Tiga Kaisar Agung
Tiga Kaisar Agung
Biasanya, ajaran dari para Kaisar Pedang terkandung dalam satu pedang. Namun, karena Kaisar Agung ini telah meninggalkan tiga pedang ilahi sekaligus, tentu saja ada alasan tersendiri untuk hal ini.
Ye Futian duduk bersila di tempatnya dan menghadap tiga pedang tersebut. Kultivator lainnya mengikuti apa yang dia lakukan. Mereka semua berusaha memahami pedang-pedang tersebut. Di bagian samping, Gu Dongliu juga berkultivasi dengan tenang. Dia terus memahami ajaran yang dia peroleh sebelumnya. Dia baru saja mewarisi aura milik Kaisar Agung Abadi dan masih membutuhkan waktu untuk memahami apa yang telah dia dapatkan. Tidak perlu baginya untuk mempelajari ilmu pedang baru sekarang.
Adapun kultivator lainnya, mereka hanya bisa memahami dari kejauhan dan tidak memenuhi syarat untuk mendekati ketiga pedang tersebut.
Sementara itu, sosok-sosok lain yang baru saja datang ikut menyaksikan pemandangan ini. Setelah bertanya-tanya, mereka juga mengetahui situasi saat ini. Mereka juga tidak berani mendekat. Bagaimanapun juga, meskipun ada sebuah reruntuhan di sana, namun nyawa mereka lebih penting. Jika mereka kehilangan nyawa di sini, apa gunanya mencoba mendapatkan reruntuhan tersebut?
Waktu pun terus berlalu. Ye Futian benar-benar tenggelam dalam upayanya memahami ilmu pedang itu. Kini dia telah memasuki dunia yang dipenuhi oleh aura pedang.
Ketiga pedang ini berisi tiga aura pedang yang berbeda. Mereka semua berbeda, dan dia perlu memahaminya secara terpisah.
Namun, Ye Futian tidak berusaha untuk memahami salah satu dari mereka seutuhnya sekarang. Sebagai gantinya, pertama-tama dia ingin membedakan ketiga aura pedang tersebut.
Dia mendapati bahwa pedang di sebelah kiri berisi sebuah aura yang tidak bisa dihancurkan. Pedang ini cocok dengan kultivasi Ye Wuchen.
Pedang di bagian tengah adalah yang paling kompleks. Itu adalah sebuah matriks pedang. Matriks pedang itu mampu berubah menjadi sebuah dunia pedang dan mampu memancing para kultivator ke dalamnya. Para kultivator yang terjebak akan memasuki dunia pedang tersebut ketika mereka berinteraksi dengan pedang itu.
Sedangkan pedang di sebelah kanan langsung mengirimkan getaran ke dalam jiwa spiritual Ye Futian. Aura yang dipancarkan oleh pedang ini sangat unik. Auranya memang tidak begitu tajam, namun sama berbahayanya dengan dua pedang lainnya, mampu menebas jiwa spiritual targetnya.
Setelah Ye Futian memahami tiga aura pedang tersebut, dia membuka matanya dan memandang ketiga pedang itu. Dia mengungkapkan ekspresi aneh di wajahnya.
Sebelumnya, dia meyakini bahwa ketiga pedang ini mungkin adalah tiga aura pedang yang dikuasai oleh seorang Kaisar Agung. Namun, sekarang dia merasa bahwa masing-masing aura pedang itu memiliki keunikan tersendiri dan sangat kuat. Ketiganya mewakili ilmu pedang di tingkat tertinggi.
Mungkinkah ketiga pedang itu melambangkan ilmu pedang dari tiga Kaisar Agung?
Jika benar demikian, mungkin bukan hanya satu orang yang meninggalkan ketiga pedang ini. Mereka mungkin terbentuk dari aura tiga Kaisar Agung.
Saat memikirkan hal ini, Ye Futian memandang ke belakang. Sebelumnya, dia membiarkan anggota kelompoknya berkultivasi sendiri. Namun, setelah merasakan aura dari tiga pedang tersebut, dia tiba-tiba memiliki sebuah ide. Mereka mungkin bisa mencoba idenya tersebut.
"Wuchen, cobalah memahami pedang di sebelah kiri. Yaya, kau memahami pedang di bagian tengah. Pendekar Lihen, kau memahami pedang di sebelah kanan," ujar Ye Futian kepada mereka bertiga.
Masing-masing dari mereka berhubungan dengan salah satu dari tiga pedang tersebut. Ilmu pedang yang mereka kuasai secara kebetulan cocok dengan tiga aura pedang itu.
"Baiklah." Mereka bertiga mengangguk setuju. Pada kenyataannya, setelah mereka merasakan aura-aura pedang itu secara langsung, mereka memiliki pemikiran yang sama dengan Ye Futian. Mereka menyadari bahwa ada satu di antara tiga pedang itu yang paling cocok untuk mereka.
Mereka bertiga pun kembali bermeditasi. Ye Futian juga terus memahami aura-aura pedang itu dan siap membantu mereka.
Tepat pada saat ini, Cahaya Buddha bersinar terang dan menyelimuti mereka bertiga. Cahaya itu mirip dengan sebuah lampu dalam kegelapan, serta cahaya kebijaksanaan Buddha. Terdengar suara rapalan sutra Buddha bergema di udara, namun suara itu tidak mengganggu para kultivator yang sedang berkultivasi. Sebaliknya, suara itu justru membantu mereka memasuki kondisi meditasi.
Ye Futian memandang kultivator yang baru saja mengeluarkan Cahaya Buddha. Dia tidak lain adalah Hua Qingqing. Dengan mata terpejam, dia merapalkan mantra dan suara rapalan sutra Buddha yang dihasilkan sungguh menggelegar. Sosoknya yang elegan tampak seperti sebuah lampu Buddha, yang menuntun mereka ke gerbang kebijaksanaan.
Ye Futian merasa gembira, tetapi dia tidak terkejut dengan tindakannya. Sebagai lampu Buddha yang dahulu selalu berkultivasi di samping sang Buddha, wajar bagi Hua Qingqing untuk memiliki kebijaksanaan yang luar biasa. Sekte Buddha memiliki cara yang unik untuk memberikan pencerahan kepada para kultivator mereka. Tidak aneh bagi Hua Qingqing untuk memiliki beberapa teknik khusus yang dapat membantu orang lain dalam berkultivasi.
Ketika kultivator lain menyaksikan pemandangan ini, mereka menyadari bahwa mereka kemungkinan besar hanya berperan sebagai penonton di sini. Ketiga pedang ini sudah memiliki pemiliknya masing-masing. Namun, mereka tidak keberatan akan hal ini. Bagaimanapun juga, mereka mengetahui tentang hubungan antara Ye Wuchen dan dua sosok lainnya dengan Ye Futian. Terlepas dari hubungan ini, ketiganya memang cocok dengan tiga aura pedang tersebut.
Ye Futian juga terus memahami tiga aura pedang di hadapannya itu. Waktu berlalu secara perlahan. Area itu kini menjadi sangat sunyi. Tidak ada yang berani mengganggu mereka. Setelah beberapa lama, Lord Chen, Chen Yi, dan yang lainnya akhirnya berjaga di belakang mereka, mencegah orang lain mengganggu mereka.
Kultivasi mereka tidak berjalan semulus yang Ye Futian bayangkan. Dia sesekali berhenti berkultivasi dan membagikan apa yang dia dapatkan dengan Ye Wuchen dan dua sosok lainnya. Meski begitu, beberapa bulan telah berlalu hingga akhirnya Ye Wuchen mulai beresonansi dengan pedang tersebut.
Kemudian, dengan bantuan Ye Futian dan Hua Qingqing, Yaya dan Pendekar Lihen juga mulai beresonansi dengan pedang masing-masing dan memasuki dunia pedang di dalamnya.
Namun, mereka masih belum diakui oleh tiga pedang tersebut dan tidak dapat menerima ajaran dari para Kaisar Agung.
Saat ini, muncul sebuah pemandangan yang menakjubkan di sana. Cahaya pedang tampak mengitari ketiga pedang itu saat aura-aura pedang mengalir turun dari ketiga pedang tersebut. Mereka mendarat di sosok Ye Wuchen, Yaya, dan Pendekar Lihen. Hal ini membuat tubuh mereka bersinar terang. Aura pedang mengalir di sekitar mereka, dan mereka tampaknya telah menyatu dengan pedang masing-masing.
Cahaya Buddha menyelimuti mereka bertiga. Mata mereka masih tertutup rapat saat mereka fokus untuk berkultivasi. Mereka ingin melangkah lebih jauh.
Namun, mereka tetap berada dalam kondisi seperti ini untuk waktu yang lama. Aura pedang di tubuh mereka memang menjadi semakin kuat, tetapi mereka merasa seolah-olah mereka masih membutuhkan satu langkah lagi untuk mencapai keberhasilan.
Saat ini, Ye Futian membuka matanya dan menatap ketiga pedang di depannya. Kedua matanya berbinar saat dia berkata, "Aku mengerti sekarang."
"Tiga pedang itu masing-masing adalah tiga aura pedang yang berbeda. Ketiganya adalah peninggalan dari tiga Kaisar Agung. Namun, ketiga Kaisar Agung ini mungkin sudah saling beresonansi dan menggabungkan ketiga pedang itu menjadi sebuah matriks pedang yang utuh," ujar Ye Futian. "Kali ini, cobalah untuk menggabungkan pikiran dan ilmu pedang kalian menjadi satu kesatuan."
Mereka bertiga tidak mengatakan apa-apa, tetapi mereka langsung melakukan apa yang dikatakan oleh Ye Futian.
Tiga aura pedang itu kini tampak bertautan. Cahaya pedang berputar-putar di sekitar mereka, dan mereka mulai menyerahkan segalanya terhadap satu sama lain.
Ye Futian tidak lagi berkultivasi dan kini mengawasi mereka dari bagian samping. Proses ini berlangsung cukup lama hingga ketiga aura pedang itu menyatu dan tidak dapat dipisahkan. Dunia-dunia pedang menyelimuti ketiga sosok itu dan tidak lama kemudian, ketiga pedang itu mengeluarkan lingkaran-lingkaran cahaya suci yang juga saling bertautan satu sama lain.
Tepat pada saat ini, sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan muncul di benak ketiga kultivator tersebut. Mereka sepertinya bisa melihat reinkarnasi dari tiga Kaisar Agung kuno itu muncul di dalam benak mereka. Kemudian, aura pedang dari tiga pedang itu memasuki tubuh mereka tanpa henti. Pedang-pedang itu sendiri menjadi buram dan secara bertahap bergabung dengan mereka.
Ketika cahaya pedang itu memasuki tubuh mereka seutuhnya, mereka bertiga masih duduk di sana dengan dikelilingi oleh aura pedang. Namun, tiga pedang yang ada di depan mereka kini telah menghilang.
'Mereka berhasil,' pikir kultivator lainnya dalam hati.
Hati banyak orang berdebar kencang. Hua Qingqing juga menarik kembali Cahaya Buddha miliknya. Para kultivator di area sekitar memandang mereka bertiga, merasa sedikit iri pada mereka. Apa sebenarnya yang telah mereka peroleh?
Saat ini, mereka bertiga masih terbawa dalam kultivasi masing-masing. Sudah jelas, semua ini tidak bisa dipahami dalam waktu singkat.
Ye Futian dan yang lainnya menunggu dengan sabar. Banyak kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei merasa iri dengan ketiganya. Mereka bertiga telah menerima ajaran Kaisar Agung bersama-sama.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak peninggalan dan ajaran Kaisar Agung yang akan direbut oleh pasukan lain. Peluang Jalur Agung yang tersisa menjadi semakin sedikit. Para kultivator jadi bertanya-tanya apakah mereka juga akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan sesuatu di sini.
Kelompok itu pun menunggu beberapa hari lagi. Suatu hari, sebuah aura yang mengerikan tampak melingkupi langit. Itu adalah Ujian Para Dewa.
'Ujian Para Dewa milik siapa ini?' semua orang bertanya-tanya dengan takjub. Sebelumnya, Ye Wuchen telah melewati Ujian Para Dewa. Jadi siapa yang akan menghadapi ujian kali ini? Apakah itu Yaya atau Pendekar Lihen?
Banyak kultivator dari Istana Kekaisaran Ziwei adalah senior dari Ye Wuchen dan dua sosok lainnya. Namun, para junior ini mampu mendapatkan peluang Jalur Agung, dan dengan demikian, mereka akan menjalani Ujian Para Dewa terlebih dahulu.
Ye Wuchen, Yaya, dan Pendekar Lihen naik ke atas langit pada saat yang bersamaan dan menempati lokasi yang berbeda. Kemudian, sebuah dunia pedang yang mengancam muncul di atas langit.
Mereka bertiga kini sudah menjadi satu kesatuan!
Semua orang memusatkan pandangan mereka ke arah langit. Sebuah matriks pedang yang menakjubkan muncul di sekitar Yaya dan melingkupi area yang luas. Ye Wuchen dan Pendekar Lihen masing-masing berdiri di salah satu sudut matriks pedang itu dan memegang sebilah pedang di tangan masing-masing.
"Ini adalah Ujian Para Dewa ganda, yang ditujukan untuk dua orang," ujar seseorang.
Di atas langit, kumpulan awan bencana tampak bergejolak dan pemandangan yang dihasilkan sangatlah mengerikan. Ternyata itu adalah Ujian Para Dewa ganda. Baik Yaya maupun Pendekar Lihen akan menjalani Ujian Para Dewa bersama-sama saat ini juga.
Cahaya bencana mengalir turun dan menghantam dunia pedang tersebut, namun cahaya itu langsung ditangkis.
Mereka bertiga baru saja mewarisi aura pedang dari tiga Kaisar Agung. Mereka tidak takut akan kekuatan dari Ujian Para Dewa.
Sesuai dugaan Ye Futian, cahaya bencana terus mengalir ke bawah, tetapi mereka bertiga tetap tidak terganggu olehnya. Yaya dan Pendekar Lihen mampu melewati Ujian Para Dewa dengan mudah.
Sekarang, Yaya dan Pendekar Lihen juga telah mencapai Tribulation Plane.
Sosok mereka bertiga kini melayang ke bawah. Mereka memandang Ye Futian dengan tatapan takjub.
"Ini adalah sebuah matriks pedang yang dibentuk oleh tiga Kaisar Agung," ujar Yaya sambil menatap Ye Futian.
Pendekar Lihen pun menambahkan, "Ketiga Kaisar Agung itu semuanya adalah Kaisar Pedang. Mereka semua berasal dari klan yang sama dan pikiran ketiganya terhubung satu sama lain. Mereka disebut sebagai Tiga Kaisar Pedang dan mereka menciptakan sebuah matriks pedang super: Matriks Pedang Deicide."
Nama matriks pedang itu adalah Matriks Pedang Deicide.
"Ketiga pedang itu masing-masing memiliki nama tersendiri. Aku telah mewarisi Pembunuh Roh," ujar Ye Wuchen.
"Pedangku adalah Pemisah Roh," Pendekar Lihen berseru.
"Sedangkan pedangku adalah Pemotong Roh," ujar Yaya.
Tiga Kaisar Pedang masing-masing mewariskan satu ilmu pedang: Pembunuh Roh, Pemisah Roh, dan Pemotong Roh. Ketika tiga ilmu pedang itu menjadi satu kesatuan, mereka akan membentuk Matriks Pedang Deicide.
Ketika Ye Futian mendengar hal ini, dia mengungkapkan ekspresi gembira di wajahnya. Mereka telah memperoleh ajaran dari tiga Kaisar Agung dalam satu kali percobaan, dan ilmu pedang mereka dapat digabungkan menjadi matriks pedang super. Dia tentu saja ikut merasa senang. Siapa pun bisa membayangkan betapa menakutkannya Matriks Pedang Deicide yang dibentuk oleh tiga Kaisar Pedang tersebut. Mereka kemungkinan besar adalah sosok-sosok di tingkat atas, bahkan di antara Kaisar Agung sekalipun.
Kalau tidak, mereka tidak akan berani memberi matriks pedang itu nama yang begitu mengintimidasi. [1][1]
[1] Deicide artinya Pembunuh Dewa