Legenda Futian

Diawasi Mata Ilahi



Diawasi Mata Ilahi

1Di luar pegunungan tempat reruntuhan Mahoraga berada, banyak kultivator telah berkumpul di sana. Mereka semua telah diusir dari tempat tersebut. Sampai sekarang, hati mereka masih berdebar kencang. Semua yang baru saja terjadi sangatlah menakutkan. Mahoraga telah terbangun dan melahap semua yang ada di sekitarnya. Dalam sekejap, banyak kultivator telah kehilangan nyawa mereka.     

Di antara mereka, banyak klan menderita kerugian besar.     

"Aura itu menghilang," ujar seseorang. Ketika aura Mahoraga menghilang, mereka bisa merasakan bahwa aura yang menakutkan itu juga telah lenyap. Mungkinkah Mahoraga kembali memasuki masa hibernasi?     

Sebelumnya, kenapa Mahoraga tidak melahap mereka semua?     

"Apakah aura Mahoraga itu masih hidup?" seseorang berspekulasi dengan suara pelan.     

"Jika dia masih hidup, kenapa dia memilih untuk membiarkan kita pergi?" tanya sosok lainnya. Kerumunan kultivator itu jadi penasaran. Mereka tidak mengerti kenapa Mahoraga membiarkan mereka pergi begitu saja.     

Ada sesuatu yang tidak beres di sini.     

"Hah?" Kaisar Pedang Tertinggi saat ini sedang mengamati sekelilingnya. Dia mendapati bahwa Ye Futian dan Xi Chiyao, yang telah bertarung berdampingan dengannya, hingga saat ini masih belum keluar. Sama sepertinya, mereka terjebak di dalam aura Mahoraga dan bertarung melawannya. Namun, mereka seharusnya tidak akan binasa karenanya.     

"Bagaimana dengan para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei?" seseorang bertanya. Mereka mendapati bahwa para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei telah menghilang, dan mereka tidak melihatnya lagi. Kelompok kultivator itu merasa bahwa ini adalah hal yang aneh.     

"Sebelumnya, aku melihat bahwa para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei dan Istana Kekaisaran Barat dalam kondisi baik-baik saja. Mereka seharusnya menunggu Ye Futian dan Xi Chiyao, tapi kenapa mereka belum juga keluar?"     

Keberadaan Ye Futian dan para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei kini menarik perhatian banyak orang. Bagaimanapun juga, jalur ini pada awalnya dibuka oleh Ye Futian. Sekarang, dia malah tidak berhasil keluar dari dalam sana. Hal ini tentu saja akan menimbulkan kecurigaan.     

Kedua mata Kaisar Pedang Tertinggi berbinar saat tatapan matanya menembus ruang hampa, dan dia pun mengintip ke dalam pegunungan tersebut. Kemudian, sosoknya melesat dan berubah menjadi seberkas cahaya pedang. Dia kembali memasuki pegunungan itu. Dia ingin melihat kenapa Ye Futian dan para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei masih belum keluar dari dalam sana.     

Hah? Para kultivator lainnya mengungkapkan ekspresi aneh ketika mereka menyaksikan pemandangan ini. Setelah Kaisar Pedang Tertinggi masuk kembali, para kultivator lainnya menjadi ragu-ragu untuk mengikutinya.     

Haruskah mereka ikut masuk dan memeriksanya?     

Tidak lama setelah Kaisar Pedang Tertinggi memasuki pegunungan ilahi, aura Mahoraga yang mengerikan kini terbangun kembali. Pegunungan itu menyimpan sebuah aura yang mengerikan di dalamnya, sehingga membuat hati orang-orang di bagian luar berdebar kencang. Mereka langsung mengurungkan niat mereka sebelumnya. Akankah Kaisar Pedang Tertinggi berhasil keluar hidup-hidup?     

Saat ini, Kaisar Pedang Tertinggi sudah berdiri di dalam pegunungan tersebut. Sosoknya tampak seperti sebilah pedang yang tajam. Dia mengangkat kepalanya untuk memandang sosok ilusi dari Mahoraga.     

Sosok ilusi Mahoraga yang berukuran sangat besar itu telah terbentuk di atas langit dan muncul tepat di atas Kaisar Pedang Tertinggi. Sosok ilusi itu menatap tajam ke arahnya.     

Kaisar Pedang Tertinggi sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan. Tatapannya terlihat tajam saat dia memandang sosok raksasa di atasnya itu. Area di sekitarnya memancarkan tekanan yang menyesakkan.     

"Saudara Ye?" Kaisar Pedang Tertinggi berkata dengan suara pelan. Nada bicaranya terdengar agak ragu saat dia merasakan keberadaan sosok ilusi tersebut.     

Dia telah membuat beberapa spekulasi tentang hilangnya para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei dan Istana Kekaisaran Barat. Dia berspekulasi bahwa Ye Futian telah berhasil mengendalikan aura Mahoraga, dan dengan demikian, dia memiliki kendali atas wilayah ini.     

Wajah Mahoraga yang berukuran sangat besar itu menatap Kaisar Pedang Tertinggi. Kemudian, satu sosok berambut abu-abu muncul dari sosok ilusi tersebut dan berkata, "Senior, anda memiliki penglihatan yang tajam."     

Ketika Kaisar Pedang Tertinggi melihat sosok Ye Futian, dia tampak terkejut. Dia pun berseru, "Luar biasa. Aku tidak menyangka bahwa kau benar-benar mampu mengendalikan aura Mahoraga. Aku sangat terkesan."     

"Senior, silahkan masuk," ujar Ye Futian. Kemudian, sosok ilusi itu menghilang bersama dengan aura mengerikan yang menyelimuti langit itu.     

Kaisar Pedang Tertinggi memandang bagian dalam reruntuhan itu dan memasuki wilayah tersebut.     

Di luar wilayah itu, para kultivator lainnya menantikan kembalinya Kaisar Pedang Tertinggi, namun dia belum kembali bahkan setelah waktu yang lama. Bahkan setelah aura yang menakutkan itu menghilang, Kaisar Pedang Tertinggi masih belum kembali. Hal ini membuat mereka mengungkapkan ekspresi terkejut di wajah masing-masing.     

Mungkinkah Kaisar Pedang Tertinggi telah membuat marah Mahoraga dan pada akhirnya dilahap oleh Mahoraga?     

Tidak ada yang berani bertindak sembarangan. Meskipun hati mereka dipenuhi dengan kecurigaan, mereka tidak bisa mengabaikan terjadinya skenario terburuk. Jika para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei dan Kaisar Pedang Tertinggi benar-benar dilahap oleh Mahoraga karena gangguan yang mereka timbulkan membuatnya marah, maka mereka yang berada di luar juga akan mati jika mereka memasuki wilayah tersebut.     

Mereka hanya bisa menunggu di luar.     

Di sisi lain, Kaisar Pedang Tertinggi kini telah memasuki reruntuhan dan bertemu dengan Ye Futian.     

Sebelumnya, mereka berdua sama-sama memperebutkan ajaran Tiga Kaisar Pedang. Ye Futian berhasil menerima tebasan dari Kaisar Pedang Tertinggi. Dia pun menepati janjinya dan merelakan ajaran Tiga Kaisar Pedang itu. Oleh sebab itulah, Ye Futian memiliki kesan yang baik terhadap Kaisar Pedang Tertinggi. Bahkan ketika dihadapkan dengan godaan dari peninggalan Kaisar Agung, Kaisar Pedang Tertinggi tetap menepati janjinya. Itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Bagaimanapun juga, jika Kaisar Pedang Tertinggi melanggar janjinya dan bersikeras untuk mendapatkan ajaran tersebut, Ye Futian dan kelompoknya mungkin akan kesulitan dalam mengalahkannya.     

"Senior," sapa Ye Futian sambil tersenyum.     

"Kau benar-benar mengejutkanku," ujar Kaisar Pedang Tertinggi saat dia berjalan mendekati Ye Futian. "Aku telah merasakan aura Mahoraga sebelumnya. Sulit sekali untuk mengalahkannya, namun kau benar-benar berhasil melahapnya. Meskipun aku pernah mendengar namamu sebelumnya, namun aku tidak terlalu memperhatikanmu. Sekarang, aku yakin bahwa kau memiliki bakat yang tak terbatas. Secara kebetulan, dunia sedang mengalami beberapa perubahan besar sekarang. Kau mungkin memiliki kesempatan untuk menjadi seorang Kaisar Agung."     

"Senior, anda terlalu berlebihan dalam memuji saya," jawab Ye Futian. "Ada begitu banyak warisan di sini. Saya yakin anda akan menemukan sesuatu yang cocok untuk anda. Seperti yang anda katakan sebelumnya, dunia sedang mengalami beberapa perubahan besar sekarang. Dengan munculnya benua kuno ini, aura para dewa akan menemukan penerus mereka masing-masing. Saya berharap anda juga dapat mewarisi aura seorang Kaisar Agung dan mengambil langkah terakhir."     

"Kenapa kau membiarkanku masuk?" Kaisar Pedang Tertinggi bertanya. Kehadirannya di sini menunjukkan bahwa dia setidaknya akan mendapatkan warisan di tingkat Kaisar Agung.     

Ye Futian kini memiliki kendali atas aura Mahoraga. Jika Ye Futian memilih untuk mengincar Kaisar Pedang Tertinggi, maka dia kemungkinan besar tidak akan bisa menginjakkan kaki di wilayah ini.     

"Kita memiliki hubungan yang cukup baik, dan saya mengagumi sikap anda. Saya tentu juga berharap bisa mendapatkan banyak teman baru selama masa-masa penuh kekacauan ini," ujar Ye Futian. Dia tidak keberatan untuk menyanjung Kaisar Pedang Tertinggi.     

"Kau pandai dalam berkata-kata," ujar Kaisar Pedang Tertinggi sambil mengangguk pelan. "Karena kau berkata demikian, maka aku akan berteman denganmu. Karena aku jauh lebih tua darimu, kau tidak keberatan apabila aku memanggilmu sebagai 'Saudara Ye,' bukan?"     

"Tentu saja tidak," Ye Futian menyetujuinya sambil tersenyum. "Senior, anggap tempat ini sebagai rumah sendiri."     

"Hmm." Kaisar Pedang Tertinggi mengangguk dan berkata, "Kultivator seperti kita, yang bukan berasal dari pasukan tingkat Kaisar Agung, selalu tersingkirkan. Rumor mengatakan bahwa tujuh pasukan tingkat Kaisar Agung semuanya telah menguasai reruntuhan dari Delapan Legiun. Kemampuan mereka tentu saja menjadi semakin kuat. Sungguh beruntung bagi Saudara Ye untuk dapat merebut reruntuhan Mahoraga ini, yang merupakan salah satu reruntuhan dari Delapan Legiun. Kau harus memanfaatkan setiap detik di tempat ini untuk berkultivasi."     

"Senior, apa yang anda katakan itu memang benar." Ye Futian mengangguk setuju. "Perubahan di antara langit dan bumi sudah semakin dekat. Kita memang dikejar oleh waktu."     

"Kalau, begitu, mari kita berkultivasi," ujar Kaisar Pedang Tertinggi saat dia bergerak menuju suatu arah. Ye Futian memandang ke kejauhan, tepatnya ke arah yang dituju oleh Kaisar Pedang Tertinggi.     

Saat ini, tempat ini ditempati oleh para kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei, para kultivator dari Istana Kekaisaran Barat, dan Kaisar Pedang Tertinggi. Formasi pasukan mereka juga cukup kuat. Jajaran anggota ini masih tidak bisa dibandingkan dengan pasukan tingkat Kaisar Agung lainnya, tetapi dengan bantuan aura Mahoraga, Ye Futian yakin bahwa mereka tetap bisa menguasai wilayah ini. Kecuali pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung itu memilih untuk menyerang mereka.     

…     

Suasana di wilayah perbatasan dari reruntuhan Mahoraga sangat sunyi. Tidak ada kultivator yang berani menginjakkan kaki di wilayah tersebut. Mereka hanya bisa pindah ke tempat lain untuk mencari peluang Jalur Agung lainnya. Masih ada tempat lain yang cocok untuk berkultivasi bagi mereka. Satu per satu, tujuh pasukan tingkat Kaisar Agung masing-masing telah menemukan reruntuhan dari Delapan Legiun. Mereka mengizinkan kultivator dari pasukan lain untuk berkultivasi di dalam reruntuhan tersebut. Bagian inti dari setiap reruntuhan itu berada di bawah kendali mutlak dari pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung itu, tetapi beberapa warisan Kaisar Agung masih tersedia di area luar.     

Selain itu, masih banyak reruntuhan tak berpenghuni di berbagai lokasi dari benua kuno ini.     

Waktu pun terus berlalu. Reruntuhan dari Delapan Legiun semuanya telah terungkap ke hadapan publik. Seperti yang diduga oleh banyak orang, mereka dikuasai oleh pasukan-pasukan di tingkat Kaisar Agung.     

Pasukan dari Dunia Langit menempati reruntuhan dari Legiun Deva. Itu adalah reruntuhan dari Istana Langit Kuno, dan pemandangannya sangat mengejutkan untuk dilihat. Ada banyak kultivator yang berniat berkultivasi di sana, tetapi mereka dihalangi dan dikalahkan oleh para kultivator dari Dunia Langit. Bahkan banyak kultivator yang tewas terbunuh di sana.     

Dunia Iblis menguasai reruntuhan dari Legiun Karura. Peninggalan dari Kaisar Iblis berada di sana.     

Istana Kegelapan menemukan reruntuhan dari Legiun Asura.     

Dunia Manusia menempati reruntuhan dari Dewa Musik Gandharva.     

Prefektur Ilahi menemukan reruntuhan dari Legiun Naga.     

Dunia Empty Divine kini berada di reruntuhan Legiun Yaksa.     

Western Heaven menemukan reruntuhan dari Legiun Kinnara.     

Terakhir, reruntuhan Mahoraga adalah satu-satunya tempat yang tidak dikuasai oleh pasukan tingkat Kaisar Agung mana pun. Rumor mengatakan bahwa tidak ada pasukan yang berhasil menguasainya sampai sekarang karena aura Mahoraga telah terbangun.     

Tanpa sepengetahuan banyak orang, reruntuhan terakhir dari Delapan Legiun ini ternyata ditempati oleh Istana Kekaisaran Ziwei sekarang.     

Karena semua pasukan tingkat atas itu masing-masing telah menguasai satu reruntuhan, mereka pun sibuk memahami ajaran yang tersimpan di reruntuhan mereka saat ini, dan oleh sebab itulah, mereka tidak punya waktu untuk menyerang reruntuhan lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak kultivator dari dunia kultivasi tiba di sana dan menyebar ke seluruh penjuru benua kuno ini. Semua reruntuhan perlahan-lahan menemukan pewarisnya masing-masing atau diambil secara paksa.     

Namun, pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung tidak terlibat dalam konflik antara satu sama lain. Lagipula, mereka masih membutuhkan waktu untuk memahami ajaran yang mereka temukan di reruntuhan masing-masing sebelum mereka memiliki waktu untuk menyerang tempat lain.     

Ketenangan semacam ini berlangsung selama satu tahun. Setelah reruntuhan dari Delapan Legiun ditemukan, keseimbangan yang kokoh sebenarnya telah terbentuk di antara pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung. Namun meski demikian, masih ada pertempuran-pertempuran mengerikan yang terjadi secara rutin di seluruh penjuru benua kuno tersebut. Tidak pernah ada yang namanya kedamaian abadi.     

Saat ini, seorang kultivator kuat tampak mendekati reruntuhan Mahoraga. Kultivator ini bermandikan Cahaya Buddha dan kultivasinya sangat mendalam. Dia tidak lain adalah Buddha Tertinggi Shenyan, salah satu Buddha Tertinggi dari Western Heaven.     

Dia berdiri di luar reruntuhan dan cahaya suci terpancar dari kedua matanya. Di atas langit, muncul sepasang mata lainnya. Tatapan mata yang membekukan itu menembus area yang luas dan menyelidiki bagian dalam reruntuhan tersebut. Buddha Tertinggi Shenyan bertekad untuk mencari tahu apa yang tersembunyi di dalam reruntuhan ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.