THE BELOVED ONE

MEMBAWA CAHAYA



MEMBAWA CAHAYA

3"Chello, apa kita harus di dalam kamar terus?" tanya Jessi merasa tidak enak dengan Ayraa dan Danish.     

"Kalau kita keluar lalu Ayraa bertanya macam-macam lagi bagiamana?" tanya Chello merasa tidak tenang takut rahasianya terbongkar.     

"Tidak akan, ada Mas Danish juga yang pasti akan membantu kita." ucap Jessi mondar-mandir sambil menidurkan Cahaya.     

"Kamu tidak tahu, kadang Ayraa ingin tahu segalanya tentang aku. Dan itu tanpa kamu sadari." ucap Chello seraya menekan pelipisnya.     

"Aku pasti bisa menjawabnya Chell, kamu tenang saja." ucap Jessi menenangkan hati Chello.     

"Baiklah, kalau kamu bisa mengatasi semuannya. Aku lebih baik menghindari pertanyaan Ayraa yang bisa jadi kebohonganku lagi. Aku tidak ingin terlalu banyak kebohongan yang bisa membuatku terjerat oleh kebohonganku sendiri." ucap Chello seraya menghela nafas panjang.     

"Aku juga begitu Chello, semoga saja Ayraa tidak ada pertanyaan lagi tentang hubungan kita yang memang tidak ada." ucap Jessi membenarkan apa yang dikatakan Chello.     

"Keluarlah dulu Jess, aku akan menyusulmu nanti." ucap Chello masih menunggu kabar dari Ayahnya kapan Danish akan operasi.     

"Baiklah, aku keluar dulu." ucap Jessi seraya keluar kamar sambil menggendong Cahaya yang tidak mau tidur.     

Jessi melihat ke sekeliling ruangan tidak ada orang sama sekali.     

"Kemana Ayraa dan Mas Danish?" tanya Jessi dalam hati sambil berjalan ke arah taman belakang.     

"Ayraa, kamu di sini?" tanya Ayraa yang sedang menjaga Danish kecil bermain.     

"Hai...kamu tidak keluar sama sekali sejak Chello datang. Pasti kalian melepas rindu." ucap Ayraa berniat menggoda Jessi.     

"Begitulah, Mas Danish kemana?" tanya Jessi mengalihkan pembicaraan.     

"Istirahat di kamar." ucap Ayraa tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.     

"Kapan Mas Danish operasi Ayraa?" tanya Jessi merasa kasihan pada Danish.     

"Belum tahu, masih menunggu kabar dari Ayah Raka." sahut Ayraa merasa gelisah tiap kali membahas tentang kesehatan Danish.     

"Kamu bersabar ya Ayraa, aku yakin tidak lama lagi Mas Danish akan segera di operasi." ucap Jessi menggenggam tangan Ayraa.     

"Terima kasih." ucap Ayraa merasa sedih.     

"Nyonya Ayraa, makanan sudah siap." ucap Bibi Ratih tiba-tiba sudah ada di belakang Ayraa dah Jessi.     

Ayraa menoleh ke belakang dan melihat Bibi Ratih yang berdiri di pintu.     

"Baiklah Bi Ratih, tolong panggilkan Mas Danish dan Chello agar segera makan." ucap Ayraa seraya bangun dari duduknya.     

"Jessi ayo... kita makan." ucap Ayraa mengajak Jessi untuk segera makan.     

Tanpa membalas ucapan Ayraa, Jessi ikut bangun dari duduknya dan berjalan mengikuti Ayraa ke ruang makan.     

"Menu makanannya banyak sekali Ayraa?" tanya Jessi bingung mau pilih makanan yang apa.     

"Tidak terlalu banyak, biasanya Bibi Ratih masak menu makanan khusus untuk Mas Danish saja dan Chello mengikuti menu makanannya Mas Danish. Berhubung sekarang kamu datang, Bibi Ratih masak menu tambahan khusus untuk kamu." ucap Ayraa menjelaskan panjang lebar.     

"Jadi merepotkan ya." ucap Jessi dengan perasaan haru.     

"Tidak juga, kamu kan datang dari jauh. Sudah sewajarnya aku memberikan jamuan yang istimewa." ucap Ayraa dengan sebuah senyuman.     

"Terima kasih banyak Ayraa, kamu saudaraku yang terbaik." ucap Jessi semakin kagum pada Ayraa.     

Ayraa tersenyum, kemudian matanya teralihkan dengan kehadiran Danish dan Chello yang datang bersamaan.     

"Mas Danish, Chello, duduklah makanan sudah siap." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

"Banyak sekali makanannya Ayraa?" tanya Danish saat melihat banyak makanan di atas meja.     

"Ya... untuk menyambut kedatangan Jessi." sahut Ayraa dengan tersenyum.     

"Jessi bukannya kamu diet?" tanya Chello menggoda Jessi.     

Ayraa menoleh ke Chello dengan tatapan rumit.     

"Kalau Jessi dalam rangka diet, tidak untuk istriku. Ayraa harus makan banyak agar melahirkan bayi yang sehat." sahut Danish seraya mengusap lembut perut Ayraa.     

"Benar Mas, Ayraa harus lebih banyak makan karena bayinya juga membutuhkan asupan makanan yang bergizi." ucap Jessi dengan tersenyum.     

"Sudah, jangan menggodaku terus. Ayo, kita makan." ucap Ayraa dengan wajah memerah karena malu jadi bahan pembicaraan.     

"Tolong ambilkan Ayraa." ucap Danish memberikan piringnya pada Ayraa.     

Dengan penuh perhatian, Ayraa mengambilkan makanan menu yang sehat untuk Danish.     

"Chello, mana piringmu. Aku ambilkan makanan untukmu." ucap Jessi meyakinkan hubungannya agar Ayraa tidak meragukan Chello lagi.     

Tanpa bicara, Chello memberikan piringnya pada Jessi.     

"Chello, kamu tahu tidak? kamu terlihat kurus sekarang. Kamu juga harus makan yang banyak." ucap Jessi dengan penuh perhatian.     

Ayraa yang mendengar hal itu hanya terdiam tanpa berkomentar, selain fokus pada makanannya.     

"Oh...ya Mas Danish, Ayraa sebentar lagi aku mau kembali ke Apartemenku. Aku membawa Cahaya untuk sementara saja, sampai Chello tidak sibuk lagi. Untuk sekarang biar Chello fokus dengan kesehatan Mas Danish." ucap Jessi dengan tatapan serius.     

"Kalau Chello sudah setuju, aku hanya bisa mendukung saja." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Aku pasti akan merindukan Cahaya, Danish tidak punya teman bermain lagi sekarang." ucap Ayraa dengan sedih.     

"Ini hanya sementara saja Ayraa, nanti Cahaya pasti akan kembali." ucap Danish seraya menggenggam tangan Ayraa.     

Ayraa menganggukkan kepalanya kemudian melanjutkan makannya.     

"Aku sudah kenyang, makanan hari ini rasanya beda. Sangat enak sekali, bukan begitu Chello?" tanya Danish sambil mengusap mulutnya dengan tisu.     

Chello menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan Danish.     

"Menurut kamu bagaimana Chell? sangat enak bukan?" tanya Jessi pada Chello dengan tersenyum.     

"Hem... ya, seperti kata Mas Danish. Sangat enak." ucap Chello dengan perasaan canggung.     

"Ayraa, terima kasih untuk makanan ini. Aku sangat menikmati sekali. Sebenarnya aku ingin di sini agak lama. Tapi pekerjaan di sana menungguku, aku harus segera pulang." ucap Jessi mulai kepikiran Armand.     

"Jessi, aku akan mengantarmu." ucap Chello menawarkan diri untuk mengantar pulang.     

"Aku sangat senang." ucap Jessi dengan tersenyum.     

"Mas Danish, Ayraa, aku mengantar Jessi pulang dulu." ucap Chello seraya bangun dari duduknya.     

"Hati-hati di jalan Chell, Jessi." ucap Danish ikut bangun dari duduknya mengantar Chello ke depan rumah.     

"Bibi Ratih, berikan Cahaya pada Jessi." ucap Ayraa saat melihat Bibi Ratih menggendong Cahaya.     

"Ya Nyonya." ucap Bibi Ratih memberikan Cahaya pada Jessi.     

Dengan penuh kebahagiaan Jessi menggendong Cahaya kemudian menyusul Chello yang sudah menunggu di mobilnya.     

"Mas Danish, Ayraa, aku pulang dulu. Semoga kita bisa bertemu kembali." ucap Jessi tersenyum kemudian masuk ke dalam mobil.     

Dengan tenang Chello menjalankan mobilnya membawa Jessi ke tempat Apartemennya.     

"Jess, terima kasih banyak atas bantuanmu hari ini. Semoga ke depan tidak ada pertanyaan lagi dari Ayraa." ucap Chello dengan tersenyum.     

"Sama-sama Chell, apapun yang kamu lakukan. Aku pasti mendukungmu." ucap Jessi tersenyum puas bisa membantu Chello.     

"Kalau nanti kamu repot menjaga Cahaya, hubungi saja aku. Aku akan menjemputnya." ucap Chello serius dengan tatapan tetap fokus pada jalan di depannya.     

Jessi menganggukkan kepalanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.