My Husband from My First Love

Rencana untuk Daffin (part 1)



Rencana untuk Daffin (part 1)

1Keesokan harinya.     

Di dalam perusahaan Alexander. Mark memukul meja kerjanya dengan keras.     

Dia baru mengetahui jika pagi ini. 15% saham di perusahaannya telah dibeli oleh Daffin.     

"Sial! Kenapa jadi seperti ini! Daffin Narendra. Anak itu ternyata sangat licik!" Teriak Mark. Nafasnya terasa sesak karena dia benar-benar sangat marah.     

Sekertaris Mark hanya diam dan tidak bisa mengatakan apapun.     

Dari pintu luar, Jeffery pun masuk dan melihat ruangan ayahnya telah berantakan. Semua kertas dan buku yang biasa tertata rapih diatas meja jatuh berantakan dilantai.     

Jeffery datang mendekati ayahnya dan bertanya, "papa, ada apa ini?" Tanya Jeffery sambil menatap wajah ayahnya yang sudah memerah karena menahan amarahnya.     

Mark menatap putranya. Dia merasa kecewa karena Jeffery tidak bisa diandalkan didalam perusahaannya.     

"Jeff! Kenapa kamu tidak bisa diandalkan seperti ini?!" Teriak Mark sambil memijat dahinya.     

Dia mulai melihat jika Arya jauh lebih baik dari Jeffery. Tapi dia tidak mungkin membawa Arya ke perusahaannya karena Vivian bisa saja mencurigainya apalagi wajah Arya mirip sekali dengan Jeffery.     

Jeffery mengerenyitkan dahinya. Dia belum lama kembali ke negara ini. Jadi dia belum menguasai semua pekerjaan yang ada di perusahaannya.     

Jeffery pun duduk didepan meja kerja Mark dan menatap ayahnya yang masih terbakar emosi.     

"Jadi papa mau menyalahkan aku. Atas masalah yang papa timbulkan sendiri? Bukankah tiga tahun yang lalu papa mengorbankan aku juga sehingga hidupku seperti ini!" Ucap Jeffery sambil mengambil satu dokumen diatas meja kerja Mark.     

Dia merasa terkejut karena Daffin sudah membeli saham perusahaannya dan setelah ini. Pergerakan Perusahaannya akan berada di bawah kendali Daffin Narendra. Pria yang dibenci oleh Jeffery dan juga ayahnya.     

"Papa! Kenapa bisa jadi seperti ini?" Tanya Jeffery dengan nada bingung.     

Mark memijat dahinya. Dia juga tidak mengetahuinya.     

"Papa tidak tahu. Tapi Daffin Narendra yang melakukan itu semua. Dia benar-benar lawan yang tangguh. Umurnya masih muda tapi gerakan dia dalam menangani perusahaannya sangat hebat bahkan jauh lebih hebat dari kakeknya. Yaitu Wijaya Narendra," ucap Mark. Dia benar-benar merasa sakit kepala.     

Dia harus mencari cara agar Daffin bisa mengembalikan saham itu dan perusahaannya bisa bergerak bebas.     

Mark yang serakah berkerja sama dengan tuan Smith untuk menggulingkan Daffin tapi jika saham perusahaan nya saja berada dibawah kendali Daffin. Bagaimana dia akan melakukannya.     

Jeffery diam sejenak. Dia mengingat nama kakek Daffin yang dahulu pernah menolaknya dengan alasan tidak mau ikut campur masalah keluarga dan perusahaannya.     

"Papa! Apakah Wijaya Narendra masih menguasai perusahaaannya atau … Daffin yang sudah menggantikan sepenuhnya?" Tanya Jeffery, dia masih sangat penasaran dengan pria yang bernama Daffin.     

Selain dia sudah beberapa kali membawa Sinta untuk menjauhinya bahkan dia juga sudah membantu Sinta di malam pertunangannya. Jeffery masih penasaran dengan identitas Daffin yang sebenarnya.     

Mark menatap putranya dan menghela nafas panjang.     

"Dia sudah mewarisi semuanya dan langkah awal dia memimpin perusahaan itu adalah, menguasai perusahaan kita. Dia memang gila! Papa dengar dia sedang mempengaruhi para pemegang saham di perusahaan ini dan jika ini terus berlanjut. Kita akan tamat Jeff!" Ucap Mark.     

Dia merasa sudah ingin berteriak saat ini juga.     

Jeffery merasa sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Daffin. Padahal mereka sama-sama baru kembali dari luar negeri tapi kenapa Daffin jauh lebih hebat darinya.     

"Apakah Sinta juga akan memilih dia? Tidak … tidak! Sinta hanya akan menjadi milikku. Tidak ada yang boleh memilikinya selain aku!" Ucap Jeffery, dia merasa sangat gelisah karena Daffin jauh diatasnya     

Terlintas dalam pikiran jeffery untuk menyingkirkan Daffin agar dia tidak merebut Sinta dari sisinya.     

Jeffery menatap ayahnya dan berkata, "pa! Apakah papa memiliki rencana untuk menyelesaikan Daffin?" Tanya Jeffery dengan tatapan serius.     

Mark menatap putranya dan dia hanya menghela nafas pendek.     

"Ada. Tapi sudah gagal. Sial! Dia benar-benar sangat pintar. Bahkan orang suruhan papa tidak bisa membobol sistem pertahanan perusahaannya," ucap Mark sambil mengusap dahinya yang basah oleh keringat. Dia pun duduk didepan Jeffery dan kembali menatapnya.     

"Kenapa kamu menanyakan itu?" Tanya Mark dengan serius.     

Jeffery tersenyum dan menjawab, "pa! Aku sangat membencinya jadi aku ingin membantu papa untuk menyingkirkannya. Tapi aku memiliki satu rencana. Apakah papa mau mendengar nya?" Ucap Jeffery. Dia menyeringai jahat dan dia yakin rencananya akan gagal.     

"Apa itu Jeff?" Jawab Mark, dia merasa sangat penasaran dengan rencana putranya itu.     

Jeffery tersenyum dan berbisik ditelinga Mark, "bukankah akan ada pertemuan untuk membahas tender besar itu dan posisinya berada di kapal pesiar kan pa?" Tanya Jeffery sambil menyeringai jahat.     

Mark mengangguk. Karena dua hari lagi pertemuan itu akan diadakan dan hampir seluruh pengusaha di Asia ini bahkan sebagian dari Eropa dan Amerika juga datang kesana.     

"Iya! Memang apa yang ingin kamu lakukan? Tunggu ! Jangan katakan kamu mau membuat masalah dengannya?" Tanya Mark dengan tatapan curiga.     

Jeffery hanya tersenyum dan menjawab, "papa tenang saja. Ini tidak akan merusak reputasi kita. Aku akan melakukannya dengan tangan orang lain," ucap Jeffery. Dia pun bangun dari tempat duduknya dan menepuk bahu ayahnya.     

"Papa tenang saja. Aku hanya ingin menakut - nakuti dia saja. Tidak akan terjadi hal yang serius dan juga …." Jeffery menghentikan ucapannya dan kembali menyeringai.     

" … Aku ingin membuat dia bisa menyerah dalam acara itu, bukankah papa ingin mendapatkan tender yang paling besar itu. Di kota ini, hanya perusahaan milik Daffin lah yang bisa menghalangi tujuan kita, ya kan pa?" Ucap Jeffery, dia berusaha meyakinkan ayahnya agar menyetujui rencananya.     

Mark yang semula sudah merasa sakit kepala karena bingung menghadapi Daffin kini dia tersenyum lega. Putranya bisa memberi solusi yang cepat dan dia sedikit merubah pandangan tentang Jeffery yang kurang memiliki kemampuan.     

"Baiklah! Papa menyetujuinya dan pastikan jika Daffin tidak akan mengetahui dalang dari semua itu adalah kita," ucap Mark. Dia menepuk bahu putranya dan yakin jika rencana Jeffery akan berhasil.     

"Baiklah pa! Aku sangat berterima kasih karena papa mau mempercayai aku," ucap Jeffery. Dia pun bangun dan pergi meninggalkan ruangan ayahnya. Sebelum pergi, dia pun menoleh.     

"Dan jika aku berhasil, papa harus merestui hubunganku dengan Sinta dan tolong jangan mengganggu dia lagi," ucap Jeffery. Setelah selesai bicara dia pun berjalan kembali dan pergi meninggalkan Ruangan Mark.     

Mark hanya bisa memijat dahinya kembali dan berkata, "Jadi itu tujuan kamu Jeff?! Pantas saja kamu mau membantu papa kamu. Biasanya selalu membangkang."     

Mark kembali duduk dan sudah tidak sabar lagi ingin melihat rencana brilian Jeffery yang menurutnya sangat dia tunggu-tunggu.     

Mark tidak marah lagi dan dia kembali meneruskan pekerjaannya dan sekertarisnya sibuk merapihkan kertas dan dokumen-dokumen yang berserakan di lantai akibat ulah dari kemarahan Mark tadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.