Hancurnya Buddha Tertinggi Shenyan
Hancurnya Buddha Tertinggi Shenyan
Namun, area ini dikendalikan oleh aura Mahoraga, yang kekuatannya mampu melahap jenis kekuatan lainnya; bahkan Kekuatan Ilahi Wilayah Vajra juga dilahap olehnya. Pada saat yang bersamaan, Mahoraga, yang berada di atas langit sambil memegang Guncangan Langit di tangannya, kini dia kembali mengayunkan palu tersebut. Disertai dengan suara ledakan yang keras, Jalur Agung pun runtuh, dan area penyegel itu tidak dapat terbentuk di sana.
"Kalian, menjauhlah," Mahoraga tersebut mengeluarkan perintah. Badai itu langsung menyapu para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei dan orang-orang dari Istana Kekaisaran Barat. Mereka tahu bahwa Ye Futian yang mengendalikan kekuatan ini, jadi mereka tidak memberikan perlawanan dan membiarkan badai itu menyapu mereka ke kejauhan. Hanya Kaisar Pedang Tertinggi, Xi Chiyao, dan Pemimpin Istana Kekaisaran Barat sebelumnya yang tersisa di sana. Ketiganya adalah kultivator tingkat atas, jadi mereka tidak akan berada dalam bahaya meskipun mereka berada di atas medan pertempuran.
Badai pelahap yang bahkan lebih mencengangkan kini telah terbentuk, dan hati para kultivator di bagian bawah berdebar tak terkendali. Mereka semua merasa ada sesuatu yang tidak beres; kekuatan pelahap ini tampaknya kembali mengalami peningkatan.
Seluruh penjuru langit kini telah berubah menjadi bayangan ilahi dari Mahoraga yang berukuran sangat besar. Banyak pusaran bermunculan di sana, dan badai itu melahap semua jenis kekuatan Jalur Agung, aura, dan jiwa spiritual.
"Hati-hati!" Ketika mereka merasakan kekuatan yang menakutkan ini, para kultivator terkemuka itu menunjukkan ekspresi serius di wajah mereka. Kekuatan pelahap ini telah menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
*Whoosh* Sebuah aura yang kuat terpancar keluar, dan pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya bermunculan di sekitar Pemimpin Gunung Infinite. Masing-masing pedang ilahi itu memancarkan seberkas cahaya suci yang berbahaya, dan cahaya pedang yang dikeluarkan itu mengamuk, hingga melingkupi semua arah.
Dia mengangkat tangannya dan menunjuk ke udara, kemudian cahaya pedang ilahi yang berisi aura Kaisar Agung muncul secara tiba-tiba. Miliaran pedang ilahi diarahkan ke seluruh tempat, tidak melewatkan satu sudut pun saat pedang-pedang itu terus melancarkan serangan mematikan mereka.
Dalam sekejap, pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya melesat keluar dan menembus pusaran badai yang ada di atas langit.
Pada saat yang bersamaan, Pemimpin Istana Yuanshi melayang ke atas langit, dan sebuah matriks ilahi muncul di atasnya. Di dalam matriks ilahi ini, muncul kekuatan penghukum dewa yang tak terhitung jumlahnya, lalu berubah menjadi seberkas cahaya bencana yang bergerak menuju cakrawala, mencoba menembus area ini.
Ada juga kultivator tingkat tinggi dari pasukan lain yang juga telah mengambil tindakan, dan masing-masing dari mereka adalah sosok yang berdiri di puncak dan mewarisi aura Kaisar Agung. Mereka mengarahkan serangan masing-masing ke atas langit. Aura Mahoraga, yang dikendalikan oleh Ye Futian, berada dimana-mana. Mereka tidak punya pilihan selain menghancurkan area ini secara paksa.
Di sisi lain, mata ilahi milik Buddha Tertinggi Shenyan masih mengamati semuanya dari atas langit, mencoba memastikan posisi Ye Futian. Namun, di bawah mata ilahi tersebut, dia mendapati bahwa Ye Futian ada dimana-mana. Area ini dipenuhi dengan hawa kehadirannya.
Diiringi oleh serangan gabungan dari semua kultivator, cahaya bencana itu menekan dari atas langit. Masing-masing dari serangan itu, ketika dilancarkan di dunia luar, pasti akan terlihat sangat mengerikan; mereka adalah teknik serangan tingkat atas yang berada di bawah tingkat Kaisar Agung. Pada saat ini, semua serangan itu dikerahkan untuk membunuh satu orang.
Rentetan serangan yang dahsyat ini langsung menembus badai pelahap yang ada di atas langit. Ledakan dari seangan-serangan itu hampir meruntuhkan seluruh penjuru langit, berniat melenyapkan Ye Futian secara paksa.
*Boom, Boom, Boom* Di bawah cahaya pembantaian yang mengerikan tersebut, bayangan raksasa Mahoraga tampaknya telah ditembus. Badai penghancur itu mencabik-cabik segalanya, mencoba untuk mengoyak aura ini hingga hancur berkeping-keping.
Para kultivator itu mendongak untuk menatap ke atas langit. Dengan dikepung oleh serangan yang begitu mengerikan, bagaimana mungkin ada seseorang yang bisa bertahan saat menghadapinya?
"Bukankah dia seharusnya telah binasa sekarang?" Cahaya Buddha dari Buddha Tertinggi Shenyan dan Buddha Tertinggi Tongchan terus mengalir ke dalam serangan pembantaian tersebut. Namun, pada saat ini, langit yang ditembus oleh serangan itu masih dipenuhi dengan aura pelahap yang mengerikan. Aura itu mampu melahap serangan-serangan mereka, serta kekuatan ilahi yang memperkuat mereka.
Sejak awal, Mahoraga bukanlah sosok yang bernyawa, dan dia tidak memiliki tubuh fisik. Semua serangan ini tampaknya berhasil melenyapkan aura Mahoraga, yang merupakan satu-satunya cara untuk membunuhnya.
Namun, aura pelahap itu masih ada di sana. Sudah jelas, aura itu belum berhasil dihancurkan.
Badai penghancur itu masih terus bergejolak, begitu pula dengan kekuatan pelahap di dalamnya. Bayangan raksasa yang ada di atas langit itu mengangkat Guncangan Langit di tangannya, dan ukuran palu itu bertambah besar. Gelombang kejut langsung dikeluarkan dan membawa kekuatan tak tertandingi yang sangat mengerikan di dalamnya.
Tatapan Mahoraga terpaku pada satu sosok, yang tidak lain adalah Buddha Tertinggi Shenyan. Di dalam sepasang mata yang mengerikan itu, ada jejak-jejak keinginan membunuh yang kuat di sana.
*Boom* Serangan yang dahsyat itu menerjang ke bawah, dan Guncangan Langit diayunkan dari atas langit. Dalam sekejap, serangan penghancur yang menembus badai itu dihancurkan dan dimusnahkan di bawah gelombang kejut yang kuat tersebut.
Ekspresi para kultivator tingkat tinggi itu berubah menjadi sangat terkejut saat mereka kembali mengeluarkan serangan terkuat mereka dan menghantam Guncangan Langit yang diayunkan dari atas langit. Dua serangan yang kuat itu akhirnya bertabrakan dengan keras di udara untuk beberapa saat, memicu sebuah badai yang akan menghancurkan segalanya. Jika bukan karena stabilitas dunia ini yang begitu kokoh, area ini pasti sudah tercabik-cabik. Namun, meski begitu, badai penghancur itu terus bergerak menuju kejauhan, bahkan ke dunia luar. Mereka yang berkultivasi di luar reruntuhan gemetar ketakutan saat mereka merasakan kekuatan ini. Bahkan para kultivator yang berada di lokasi yang sangat jauh ikut memandang ke atas langit dengan jantung yang berdegup kencang.
Sungguh gelombang kejut yang sangat mengerikan.
Di medan pertempuran yang berlangsung di dalam reruntuhan, serangan-serangan yang dahsyat masih dikerahkan ke bawah, dan serangan dari para kultivator tingkat tinggi itu berhasil ditekan. Mereka telah mengerahkan kekuatan mereka ke tingkat maksimal, berusaha menahan serangan gelombang kejut itu, sehingga area di sekitarnya telah membentuk sebuah area Jalur Agung yang tak tertandingi.
Suara gemuruh terdengar saat gelombang kejut itu tiba untuk meratakan semua yang menghalangi jalannya.
Di antara para kultivator yang berada di sana, satu orang menderita dampak yang paling parah. Buddha Tertinggi Shenyan berada di titik pusat badai saat seberkas cahaya dari gelombang kejut yang mengerikan diarahkan padanya. Sebilah pedang ilahi Buddha muncul saat cahaya suci terpancar keluar dari matanya. Pedang itu bergabung ke dalam cahaya suci ini dan bertabrakan dengan sinar cahaya yang semakin mendekat itu.
Namun, meski demikian, tubuhnya terus bergerak ke bawah, dan pedang ilahi Buddha itu juga ditekan ke bawah. Dia ingin melarikan diri dari medan pertempuran ini, tetapi dia mendapati bahwa area di sekitarnya terasa sangat berat, diselimuti oleh gelombang kejut tersebut. Tidak ada tempat baginya untuk bersembunyi. Jika bukan karena perlindungan dari pedang ilahi Buddha ini, dia pasti sudah terkoyak oleh gelombang kejut tersebut.
Suara teriakan yang keras bergema di udara, dan mata Buddha Tertinggi Shenyan seperti bukan lagi miliknya. Sepasang mata itu keluar dari tubuhnya, menembakkan dua cahaya suci, lalu bergabung dengan pedang ilahi tersebut.
*Boom, Boom, Boom* Di sekelilingnya, udara ikut bergetar, dan segala sesuatunya akan dihancurkan menjadi debu dan asap.
"Ahhhh!" Suara jeritan yang mengerikan terdengar saat sinar cahaya penghancur itu melesat ke bawah. Pada saat berikutnya, tubuh Buddha Tertinggi Shenyan dihempaskan ke bawah dan menembus ke dalam tanah. Permukaan tanah di sekitarnya meledak dan hancur tanpa henti, berubah menjadi debu dalam waktu singkat.
Jantung semua orang berdegup kencang. Tatapan mata mereka tertuju ke sana, dan mereka terlihat sangat ketakutan. Mereka semua telah bekerja sama untuk membentuk serangan penghancur itu, dan Ye Futian mampu menandingi mereka dengan mengendalikan aura Mahoraga. Terlebih lagi, dia telah mengeluarkan serangan yang paling dahsyat terhadap Buddha Tertinggi Shenyan sendirian.
Pada saat ini, satu sosok berdiri di antara kekacauan, darah mengalir dari matanya dan membasahi wajahnya. Sungguh mengejutkan saat melihat darah yang menutupi seluruh wajahnya itu.
"Buddha Tertinggi Shenyan!"
Hati semua orang berdebar kencang. Buddha Tertinggi Tongchan, khususnya, tampak sangat marah. Kedua mata Buddha Tertinggi Shenyan telah dibuat buta oleh ledakan itu.
Buddha Tertinggi Shenyan dikenal karena kultivasinya dalam Buddha's Clairvoyance—salah satu dari enam kemampuan super dalam ajaran Buddha. Kedua matanya telah mengalami banyak perubahan dan dikenal sebagai mata ilahi, yang sesuai dengan gelarnya.
Tapi sekarang, sepasang mata ilahi ini telah dibuat buta oleh Ye Futian. Mungkinkah dia masih bisa dianggap sebagai Buddha Tertinggi Shenyan?
"Guru." Kepala Biksu Shenyan dan kultivator Buddha lainnya telah berkumpul di sekitar Buddha Tertinggi Shenyan. Ada kebencian yang luar biasa di mata mereka saat mereka menatap sosok raksasa Mahoraga yang ada di atas langit.
Ye Futian tidak melanjutkan serangannya. Serangan gabungan yang ditujukan padanya barusan telah menguras energinya, dan kondisinya saat ini bukanlah yang terbaik. Meski demikian, apa yang telah dia lakukan mampu menghentikan para kultivator yang berada di bagian bawah.
Wajah raksasa sang Mahoraga memandang para kultivator itu dengan acuh tak acuh. Badai pelahap masih bergejolak di sana; apakah para kultivator Buddha ini begitu membencinya?
Buddha Tertinggi Shenyan dan Buddha Tertinggi Tongchan-lah yang berambisi untuk membunuhnya dan telah menempatkannya dalam situasi berbahaya serta hampir membunuhnya berkali-kali sebelumnya. Dia sudah memberitahu mereka bahwa ini adalah dendam pribadi di antara mereka dan dia tidak akan lagi mengampuni mereka.
Dengan satu serangan ini, Buddha Tertinggi Shenyan telah dihancurkan.
"Amitabha," tiba-tiba terdengar sebuah suara, dan diikuti oleh Cahaya Buddha yang memenuhi langit, dari dunia luar, beberapa Buddha kuno berwarna emas bermunculan. Ketika mereka tiba di area ini, terungkap bahwa mereka adalah para Buddha Tertinggi dari Western Heaven. Ye Futian pernah bertemu dengan beberapa di antara mereka.
Setelah itu, sosok Ye Futian muncul di atas langit saat dia membungkuk hormat kepada para Buddha. "Salam hormat untuk para Buddha Tertinggi."
"Saudara Ye." Beberapa Buddha Tertinggi menyatukan telapak tangan mereka sebagai balasan, dan tidak menunjukkan tanda-tanda tidak ramah. Kemudian, mereka memandang Buddha Tertinggi Shenyan saat mereka menyatukan telapak tangan masing-masing sambil merapalkan sutra Buddha. Pada saat ini, Buddha Tertinggi Tongchan berkata, "Ye Futian telah membunuh banyak orang di Weatern Heaven, dan sekarang dia telah membutakan Shenyan. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia telah jatuh ke dalam Jalur Iblis, menurut pendapat semua Buddha Tertinggi, apa yang harus kita lakukan terhadap dirinya?"
Ye Futian memang sosok yang sangat kuat, tetapi selama para Buddha ini bersedia mengambil tindakan, Ye Futian tidak akan bisa melarikan diri, dan dia akan tewas terbunuh.
Namun, pada saat ini, area di luar reruntuhan mulai disinari oleh cahaya suci, yang diikuti oleh kedatangan banyak kultivator. Ye Futian melihat para kultivator yang berdatangan dari luar itu dan mendapati bahwa mereka dipimpin oleh para kultivator dari Dunia Manusia. Tatapan mata mereka tertuju ke arah medan pertempuran, lalu ke arah Ye Futian, yang masih berada di udara.
Mereka juga telah mendengar bahwa Ye Futian kini memegang kendali atas reruntuhan Mahoraga—salah satu dari Delapan Legiun—dan itu adalah satu-satunya reruntuhan yang tidak dikuasai oleh pasukan di tingkat Kaisar Agung. Dia bahkan telah menyatu dengan aura Mahoraga.
Saat menyaksikan apa yang sedang terjadi di hadapan mereka, semua orang berpikir bahwa mungkin akan sulit bagi Ye Futian untuk mempertahankan semua yang telah diperolehnya hingga saat ini.