My Husband from My First Love

sang Dewa penolong



sang Dewa penolong

2Di rumahnya.     

Arya sedang duduk menatap layar ponselnya.     

Dia melihat saldo M-banking nya yang tersisa hanya tinggal dua ratus ribu rupiah.     

"Bagaimana ini?!" Ucap Arya, dia memijat dahinya dan merasa bingung harus mencari uang kemana lagi.     

Dia menatap ibunya yang terbaring lemah. Ibunya sudah sakit hampir seminggu dan dokter menyarankan agar ibunya dibawa ke rumah sakit.     

Dia mendekati Mark karena dia ingin meminta uang untuk pengobatan ibunya. Tapi dia malah gagal dan bukan uang yang dia dapat tapi penghinaan, cacian dan rasa sakit dihatinya.     

Arya menatap kerah mobil miliknya. Mobil itu dia dapatkan dari hasil tabungannya selama ini. Dia menarik nafas panjang dan sepertinya jalan satu-satunya adalah menjual mobil miliknya.     

"Sepertinya hanya inilah cara satu-satunya yang harus aku lakukan," ucap Arya. Dia menatap kearah ibunya dengan tatapan sedih.     

"Ma, hanya mama saja yang aku miliki didunia ini, aku akan melakukan apapun asal mama bisa sembuh dan setelah mama sembuh. Aku akan mencari cara untuk membalas dendam kepada mereka yang sudah menyakiti kita. Termasuk Mark Alexander. Dia sudah banyak menyakiti kita," ucap Arya. Dia mengepalkan tangannya dan api amarah sudah membakar hatinya. Sejak kecil Mark tidak pernah menganggap dirinya sebagai putranya. Sebanyak apapun dia mencoba untuk menarik perhatiannya. Mark tetap saja tidak mau melihatnya sama sekali.     

"Baiklah! Karena dirimu tidak mau menganggap aku sebagai putramu dan kamu sendiri yang menginginkan ini semua. Aku merasa tidak keberatan jika harus mati bersama kamu Mark!" Ucap Arya, dia sudah bertekad akan membalaskan dendam ibunya dan juga dirinya.     

Saat Arya sibuk dengan semua pikirannya.     

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.     

Tok … tok … tok.     

Arya langsung merasa terkejut dan dia pun bangun dari tempat duduknya.     

Arya berjalan dan segera membuka pintu.     

Saat dia membuka pintu.     

Dia melihat tiga sosok pria tampan yang berdiri tepat didepannya.     

Dan diantara tiga orang itu, pria yang berada paling tengah terlihat memang paling tampan dari ketiganya. Lebih berkharisma dan aura yang dipancarkan begitu kuat dan terlihat jika dia bukan orang biasa.     

Arya menatap ketiganya secara bergantian dan menatapnya dengan tatapan aneh.     

"Mohon maaf, kalian mencari siapa?" Tanya Arya, dia masih merasa sangat penasaran dengan kedatangan tiga pria ini.     

Marco maju mendekati Arya dan dia tersenyum kearahnya.     

"Selamat siang. Apakah anda yang bernama Arya?" Ucap Marco, dia berpura-pura tidak mengenal wajah Arya.     

Arya mengangguk dan dia kembali menatap kearah Daffin.     

"Iya, saya Arya. Ada perlu apa kalian mencari saya? Dan saya juga tidak mengenal kalian sama sekali!" Ucap Arya. Dia terus menatap kearah Daffin, entah mengapa Arya sangat penasaran dengan Daffin.     

Nick menepuk bahu Daffin dan tertawa.     

"Hahhaha … Daff, aku menunggu kamu di dalam mobil saja ya! Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan. Kalau tidak? Papaku bisa muntah api saat ini juga, hahahhaha … baiklah! Aku pergi dulu ya Daff!" Ucap Nick, dia pun pergi meninggalkan Daffin sambil melambaikan tangannya.     

Daffin hanya menghela nafas panjang melihat tingkah temannya yang tidak bisa menyesuaikan tempat dan juga kondisi. Tingkah tidak tahu malunya membuat Daffin merasa ingin menyembunyikan wajahnya saat ini juga.     

Arya masih menatap Daffin dan bertanya.     

"Mohon maaf, sepertinya saya pernah melihat anda, tapi dimana ya?" Ucap Arya. Dia langsung bertanya kepada Daffin.     

Daffin menatap Arya dengan tatapan dingin.     

Dia pun menjawab, "Tentu saja kamu sudah melihat saya. Karena kamu telah masuk ke dalam perusahaan saya," ucap Daffin, tatapannya berubah menjadi mengerikan. Dia berjalan mendekati Arya dan kini jarak keduanya sangatlah dekat.     

Arya langsung merasa sangat terkejut, dia melotot dan tangannya langsung bergetar hebat. Dia tidak pernah mencuri dan ini untuk pertama kalinya dia mencuri karena tekanan dari Mark. Dia terpaksa melakukannya.     

Daffin mendekati Arya yang masih berdiri kaku dan berbisik ditelinganya. "Kamu tidak perlu takut, saya tidak akan melaporkan kamu ke polisi," ucap Daffin.     

Dia langsung menjauhkan wajahnya dari telinga Arya.     

Arya menghela nafas lega, dia pun menatap Daffin dengan tatapan penasaran.     

"Kenapa kamu tidak melaporkan aku ke polisi saja, aku hampir mencuri dokumen berharga kamu bahkan dokumen itu pasti akan merugikan perusahaan kamu," ucap Arya, dia tidak bisa berbohong lagi. Karena dia adalah pria yang jujur jadi dia mengakui semua kesalahannya karena menurutnya percuma mengelak, itu tidak akan ada gunanya sama sekali.     

Daffin tersenyum samar dan menepuk bahu Arya     

"Kamu memang orang yang hebat! Mark sangat bodoh telah menyia-nyiakan putra sebaik kamu," ucap Daffin. Dia tertawa sinis dan melanjutkan ucapannya, " … dia sangatlah bodoh. Membuang harta berharga seperti kamu. Arya! Saya tidak akan melaporkan kamu ke polisi dan saya ingin kamu bergabung dan bekerja di perusahaan saya, bagaimana?" Ucap Daffin. Dia tahu jika Arya sedang membutuhkan banyak uang, Arya sangatlah pintar dan Daffin butuh orang-orang semacam ini disisinya. Karena posisinya belum stabil di perusahaannya. Dia masih butuh banyak belajar untuk menggantikan posisi kakeknya itu.     

Arya kembali merasa terkejut     

Dia merasa aneh dengan pria yang ada didepannya. Harusnya dia marah bahkan menyiksanya karena dia sudah mencoba merugikan perusahaannya. Tapi pria didepannya saat ini, malah mengajaknya untuk bekerja di perusahaannya.     

"Ka … kamu, kamu kenapa ingin aku bekerja di perusahaan kamu? Kamu tidak sedang bercanda kan? Kenapa kamu percaya padaku?" Tanya Arya, dia masih sangat penasaran dengan keputusan pria didepannya.     

Daffin tertawa dan menjawab, "kamu orang yang berbakat dan juga jujur. Saya yakin jika kamu bekerja di perusahaan saya, kamu tidak akan mengecewakan saya. Arya! Saya tahu jika kamu sedang membutuhkan uang, saya akan memberikannya asalkan kamu mau bekerja di perusahaan saya dan bisa membantu kamu untuk, membalas dendam kamu kepada Mark," ucap Daffin. Dia menepuk bahu Arya dan hendak pergi meninggalkan Arya yang masih diam mematung.     

"Marco, ayo kita pergi!" Ucap Daffin.     

Daffin membalikkan tubuhnya dan dia pun pergi meninggalkan Arya.     

Namun, saat Daffin hendak masuk ke dalam mobil. Arya langsung berlari dan datang menghampirinya.     

"Tunggu sebentar!" Teriak Arya.     

Daffin menoleh dan menatapnya kembali.     

"Ada apa?" Tanya Daffin.     

"Aku … aku, aku mau bekerja di perusahaan kamu. Tapi kamu harus menjanjikan aku satu hal, bisakah berjanji akan membantu aku untuk membalaskan dendam?" Ucap Arya. Kali ini hanya Daffin yang bisa membantunya.     

Daffin mengangguk setuju.     

"Tentu saja. Saya akan membantu kamu untuk membalaskan semua dendam kamu terhadap Mark dan keluarganya dan juga, bukankah sedang membutuhkan uang?" Tanya Daffin, dia menyilangkan tangannya didada dan tersenyum kepada Arya.     

Arya mengangguk dan dia tersenyum bahagia. Karena pria tampan yang ada didepannya saat ini benar-benar seperti malaikat yang tuhan kirimkan dalam kesulitannya saat ini.     

"Tentu saja, aku sangat membutuhkan uang itu untuk biaya pengobatan mama. Terima kasih karena kamu mau membantu aku," ucap Arya. Dia tersenyum senang dan tiba-tiba meraih tangan Daffin.     

"Aku akan mengganti semua uang itu dengan bunga-bunganya. Aku berjanji," ucap Arya.     

Daffin menggelengkan kepalanya dan menjawab, "tidak perlu menggantinya dengan uang atau apalah itu bunga yang kamu katakan itu. Cukup bekerja dengan baik dan bantu saya mengembangkan perusahaan milik saya. Kamu akan menjadi asisten Marco dan Marco akan mengajari," ucap Daffin. Suara dinginnya kini berubah menjadi lebih halus dan tidak ada aura menyeramkan lagi dari tatapan wajahnya.     

Arya mengangguk setuju. Dia akan bekerja keras dan melakukan apapun yang Daffin minta. Karena Daffin adalah dewa penolongnya saat ini.     

"Iya, aku berjanji akan bekerja dengan baik dan aku berjanji akan bekerja dengan sungguh-sungguh. Pak! Sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih, anda memang dewa penolong saya," ucap Arya. Dia menatap Daffin dan dari sorot matanya sudah terlihat jelas, jika dia tidak akan berbohong atau mengkhianati Daffin.     

Daffin mempercayainya walaupun didalam hatinya dia belum percaya sepenuhnya kepada Arya.     

"Baiklah! Mulai besok kamu datang ke perusahaan saya, kamu sudah tahu kan dimana perusahaan saya?" Ucap Daffin sambil tertawa.     

Arya pun ikut tertawa, mana mungkin dia melupakannya.     

"Hehehehe … saya mengingatnya pak, oh ya pak! Siapa nama anda?" Tanya Arya, dia belum tahu siapa nama pria yang sudah menolongnya.     

"Daffin Narendra. Panggil saya Daffin atau Daff. Itu terserah kamu saja, hahahha … baiklah. Saya akan mentransfer uang itu. Katakan berapa jumlah uang yang kamu inginkan," ucap Daffin. Dia menepuk bahunya Arya dan menatap kearah Marco.     

"Marco, transfer uang itu kepada Arya, kamu urus semuanya!" Ucap Daffin.     

"Baik bos! Arya berikan nomor rekening kamu," pinta Marco dan dia mendekati Daffin dan Arya.     

Arya pun memberikan nomor rekeningnya dan meminta uang sejumlah sepuluh juta.     

Marco pun mentransfernya dan setelah selesai, uang itu pun telah masuk ke dalam rekeningnya.     

Ting …     

Pesan pun masuk.     

Uang yang di transfer pun telah masuk.     

"Terima pak Daffin, anda memang dewa penolong aku. Aku berterima kasih kepada anda," ucap Arya. Sekali lagi dia mengucapkan banyak terima kasih kepada Daffin.     

Daffin mengangguk dan dia pun tersenyum kepadanya.     

"Baiklah, besok jangan lupa! Kamu harus datang ke perusahaan saya. Saya tunggu kamu," ucap Daffin. Di pun melepaskan tangan Arya dan melanjutkan ucapannya, "saya permisi dulu. Sampai bertemu besok," ucap Daffin. Dia pun masuk kedalam mobil meninggalkan Arya yang masih berdiri dengan perasaan penuh kegembiraan. Dia masih merasa jika ini semua seperti mimpi tapi saat dia mencubit tangannya, dia pun merasa sakit. Jadi ini adalah kenyataan.     

Arya pun menatap Daffin yang perlahan menghilang dari pandangannya saat ini.     

"Terima kasih Tuhan, kau sudah mengirim pria tampan dan baik hati seperti dia. Aku berjanji akan bekerja keras dan membuatnya puas dengan semua hasil kerja ku ini," ucap Arya. Dia pun membalikkan tubuhnya dan masuk ke dalam rumahnya.     

Dia membawa ibunya masuk ke dalam mobilnya dan tidak mau menunda waktunya lagi. Arya pun langsung membawa ibunya ke rumah sakit.     

Tanpa mereka sadari, dari jauh ada seseorang yang mengawasinya. Dia mengambil gambar dan mengirimkan nya kepada bosnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.