THE BELOVED ONE

OPERASI TAHAP AWAL



OPERASI TAHAP AWAL

1Ayraa duduk diam dan berdoa di kursi panjang tepat di depan ruang operasi. Hatinya tidak bisa berhenti memikirkan keadaan Danish yang tengah berjuang di dalam ruang operasi.     

Malam ini adalah operasi tahap awal untuk transplantasi jantung Danish yang tidak berfungsi dengan baik, dengan menerima donor jantung yang sehat.     

Berkali-kali Ayraa menghela nafas panjang, mengeluarkan semua rasa ketakutannya dan menggantinya dengan rasa keikhlasan yang pasrah pada kebesaran kuasa Tuhan.     

"Ayraa." panggil Chello yang datang sambil membawa kopi buat Ayraa.     

Ayraa mengangkat wajahnya melihat Chello yang sudah ada di hadapannya.     

"Minumlah, operasi akan selesai dua jam lagi." ucap Chello seraya memberikan segelas kopi pada Ayraa.     

"Tidak Chell, aku minta maaf aku tidak bisa menerimanya. Aku sedang berpuasa sampai Mas Danish selesai operasi." ucap Ayraa dengan perasaan sedih.     

Chello sedikit terkejut, mendengar jawaban Ayraa. Entah harus sedih atau senang mendengar Ayraa yang berpuasa demi keselamatan Danish.     

"Aku senang mendengarnya, semoga operasi Mas Danish lancar dan cepat sehat." ucap Chello kemudian mendekati seorang laki-laki yang duduk tidak jauh dari tempatnya. Dengan tersenyum, Chello memberikan kopi yang di bawanya pada laki-laki itu.     

"Chello, apa yang kamu lakukan? kenapa kamu berikan kopi itu pada orang lain?" tanya Ayraa dengan tatapan heran.     

"Kamu tahu kan? aku tidak menyukai kopi? Jadi, daripada tidak ada yang meminumnya aku berikan pada orang itu." ucap Chello dengan tersenyum.     

"Ya... apa yang kamu katakan benar." ucap Ayraa merasa lega Chello tidak salah paham atas penolakannya.     

"Sekarang, bagaimana perasaan kamu?" tanya Chello menatap penuh wajah Ayraa yang terlihat sedih.     

"Sangat tidak baik, aku tidak bisa merasakan apa-apa. Aku terasa mati saat ini." jawab Ayraa dengan tangis tertahan.     

Chello menatap Ayraa dengan tatapan sedih, dadanya ikut merasakan sesak mengetahui kesedihan Ayraa yang begitu mendalam.     

"Kamu harus sabar dan kuat Ayraa, kamu harus punya keyakinan kalau Mas Danish akan baik-baik saja." ucap Chello dengan suara pelan.     

Ayraa mengangkat wajahnya membalas tatapan Chello.     

"Ya...kamu benar Chell, aku harus sabar dan kuat demi Mas Danish dan anak-anakku." ucap Ayraa dengan tersenyum sedih.     

Chello menelan salivanya seraya menatap ke atas langit, kedua matanya sudah berkaca-kaca. Hatinya terasa sedih tidak bisa melakukan apapun untuk membuat Ayraa tersenyum bahagia.     

"Chello, kenapa kamu tidak ikut membantu Ayah di dalam ruang operasi?" tanya Ayraa yang tiba-tiba ingat kalau Chello harusnya membantu Ayah Raka dan Dokter Evan.     

"Ijazahku belum keluar, jadi Ayah melarangku untuk operasi saat ini. Tapi untuk operasi tahap dua nanti mungkin aku bisa membantu, karena ijazahku sudah keluar." ucap Chello dengan tatapan serius.     

"Aku berharap ijazah kamu cepat keluar Chell, karena aku tahu Mas Danish lebih tenang saat ada kamu yang menanganinya." ucap Ayraa dengan tatapan penuh harap.     

"Aku harap juga begitu." ucap Chello dengan tersenyum.     

"Sudah kurang berapa jam lagi operasinya Mas Danish, Chell?" tanya Ayraa kembali gelisah.     

"Kurang sebentar lagi, semoga Ayah segera keluar." ucap Chello ikut merasakan gelisah ingin cepat tahu keadaan Danish.     

Setelah beberapa jam menunggu dengan gelisah, akhirnya pintu ruang operasi terbuka.     

Tampak Raka keluar dari ruang operasi dan segera menghampiri Chello dan Ayraa.     

"Operasi Danish tahap awal sudah selesai dan berjalan lancar." ucap Raka dengan tersenyum bahagia.     

"Syukurlah Ayah, tapi untuk keadaan Mas Danish sendiri baik-baik saja kan Ayah?" tanya Chello dengan tatapan serius.     

"Saat ini keadaan Danish baik-baik saja. Tapi kita belum tahu untuk kondisi kelanjutannya. Karena di saat obat yang kita berikan habis masanya, Danish harus bisa bertahan sampai kita memberikan obat itu lagi." ucap Raka menjelaskan panjang lebar pada Chello dan Ayraa.     

"Sampai berapa hari Mas Danish mengalami kondisi seperti ini Ayah?" tanya Ayraa sangat merasa sedih.     

"Sampai tubuh Danish bisa menerima jantung barunya dan menjadi stabil, maka kondisi Danish akan sedikit membaik." ucap Raka sambil mengusap rambut Ayraa.     

"Tenanglah Ayraa, aku yakin Mas Danish akan baik-baik saja." ucap Chello menenangkan hati Ayraa.     

"Aku harap begitu Chell." ucap Ayraa dengan perasaan sedih dan hampa.     

"Jadi...apa Mas Danish masih harus di ruang ICU Ayah?" tanya Chello dengan menatap penuh wajah Ayahnya.     

"Benar Chell, Danish harus di rawat di ruang ICU untuk menghindar hal-hal yang tidak di inginkan." ucap Raka seraya menghela nafas panjang.     

"Tapi Ayah, apa aku bisa menjaga Mas Danish di ruang ICU?" tanya Ayraa merasakan dadanya terasa sesak untuk bernapas.     

"Kamu bisa menjaganya Ayraa, dengan adanya kamu pasti Danish akan segera sembuh." ucap Raka dengan tersenyum sedih.     

"Chello, sebaiknya kamu mengajak Ayraa untuk mencari makan. Sebelum operasi Danish mengatakan kalau Ayraa berpuasa. Karena operasi Danish sudah selesai Ayraa harus makan demi bayi yang di kandungnya." ucap Raka pada Chello agar bisa membawa Ayraa untuk mencari makan.     

"Apa kamu mendengar apa yang dikatakan Ayah, Ayraa?" tanya Chello dengan tatapan penuh.     

Ayraa menganggukkan kepalanya, sambil mengusap lembut perutnya yang sudah merasa lapar.     

"Ya sudah, kalian cari makanlah dulu. Ayah akan memindahkan Danish ke ruang ICU." ucap Raka seraya menepuk bahu Chello kemudian masuk kembali ke ruang operasi.     

"Ayo... Ayraa, kita ke kantin. Kasihan bayi kamu belum makan seharian." ucap Chello seraya berjalan pelan ke kantin dengan Ayraa yang berjalan di sampingnya.     

Tiba di kantin Chello mengambil kursi agar Ayraa bisa duduk dengan nyaman.     

"Kamu mau makan apa Ayraa?" tanya Chello seraya memberikan menu makanan pada Ayraa.     

"Terserah kamu saja Chell, yang penting makanan sehat untuk bayiku." ucap Ayraa sambil mengusap perutnya.     

"Baiklah, aku akan memilihnya lebih dulu." ucap Chello kemudian membaca menu makanan yang ada di tangannya.     

"Aku memilih makanan sayur sup dan daging sapi, apa kamu suka Ayraa?" tanya Chello dengan serius.     

Ayraa menganggukkan kepalanya.     

"Apapun makanan yang kamu pilih, aku menyukainya karena akan baik untuk bayiku." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Syukurlah, aku akan memesannya sekarang." ucap Chello seraya memanggil pelayan untuk segera menyiapkan pesanannya.     

Sambil menunggu makanan datang, Ayraa menatap Chello ingin bertanya tentang sesuatu.     

"Chello." panggil Ayraa dengan suara pelan.     

"Ya... Ayraa? ada apa?" sahut Chello mengangkat wajahnya menatap wajah Ayraa.     

"Mas Danish akan baik-baik saja setelah ini kan?" tanya Ayraa dengan tatapan penuh harap.     

Chello menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.     

"Ya tentu saja Ayraa, aku yakin Mas Danish akan baik-baik saja." ucap Chello berusaha menenangkan hati Ayraa.     

"Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Mas Danish, Chell. Aku ingin Mas Danish sehat kembali dan panjang umur." ucap Ayraa dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

"Sudah Ayraa, jangan menangis lagi. Kasihan bayi kamu." ucap Chello ikut menangis sedih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.