     

Sinta mengerti jadi dia hanya tersenyum dan mengangguk.     

"Tidak apa-apa sayang. Aku mengerti jika kamu merasa sangat bahagia. oh ya sayang! errr ... sebenarnya aku ...," Sinta menghentikan ucapannya dan melanjutkannya lagi, "sebenarnya aku sangat merindukan kamu sayang, jadi bolehkah aku meminta kamu untuk tidak pergi bekerja lagi besok? aku ingin bersama kamu sayang!" ucap Sinta, dia menunduk malu dan wajahnya memerah seperti tomat yang baru saja matang.     

Daffin mengangguk setuju, dia memang ingin menghabiskan waktu bersama Sinta, karena selama ini mereka selalu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing dan hanya bertemu saat pulang kerja dan menghabiskan waktu di malam hari baru bisa bersama.     

"Tentu saja sayang, besok kita akan menghabiskan waktu seharian liburan disini. oh ya, kamu mau naik perahu atau olahraga air di pantai sebelah?" tanya Daffin, karena tidak jauh dari Vilanya ada pantai tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi, apalagi di waktu libur seperti ini pasti akan sangat ramai sekali.     

"aku mau kesana sayang, tapi aku belum pernah naik semacam itu, hhmm... bisakah kamu menemani aku sayang?" tanya Sinta, dia terlihat sangat malu.     

"Tentu saja sayang, aku akan selalu berada di samping kamu bahkan aku tidak akan membiarkan satu orang pun menyentuh tubuh kamu, entah itu pria atau pun wanita, aku tidak mengizinkannya!" ucap Daffin.     

"iya sayang! aku juga tidak suka disentuh siapapun kecuali kamu sayang, hehehehe," ucap Sinta, dia terkekeh sendiri.     

"Bagus sayang, memang hanya aku saja yang boleh menyentuh kamu. Lalu? apakah aku boleh menyentuh kamu sekarang sayang?" tanya Daffin dengan senyum nakalnya.     

"hhmm... tidak disini sayang, nanti kalau ada yang melihat bagaimana?" ucap Sinta, wajahnya memerah karena malu, dia sudah membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini.     

Daffin tersenyum nakal dan mencium pipi Sinta.     

"hhhmm... kamu mau disentuh dibagian mana sayang? dari atas kebawah atau dari bawah keatas?" tanya Daffin tangannya mulai menyentuh bagian sensitif milik Sinta.     

"ehhh sayang, jangan disini!" ucap Sinta, dia pun bangun dari duduknya dan berlari meninggalkan Daffin yang tertawa sendiri.     

Sinta berlari masuk ke dalam vila dan Daffin mengejarnya dari belakang.     

"hahaaha, kenapa kita seperti film Bollywood seperti ini sayang?!" teriak Daffin sambil mengejar Sinta, dia terus tertawa tiada henti hingga mereka pun masuk ke dalam Vila dan menghabiskan malam disana bersama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.