Kaisar Pedang Tertinggi
Kaisar Pedang Tertinggi
Namun, tidak mudah untuk menahan godaan untuk mencari harta karun tersebut setelah menginjakkan kaki di benua kuno ini.
Kelompok Ye Futian melesat melintasi langit, dan jiwa spiritual mereka telah melingkupi area yang luas. Mereka tidak tahu peluang Jalur Agung macam apa yang telah ditemui oleh sosok terkemuka lainnya. Mereka juga tidak tahu apakah orang lain telah menemukan reruntuhan-reruntuhan tingkat tertinggi, seperti reruntuhan milik Delapan Legiun, yang pernah mengabdi di bawah komando Jalur Surgawi.
Mereka melihat banyak kultivator yang terlibat dalam pertempuran, tetapi mereka memilih untuk menjauh dari medan pertempuran. Mereka terus bergerak ke depan hingga mereka merasakan sebuah aura pedang yang mengejutkan melesat ke langit di kejauhan. Mereka samar-samar bisa melihat bayangan-bayangan pedang di atas langit.
"Ayo kita pergi dan memeriksanya," ujar Ye Futian.
Kelompoknya pun bergegas menuju ke arah itu, dan tidak lama kemudian, mereka tiba di suatu tempat.
Terdapat tiga pedang raksasa yang menancap di permukaan tanah. Setiap pedang itu tingginya mencapai 100 Zhang, dan mereka bukanlah pedang yang patah seperti sebelumnya. Sebaliknya, ketiga pedang itu adalah pedang utuh yang tertancap ke permukaan tanah. Area pedang yang mengerikan telah terbentuk di setiap bilah pedang itu. Ada begitu banyak bayangan pedang di atas langit. Bahkan area-area pedang itu juga terbentuk di sekitar bayangan mereka.
Banyak pendekar pedang telah berkumpul di area ini. Sudah jelas, mereka semua datang kemari setelah merasakan aura pedang tersebut. Ada cukup banyak pendekar pedang yang kuat di antara kerumunan itu.
Terdapat tiga bilah pedang di sana.
Ye Futian dan yang lainnya merasa antusias saat menyaksikan hal ini. Ajaran yang tersembunyi di dalam ketiga pedang ini kemungkinan besar lebih lengkap daripada ajaran yang diperoleh oleh Ye Wuchen dari pedang yang patah sebelumnya.
Aura pedang yang dikeluarkan oleh ketiga pedang raksasa ini bahkan jauh lebih mencengangkan dan sangat kuat.
Banyak pendekar pedang berkumpul di wilayah yang diselimuti oleh area-area pedang ini. Beberapa dari mereka berkultivasi sambil berdiri dan menatap tiga pedang ilahi tersebut. Ada pula yang duduk bersila sambil memahami aura pedang itu. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang mencoba mencabut pedang-pedang tersebut. Hal itu dikarenakan, siapa pun yang mencoba melakukan hal itu akan binasa di bawah aura pedang tersebut.
Pedang-pedang milik Kaisar Agung itu tidak bisa dicabut dengan mudah.
Ye Futian berkata, "Pedang-pedang ini bukanlah Senjata Kekaisaran. Sebaliknya, mereka terbentuk dari aura-aura pedang yang kuat. Semua aura itu terbentuk menjadi pedang-pedang ilahi dan ditancapkan di sini." Selama bertahun-tahun, aura-aura pedang itu tetap utuh, dan ketiga pedang ilahi tersebut berdiri di sini seperti senjata ilahi yang sesungguhnya.
Sepertinya mereka harus tinggal di sini untuk sementara waktu, pikir Ye Futian dalam hati. Mustahil untuk mengabaikan ketiga pedang ilahi ini. Ada beberapa pendekar pedang dalam kelompok mereka, dan sudah jelas, tidak ada salahnya bagi mereka untuk menghabiskan waktu di sini. Jika salah satu dari mereka mampu beresonansi dengan aura pedang tersebut, tentu saja hal itu akan menjadi hasil akhir yang sangat menguntungkan bagi mereka.
Sudah ada banyak orang yang berkumpul di hadapan tiga pedang raksasa tersebut. Mereka semua adalah pendekar pedang. Masing-masing dari mereka memiliki area pedang di sekitar mereka saat mereka menempati posisi masing-masing. Hal ini menyebabkan mereka yang datang belakangan tidak memiliki ruang untuk ditempati, sehingga mereka harus menunggu di bagian paling belakang.
Namun, beberapa sosok yang luar biasa akan langsung maju dan tidak mempedulikan kultivator lainnya.
Kelompok Ye Futian tentu saja bersikap seperti ini. Kelompok mereka bergerak melewati kerumunan dan terus melangkah ke depan. Mereka ingin memahami aura pedang itu di tempat yang paling dekat dengan pedang-pedang ilahi tersebut.
*Whoosh*
Saat ini, mereka bisa merasakan banyak aura pedang langsung menyelimuti tubuh mereka. Tampaknya jika mereka terus bergerak ke depan, seseorang mungkin akan menyerang mereka kapan saja. Apalagi, ada lebih dari satu orang atau pedang yang akan melakukan hal tersebut.
Orang-orang di belakang mereka tidak berani bertindak gegabah. Para pendekar pedang yang berada di sini tampaknya telah menempatkan diri mereka sesuai dengan tingkat kultivasi masing-masing. Siapa pun yang merasa lebih kuat tentu saja menempati posisi yang lebih baik. Mereka yang lemah tidak memenuhi syarat untuk duduk di bagian depan dan juga tidak akan berhasil melewatinya.
Kelompok mereka terus melangkah menuju tiga pedang ilahi di bagian depan. Tiba-tiba, mereka merasa ada bahaya yang semakin mendekat.
Seseorang telah melancarkan serangan.
Di bagian depan, seseorang telah menghunus pedang. Dalam sekejap, muncul sebuah aura pedang yang menakjubkan di sana. Aura pedang itu menghilang dalam sekejap dan bergerak sangat cepat, langsung menerjang menuju sosok Ye Futian dengan kecepatan yang tidak bisa dideteksi oleh mata telanjang.
*Whoosh*
Kilatan pedang yang menyilaukan itu melesat ke bawah, tetapi hanya berhasil memotong bagian kecil dari jubah putih yang dikenakan oleh Ye Futian.
"Berhenti," ujar seseorang. Kilatan pedang itu pun memudar, seolah-olah serangan itu hanya dimaksudkan untuk menguji Ye Futian, bukan berusaha untuk membunuhnya.
Ye Futian memandang kultivator yang baru saja menyerangnya. Dia adalah seorang pendekar pedang setengah baya. Dia bahkan tidak berbalik ke arahnya. Namun, serangan pedangnya sangatlah mengesankan, mampu bergerak secepat kilat.
Ye Futian tidak memberikan tanggapan, tetapi Chen Yi, yang berdiri di sampingnya, menanggapinya. Dia juga mengerahkan sebuah serangan yang secepat kilat. Melihat hal ini, aura pedang terpancar keluar dari sosok pendekar pedang paruh baya itu. Pedang cahaya milik Chen Yi melesat ke depan, dan dalam sekejap, muncul sebuah luka di wajah pendekar pedang itu, yang membuatnya berhenti di tempatnya. Kemudian dia berbalik untuk memandang Ye Futian dan yang lainnya.
"Izinkan kami lewat," ujar Ye Futian.
Kelompoknya terus bergerak ke depan saat pendekar pedang itu membukakan jalan. Ketika mereka sampai di bagian depan, ada beberapa kultivator yang berdiri di sana. Kultivator yang berdiri paling dekat dengan ketiga pedang itu memiliki temperamen yang luar biasa. Dia berdiri di sana dengan tenang, seperti sebuah patung. Dia tampaknya telah menyatu dengan area pedang di sekitarnya. Tatapannya yang tak tergoyahkan itu tertuju pada tiga pedang raksasa di hadapannya.
Tepat pada saat ini, seberkas cahaya terpancar keluar dari matanya saat dia berkata dengan nada dingin, "Berisik sekali di sini. Kalian semua, pergi dari tempat ini sekarang juga."
Suaranya terdengar seperti memberi perintah pada mereka semua. Sepertinya, waktu meditasinya telah terganggu, dan karena itulah dia memerintahkan semua orang untuk pergi meninggalkan area ini.
Semua orang yang berada di sekitar kultivator itu menyipitkan mata mereka. Ada beberapa pendekar pedang yang sangat kuat berdiri di samping kultivator ini. Namun, mereka juga mengerutkan kening ketika mendengar perintahnya. Dilihat dari tatapan mereka, tampaknya mereka semua sangat waspada padanya.
"Aku tidak akan mengulangi kata-kataku," kultivator itu kembali berbicara. Beberapa pendekar pedang langsung bergegas mundur, bergerak menjauh darinya. Di belakang mereka, pendekar pedang lainnya juga mundur satu per satu. Mereka semua telah pergi menjauh, namun mereka semua masih berada di wilayah yang sama.
"Lebih jauh lagi," perintah kultivator yang memunggungi pendekar pedang lainnya itu. Ekspresi para pendekar pedang itu berubah menjadi buruk, tetapi mereka tidak berani menyampaikan ketidakpuasan mereka. Mereka hanya bisa mundur semakin jauh dari tempat tersebut.
Tidak lama kemudian, selain Ye Futian dan kelompoknya, sudah tidak ada kultivator lain di area sekitarnya. Pendekar pedang itu adalah sosok yang berada paling dekat dengan ketiga pedang ilahi tersebut. Area di sekelilingnya tampak kosong, yang menunjukkan kemampuannya untuk mengintimidasi semua orang.
Ye Futian pun memandang sosok tersebut. Orang ini benar-benar tidak ingin diganggu. Oleh karena itu, dia telah memerintahkan semua orang untuk mundur. Dia ingin menempati area ini sendirian.
Hanya dia yang bisa berkultivasi di sini.
Para kultivator yang telah pergi meninggalkan area itu memandang ke arah kelompok Ye Futian. Mereka masih berdiri di sana dan belum bergerak sedikit pun. Apakah mereka cari mati?
Mereka semua mengetahui betapa menakutkannya pendekar pedang ini.
*Whoosh*
Sebuah aura pedang menyelimuti kelompok Ye Futian dalam sekejap. Aura pedang yang menakutkan itu berisi ancaman yang kuat di dalamnya. Hal ini membuat Ye Futian mengerutkan kening. Dia berkata kepada anggota kelompoknya di belakangnya, "Kalian semua, mundur sekarang juga."
Lord Chen dan yang lainnya tentu saja bisa merasakan ancaman tersebut. Mereka mematuhi perintah Ye Futian dan bergegas mundur. Kultivator ini sangat kuat. Bahkan sosok seperti Lord Chen bisa merasakan ancaman yang sangat kuat datang dari kultivator ini.
"Nama saya Ye Futian dari Istana Kekaisaran Ziwei," ujar Ye Futian.
"Jika kau tidak mundur, maka kau akan mati," ujar kultivator itu dengan nada dingin, bahkan sebelum Ye Futian selesai berbicara. Sikapnya ini tidak bisa diganggu gugat.
Semua orang mengenal Ye Futian dari Istana Kekaisaran Ziwei. Namun, sosok tersebut sama sekali tidak memedulikan Ye Futian ketika dia mendengar namanya. Dia mengabaikan identitas Ye Futian sepenuhnya. Dia hanya ingin Ye Futian pergi; jika tidak, maka Ye Futian akan mati.
Ye Futian tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia memegang Senjata Kekaisaran miliknya, Guncangan Langit, di tangannya. Pada saat yang bersamaan, dia memandang tiga pedang ilahi tersebut. Dalam sekejap, dia bisa merasakan tiga aura pedang yang berbeda di sana.
Masing-masing pedang ilahi ini tampaknya mewakili aura pedang yang berbeda.
"Seorang Kaisar Agung yang menguasai tiga aura pedang sekaligus!" gumam Ye Futian. Sepertinya dia mengabaikan ucapan kultivator itu dan tidak bersedia untuk mundur.
*Whoosh*
Tiba-tiba, sebilah pedang muncul dari tubuh kultivator itu. Saat pedang itu dihunus, sebuah aura penghancur yang tak berbentuk telah menyelimuti area yang luas itu. Kekuatan Jalur Agung di area sekitar tampaknya telah dimusnahkan oleh aura pedang ini.
Pada saat yang bersamaan, Guncangan Langit di genggaman Ye Futian memancarkan sebuah gelombang kejut yang menakutkan. Dia pernah menghadapi Fang Ru sebelumnya, yang juga sangat kuat. Pendekar pedang ini mungkin berada di tingkat yang sama dengan Fang Ru dan sudah menerobos ke tingkat Plane berikutnya.
Aura pedangnya berbeda dari aura pedang para kultivator yang pernah ditemui oleh Ye Futian sebelumnya. Kualitasnya jauh berbeda dan tampaknya sudah menjadi ciri khasnya.
Namun, kemampuan bertarung Ye Futian juga berada di tingkat atas sekarang. Dia juga memiliki Senjata Kekaisaran dalam genggamannya. Dia bahkan bisa membunuh kultivator di Tribulation Plane tingkat kedua dengan satu serangan. Mereka semua bukanlah tandingannya. Jika dia menggunakan Senjata Kekaisaran, hanya sosok-sosok separuh dewa yang bisa menjadi ancaman baginya.
Aura pedang itu bersinar terang. Namun pada saat berikutnya, pedang itu telah menghilang dari tempatnya. Ye Futian bisa merasakan ancaman yang kuat dan sosoknya juga menghilang dalam sekejap.
*Brak*
Pedang itu menyentuh permukaan tanah dan menghilang ke dalamnya, meninggalkan sebuah jejak yang sangat dalam.
Di sisi lain, Ye Futian muncul di atas kultivator tersebut. Disertai dengan suara keras, dia menghantam ruang hampa dengan Senjata Kekaisaran miliknya. Saat dia mengayunkan Guncangan Langit, gelombang kejut yang tak terhitung jumlahnya langsung menerjang keluar dan memusnahkan segala sesuatu yang ada di area ini.
Pendekar pedang itu mengarahkan jarinya ke atas. Dalam sekejap, pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya melesat ke udara dan menempa sebuah area pedang. Kemudian, area pedang yang terbentuk dari pedang-pedang ilahi itu langsung bertabrakan dengan gelombang-gelombang kejut tersebut. Area pedang itu ternyata tidak lebih lemah dari serangan yang dikeluarkan dari Guncangan Langit. Dalam sekejap, sebuah aura yang menyesakkan menyebar di medan pertempuran tersebut.
Dia benar-benar berani memulai pertarungan tanpa ada keraguan sedikit pun, pikir banyak orang ketika mereka memandang Ye Futian. Sosok terkemuka dari Prefektur Ilahi ini tampaknya telah menyinggung orang yang salah hari ini. Mereka tidak tahu bagaimana pertempuran ini akan berakhir.
Mereka tentu saja mengetahui nama Ye Futian dan seperti apakah kekuatannya. Dia telah membunuh Pemimpin Kota Tianyan dan Wang Xiao, menghancurkan Kantor Pemimpin Kota Tianyan, serta membantai enam Klan Dewa Kuno sendirian hingga membuat mereka takut padanya.
Pencapaian seperti itu jelas tidak ada bandingannya di Prefektur Ilahi. Selama beberapa abad, belum pernah ada sosok terkemuka yang memiliki prestasi semenakjubkan itu.
Namun, pendekar pedang yang menghadapinya saat ini juga telah menjadi sosok legendaris bertahun-tahun yang lalu. Dia tidak pernah keluar dari dalam pegunungan selama bertahun-tahun. Jika Makam Para Dewa tidak muncul kembali, kemungkinan besar dia akan tetap mengasingkan diri.
Dia adalah seorang pendekar pedang legendaris di Prefektur Ilahi. Dia dikenal sebagai Kaisar Pedang pertama dari Prefektur Ilahi. Dia adalah Kaisar Pedang Tertinggi!