Kaisar Agung Abadi
Kaisar Agung Abadi
Pada kurun waktu ini, banyak orang dari dunia luar datang kemari dan langsung diusir oleh sang roc ilahi. Namun saat ini, roc ilahi itu menghadapi lawan yang kuat dan berhasil ditekan.
Sebuah aura yang mengerikan menyebar dari luar, dan Ye Futian juga bisa merasakannya. Dia berjalan keluar dari istana kuno itu dan melihat roc ilahi itu sedang ditekan. Roc tersebut jatuh ke permukaan tanah dan kemudian melompat ke udara. Kedua mata raksasanya menatap tajam ke arah sosok yang berhadapan dengannya itu.
"Senior, kenapa kau tidak meminjam kekuatan kaisar dari dalam istana ini?" Ye Futian bertanya pada sang roc ilahi.
"Kalian semua sedang berkultivasi di dalamnya. Aku khawatir akan mengganggu kalian jika aku melakukan hal tersebut," jawab roc ilahi tersebut.
Ye Futian tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia menatap sosok yang berdiri di seberang mereka. Hanya ada satu orang yang berdiri di sana. Auranya tampak menakutkan, dan cahaya suci dari Jalur Agung terlihat mengelilingi sosoknya. Saat ini, dia telah menyatu dengan langit dan bumi. Sepertinya dia tidak hanya berada di Tribulation Plane tingkat kedua dan sudah mencapai tingkat berikutnya. Kekuatan Jalur Agung miliknya sangatlah mencengangkan.
Ye Futian melangkah ke depan saat dia mengeluarkan Senjata Kekaisaran miliknya, Guncangan Langit, dan memegangnya di tangannya. Pihak lawan memandang Senjata Kekaisaran itu dan sepertinya tidak terlalu peduli akan hal tersebut. Tanpa adanya aura Kaisar Agung di dalamnya, kekuatan Senjata Kekaisaran itu telah melemah secara drastis. Tanpa kultivasi yang memadai, seseorang tidak dapat mengeluarkan kekuatan sejati dari Senjata Kekaisaran.
Oleh karena itu, pihak lawan tidak takut dengan kehadiran Senjata Kekaisaran di sana.
"Namaku Ye Futian, pemimpin dari Istana Kekaisaran Ziwei. Bisakah kau mendengarkan saranku dan pergi dari sini?" Ye Futian bertanya pada pria itu. Untuk saat ini, dia tidak tahu siapa identitas orang ini. Apakah dia seorang kultivator dari pasukan-pasukan tingkat Kaisar Agung di Tujuh Dunia Utama, ataukah dia seorang pertapa?
Sosok itu memandang ke arah Ye Futian, mengamatinya dengan seksama. Ye Futian bisa merasakan bahwa pria itu tampak lebih tertarik padanya daripada Senjata Kekaisaran yang dia pegang.
Sudah jelas, pria itu mengenalinya.
Saat ini, di antara sosok-sosok terkemuka dari Tujuh Dunia Utama, hanya segelintir kultivator yang belum pernah mendengar nama Ye Futian.
Pria itu tidak memberikan tanggapan. Sebaliknya, dia menatap tajam ke arah Ye Futian. Tidak lama kemudian, dia pergi secepat kilat, dan suaranya terdengar dari atas langit, dimana dia berkata, "Baiklah."
"Terima kasih banyak, Senior," ujar Ye Futian sambil memandang sosok yang pergi menjauh di atas langit itu. Karena pihak lawan bersedia mendengarkan ucapannya, maka dia akan bersikap sopan terhadap pria itu dengan memanggilnya sebagai "Senior."
Roc ilahi itu memandang Ye Futian dan bertanya, "Apakah kau sangat terkenal di luar sana?"
"Bisa dibilang begitu," jawab Ye Futian.
"Seberapa terkenalkah dirimu?" Roc itu kembali bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, memulai perbincangan sederhana dengan Ye Futian. Sebelumnya, mereka berdua juga sudah pernah berbincang-bincang.
"Tidak banyak kultivator yang lebih terkenal dariku saat ini," jawab Ye Futian.
Roc ilahi itu menatapnya dengan tajam. Orang ini sama sekali tidak tahu bagaimana caranya bersikap rendah hati. Namun, berdasarkan pertarungan singkat di antara mereka sebelumnya, roc itu mengetahui bahwa Ye Futian bukanlah sosok biasa. Kalau tidak, dia tidak akan membiarkannya memasuki reruntuhan tersebut.
Roc ilahi itu berkata, "Sosok yang baru saja muncul itu bisa menembus pertahananku. Keberuntunganmu tidak buruk. Kau datang lebih awal. Tetapi kau malah merelakan kesempatan untuk mewarisi ajaran yang ada di dalam sana."
Sepertinya roc ilahi itu merasa sedikit tidak puas dengan keputusan yang dibuat oleh Ye Futian.
Ye Futian menjelaskan, "Senior, bukankah aku sudah menjelaskan hal ini padamu sebelumnya? Mereka semua setara denganku; mereka adalah adalah sosok-sosok terkemuka. Jika salah satu dari mereka berhasil mewarisi aura sang Kaisar Agung, maka itu berarti orang tersebut telah menerima pengakuan dari sang Kaisar Agung. Sosok itu pasti adalah kandidat yang paling cocok untuk mendapatkan warisan tersebut."
Roc itu pun membalas, "Lalu, kenapa kau tidak mencobanya sendiri? Kau juga dapat meminjam aura itu untuk bermeditasi."
"Jika aku mencobanya, aku khawatir sang Kaisar Agung akan langsung memilihku," ujar Ye Futian dengan acuh tak acuh sambil mengangkat bahunya. Roc ilahi memelototinya, lalu mengalihkan pandangannya dan menghela napas panjang. Pria ini sangat menyebalkan!
"Seharusnya aku tidak membiarkanmu lewat," roc ilahi itu bergumam dengan sedih.
Sebaliknya, wajah Ye Futian kini terlihat gembira. Saat ini, sebuah aura yang mengerikan terpancar dari dalam istana ilahi tersebut. Cahaya suci tampak membanjiri seluruh penjuru istana dan menyebar hingga keluar. Kekuatan seorang kaisar ilahi kini telah menyebar ke seluruh tempat.
Ye Futian tampak tercengang. Dia berbalik, dan tatapan matanya langsung menembus dinding-dinding istana. Kemudian, dia tersenyum ketika dia berkata kepada sang roc ilahi, "Sepertinya, sudah terlambat bagi Senior untuk menyesali keputusanmu sekarang. Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, mereka tidak akan mengecewakanmu."
Roc ilahi itu juga mengamati istana tersebut dengan seksama. Dia juga bisa merasakan Qi Iblis yang kuat menyebar di udara. Rentetan suara gemuruh yang mengerikan bisa terdengar di sana. Seluruh penjuru area kuno itu bergetar, seolah-olah berada di ambang kehancuran.
Ye Futian pun langsung melesat memasuki istana. Sementara itu, sang roc ilahi mengecilkan tubuhnya dan melesat melewati pintu itu juga.
Di dalam istana, semua jasad monster iblis itu sudah berubah menjadi debu. Area itu akan segera runtuh.
Rumput berwarna hijau itu melayang di atas kepala seorang kultivator dengan memancarkan sebuah aura yang menakutkan. Kultivator yang dipilih olehnya adalah Gu Dongliu.
Rumput itu memancarkan cahaya suci yang menyilaukan, dan hal yang sama juga terjadi pada tubuh Gu Dongliu. Keduanya membentuk resonansi satu sama lain. Kemudian, banyak orang menyaksikan sehelai rumput itu menerobos masuk ke dalam kening Gu Dongliu dan meninggalkan sebuah tanda berwarna hijau di dahinya.
"Kakak Ketiga telah memahami ajaran tersebut." Ye Futian tampak sedikit terkejut. Namun, peristiwa ini sangatlah masuk akal. Kakak Ketiga pernah menerima ajaran dari seorang Dewa Iblis sebelumnya. Ketika mereka berada di Dunia Heavenly Mandate, Hukum Asal dari Dunia Iblis telah masuk ke dalam tubuhnya. Selain mewarisi aura Dewa Iblis, Gu Dongliu juga mewarisi kekuatan dari Bintang Imperial.
Sekarang, sangat masuk akal baginya untuk mampu beresonansi dengan rumput ini.
Kakak Ketiga kini juga memiliki ajaran dari beberapa Kaisar Agung. Ye Futian berharap agar Gu Dongliu bisa menerobos ke tingkat Plane berikutnya sesegera mungkin. Setelah Gu Dongliu menjalani Ujian Para Dewa tahap kedua, maka dia juga bisa berdiri di puncak kultivasi.
Cahaya iblis tampak mengelilingi tubuh Gu Dongliu dan membuat tubuhnya terlihat menyilaukan. Para kultivator di sekitarnya merasa sedikit iri padanya. Sebelumnya, Gu Dongliu bukanlah satu-satunya orang yang mampu memahami ajaran yang tersembunyi di dalam rumput itu. Zi Feng, Long Chen, Jun, dan banyak kultivator lainnya juga memahami sebagian dari ajaran tersebut. Namun pada akhirnya, rumput itu memilih Gu Dongliu. Sudah jelas, hal itu menunjukkan bahwa dia adalah sang kandidat terbaik.
"Siapa dia?" Roc ilahi itu bertanya pada Ye Futian. Dia dapat merasakan bahwa Gu Dongliu juga sosok yang luar biasa, namun tingkat kultivasinya sedikit lebih rendah dari Ye Futian.
"Dia Kakak Ketigaku," Ye Futian memperkenalkan. "Senior, jangan khawatir. Setelah Kakak Ketigaku mewarisi aura Kaisar Agung, dia tidak akan mempermalukan nama sang Kaisar Agung."
"Bagus." Roc ilahi itu mengangguk pelan dan berkata, "Kalau begitu, aku akan menyerahkan semuanya pada Kakak Ketigamu."
"Senior, kau bisa ikut denganku. Karena Kakak Ketiga kini telah mewarisi aura sang Kaisar Agung, tidakkah kau mempertimbangkan pilihan untuk berkultivasi bersamanya?" usul Ye Futian. Dia ingin merekrut seorang pendamping yang kuat untuk Gu Dongliu.
Kemampuan roc ilahi itu tentu saja sudah tidak perlu diragukan lagi.
Namun, roc itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Misiku telah selesai. Tidak lama lagi aku akan menghilang."
"Menghilang?" Ye Futian berseru saat dia menunjukkan ekspresi aneh di wajahnya. Kemudian, dia merasakan aura dari roc ilahi itu melemah dengan sangat cepat. Area itu juga mulai runtuh, dimana batu-batu besar terus menerus berjatuhan di sana.
"Senior," ujar Ye Futian saat hatinya berdebar. "Apa yang sedang terjadi?"
Sebuah aura kehidupan yang kuat terpancar keluar dari sosoknya dan mengalir ke dalam sosok roc ilahi itu. Dia berusaha agar roc ilahi itu tidak semakin melemah.
"Tidak ada gunanya melakukan hal ini. Aku berhasil bertahan hidup hanya karena aku bersedia menjadi pendamping sang Kaisar Agung. Sekarang setelah sang Kaisar Agung menemukan seseorang untuk mewarisi ajarannya, maka aku harus segera pergi," jawab roc ilahi itu. Sosoknya perlahan-lahan berubah menjadi batu saat aura kehidupannya memudar dengan cepat.
Saat ini, Gu Dongliu berbalik dan membungkuk hormat ke arah roc tersebut. Dia berkata, "Terima kasih banyak, Senior."
Aura roc ilahi itu semakin lemah saat dia menatap Gu Dongliu dan berkata, "Rumput hijau itu bahkan dapat menghancurkan langit. Kuharap kau bisa mewariskan auranya di masa depan."
Saat mengatakan hal ini, roc ilahi itu benar-benar kehilangan kekuatan kehidupannya dan berubah menjadi sebuah patung. Kemudian, patung itu hancur secara perlahan-lahan dan lenyap tak bersisa.
Ye Futian hanya bisa menyaksikan pemandangan ini terjadi di depan matanya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikannya.
"Dia bisa bertahan hidup hanya karena bantuan dari aura sang Kaisar Agung dan bertugas menjaga tempat ini. Sebenarnya, roc itu sudah binasa di zaman kuno," ujar Gu Dongliu pada Ye Futian. Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Jadi itulah alasannya. Roc ilahi itu terhubung dengan rumput tersebut; oleh sebab itulah, dia bisa menggunakan aura sang Kaisar Agung yang kuat. Ketika Gu Dongliu mewarisi rumput hijau tersebut, dia telah menyelesaikan misinya dan menghilang dari dunia ini.
Area yang berdiri sendiri itu kini telah runtuh, hanya meninggalkan tumpukan puing di sana. Ye Futian dan yang lainnya muncul di bagian luar. Dia memandang Gu Dongliu dan berkata, "Sehelai rumput hijau itu bahkan dapat menghancurkan langit. Kaisar Agung ini pasti memiliki aura yang luar biasa di zaman kuno."
Gu Dongliu mengangguk pelan. Dia bisa merasakan kekuatan aura sang Kaisar Agung di dalam dirinya.
"Siapa identitas dari Kaisar Agung ini?" tanya Ye Futian.
"Dia disebut sebagai Kaisar Agung Abadi," jawab Gu Dongliu.
Kaisar Agung Abadi!
Ye Futian tampak sedikit terkejut. Sosok yang dikenal sebagai Kaisar Agung 'Abadi' pada akhirnya menemui ajalnya. Meskipun dia selama ini bertahan hidup di medan perang kuno ini dengan menjadi sehelai rumput, namun tetap saja dia dianggap meninggal dunia. Bagi seorang Kaisar Agung untuk memiliki gelar seperti itu, hal tersebut jelas tidak akan diberikan begitu saja kepadanya.
"Ayo kita pergi. Kita akan terus mencari peluang Jalur Agung lainnya," ujar Ye Futian. Anggota kelompok lainnya mengangguk setuju. Mereka semua menjadi sangat antusias.
Mereka belum lama berada di sini dan Ye Wuchen serta Gu Dongliu kini telah mendapatkan warisan di tingkat Kaisar Agung. Di benua kuno ini, mereka semua akan memiliki peluang yang sama.
Namun, ada banyak kultivator lain yang berada di benua ini sekarang. Kelompok mereka juga perlu bergegas. Jika tidak, peluang-peluang Jalur Agung itu akan diambil oleh kultivator lain.
Mereka tidak tahu bahwa, dalam kurun waktu yang mereka habiskan untuk berkultivasi, banyak kultivator lain telah menemukan tempat-tempat luar biasa di benua itu, contohnya adalah jurang yang kelompok mereka temui sebelumnya.
Tempat-tempat ini dipenuhi dengan bahaya dan misteri di dalamnya. Banyak orang memasuki tempat-tempat ini, namun meeka tidak pernah berhasil keluar hidup-hidup!