SUASANA TEGANG
SUASANA TEGANG
Danish menganggukkan kepalanya sambil memberikan piring pada Chello.
Dengan segera Ayraa berjalan keluar untuk membukakan pintu Bara.
"Masuklah Bara, Mas Danish dan Chello sudah menunggu di ruang makan." ucap Ayraa sambil menutup pintu.
"Wah... sudah menunggu ya?" ucap Bara sambil tersenyum kemudian masuk ke dalam menunggu Ayraa yang masih menutup pintu.
"Ya...mereka sudah menunggu di dalam. Ayo, masuk." ucap Ayraa berjalan ke ruang makan di ikuti Bara.
"Bara, kamu sudah datang? duduklah." ucap Danish menutupi rasa tidak sukanya.
"Ya...aku masih ada pekerjaan di kantor jadi terlambat datang. Tolong di maafkan." ucap Bara seraya duduk di samping Ayraa dan Chello.
"Hai..Chell, aku dengar kamu pindah di sini juga ya? maafkan aku, aku belum bisa bermain ke rumahmu." ucap Bara dengan tersenyum.
"Tidak apa-apa, aku juga masih belum sempat ke rumahmu." ucap Chello dengan tenang.
"Mainlah ke rumah, kita bisa bermain catur." ucap Bara berusaha ramah.
Namun tidak dengan Danish, tidak suka dengan sikap Bara yang basa-basi.
"Ayraa, apa makanan sudah siap di sini semua?" tanya Danish mengalihkan pembicaraan.
"Sudah Mas, aku masak tidak terlalu banyak menu." jawab Ayraa sambil memberikan piring pada Bara.
"Mas Danish, mau ikan apa?" tanya Ayraa setelah mendinginkan nasi Danish lebih dulu.
"Tempe sama telor rebus saja." jawab Danish yang sudah di atur menu makanannya oleh Ayraa.
"Tidak pakai sayur Mas?" tanya Chello saat melihat Danish makan tanpa sayur.
"Mas Danish tidak terlalu suka sayur. Saat sakit saja baru makan sayur." sahut Ayraa seraya mengambil air lemon buat Danish.
"Mas Danish seharusnya lebih banyak makan sayur, karena sayur itu bisa menggantikan nasi." ucap Chello seraya memberikan sayuran wortel pada Ayraa agar memberikannya pada Danish.
"Tapi Mas Danish kadang keras kepala Chell, kamu tidak tahu bagaimana keras kepalanya Mas Danish." ucap Ayraa seraya mengambil sayuran wortel dan di berikan pada Danish.
"Bagaimana pintar-pintarnya kamu saja Ayraa, Mas Danish pasti menurut sama kamu kalau kamu bisa membujuknya. Kadang kamu harus tegas juga pada Mas Danish, itu demi kebaikan Mas Danish juga." ucap Chello sambil meneruskan makannya.
"Kamu jangan menyalahkan Ayraa, Chell. Tentu saja Ayraa tidak bisa memaksa Danish untuk makan makanan yang tidak Danish suka. Semua di lakukan Ayraa karena sayang sama Danish." sahut Bara tidak terima saat Chello menyalahkan Ayraa.
"Aku tidak menyalahkan Ayraa. Aku hanya bertujuan baik, agar pola makan Mas Danish benar-benar teratur, dengan mengkonsumsi makanan yang bisa menyehatkan organ vitalnya Mas Danish." ucap Chello yang lebih mengerti tentang menjaga kesehatan.
"Ya...aku tahu tapi, apapun yang di lakukan Ayraa sudah yang terbaik untuk Danish." ucap Bara lagi masih tidak terima Ayraa yang sudah capek masih di salahkan Chello.
"Sudah, kalian berdua jangan bahas hal ini lagi. Kalian di sini untuk makan siang bukan membahas kesehatan Mas Danish." ucap Ayraa dengan nada kesal.
"Tapi aku Dokter pribadi Mas Danish, aku punya kewajiban untuk mengingatkan apa yang di makan Mas Danish itu bisa menyehatkan atau tidak. Aku harap kamu jangan salah paham dengan maksud dan tujuanku." ucap Chello dengan tenang.
"Chello, Dokter Prasetyo tidak pernah seketat ini. Mas Danish juga ingin makanan yang Mas Danish suka. Apa aku harus melarangnya?" tanya Ayraa mulai kesal.
"Untuk sementara ya Ayraa, demi kebaikan Mas Danish agar organ vitalnya tidak rusak parah. Maafkan aku... kalau apa yang aku ingatkan tidak sesuai dengan keinginanmu. Sebaiknya aku pulang sekarang, aku harus menidurkan Cahaya." ucap Chello seraya bangun dari duduknya dan berjalan ke taman samping untuk mengajak Bibi Made pulang.
"Chello." panggil Danish setelah mengikuti Chello di samping rumah.
"Ya Mas, ada apa?" sahut Chello sambil menggendong Cahaya.
"Tolong maafkan Ayraa, Ayraa hanya tidak ingin membuatku tertekan dengan semua peraturan Dokter." ucap Danish dengan tatapan memohon.
Chello tersenyum, kemudian menepuk bahu Danish.
"Mas Danish jangan cemas, aku tidak pernah marah sama Ayraa. Aku harus melakukan hal ini Mas, dan aku harap Mas Danish juga mematuhi saran yang aku berikan. Aku ingin Mas Danish sehat dan berumur panjang. Aku mau Mas Danish berusaha untuk sehat." ucap Chello dengan serius.
"Ya...aku tahu maksudmu Chell, aku akan berusaha untuk itu." ucap Danish seraya menghela nafas panjang, tidak menyangka kalau makan siangnya menjadi bersitegang antara Chello, Ayraa dan Bara.
"Terima kasih Mas, Mas Danish saat ini fokus dengan kesehatan Mas Danish saja. Jangan pikirkan hal lain. Apalagi memikirkan hubungan antara aku dan Ayraa. Saat ini aku hanya fokus dengan kesehatan Mas Danish, tidak hal yang lain." ucap Chello tersenyum kemudian pergi meninggalkan Danish yang masih termangu di tempatnya.
Setelah Chello pulang, tidak lama kemudian Bara juga pulang karena merasa tidak enak dengan Danish.
"Ayraa, aku ingin bicara denganmu." ucap Danish dengan serius seraya berjalan ke kamarnya.
Ayraa menghela nafas panjang, sangat tahu apa yang akan di bicarakan Danish dengannya.
"Duduklah di sini Ayraa." ucap Danish seraya menepuk kasur yang kosong di sampingnya.
Tanpa membalas ucapan Danish, Ayraa duduk di samping Danish dengan hati gelisah.
"Mas Danish mau bicara apa?" tanya Ayraa menatap Danish sekilas kemudian menundukkan kepalanya.
"Lihat aku Ayraa." ucap Danish seraya mengangkat wajah Ayraa agar menatapnya.
Perlahan Ayraa menatap wajah Danish dengan tatapan rasa bersalah.
"Aku tahu apa yang akan Mas Danish bicarakan denganku, Mas Danish akan membicarakan tentang Chello bukan?" ucap Ayraa dengan tatapan penuh.
Danish menganggukkan kepalanya dengan tenang.
"Ayraa, apa yang di katakan Chello adalah benar." ucap Danish menatap dalam kedua mata Ayraa.
"Jadi apa yang aku lakukan adalah salah?" tanya Ayraa dengan nada kecewa.
"Tidak Ayraa, kamu tidak salah. Kamu melakukannya karena sangat mencintaiku. Aku yang salah di sini, karena tidak ada keinginan untuk bertahan. Aku banyak melanggar peraturan yang di sarankan Dokter. Aku sendiri yang merusak kesehatanku, hingga organ vitalku tidak berfungsi dengan baik." ucap Danish seraya menghela nafas panjang.
"Dan sekarang, aku menyadarinya. Chello telah mengingatkan aku bagaimana cara untuk bisa bertahan hidup lebih lama lagi. Aku tidak boleh menyerah demi kamu dan anak kita. Dan untuk bertahan hidup aku harus sehat, aku bisa sehat kalau organ vitalku sehat. Karena itulah Chello ingin organ vitalku sehat dari sekarang dengan memperbaikinya. Kamu mengerti apa yang kukatakan Ayraa?" tanya Danish seraya mengusap lembut wajah Ayraa.