Legenda Futian

Roc Ilahi Kuno



Roc Ilahi Kuno

2*Whoosh* Saat ini, sebuah aura yang mengerikan muncul di atas langit. Banyak orang memandang ke udara dan melihat bahwa sebuah matriks yang menakjubkan telah terbentuk di atas roc ilahi tersebut. Sinar cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya langsung melesat ke bawah. Mereka tampak seperti cahaya bencana kematian berwarna biru kehijauan dari alam baka.     

Di bagian tengah dari matriks itu, berdiri seorang kultivator yang sangat kuat. Cahaya berwarna biru kehijauan terpancar dari tatapan matanya, yang terlihat sangat aneh.     

"Minggir," ujarnya dengan nada dingin sambil memandang ke bawah. Saat dia mengatakan hal ini, bencana ilahi dari alam baka menghujani area tersebut dan menabrak sosok roc raksasa itu. Namun, demi melindungi reruntuhan yang ada di belakangnya, roc ilahi itu tidak bisa menghindar, dan dia juga tidak berniat untuk melakukan hal tersebut.     

Bencana ilahi yang dingin dari alam baka itu bergejolak di sekitar sosoknya, mencoba mengikis tubuhnya. Namun, pertahanan roc ilahi itu tidak ada bandingannya. Bahkan serangan penghancur sekuat itu tidak dapat menembus tubuhnya. Tubuhnya itu tampaknya telah mencapai puncak kultivasi.     

Disertai dengan suara pekikan panjang, roc ilahi itu membentangkan sayapnya. Saat sayapnya terbentang, rentetan gelombang berukuran besar dan dahsyat menyebar ke depan, sehingga membuat area yang luas itu dilanda badai. Sayapnya pun menebas ke udara, dimana setiap bulunya yang berwarna hitam itu berkilau dengan cahaya dingin. Bulu-bulu itu setajam senjata-senjata ilahi yang mengancam. Mereka langsung menerjang ke arah matriks tersebut.     

Dalam sekejap, matriks yang mengandung kekuatan penghancur di dalamnya itu terkoyak. Pada saat yang bersamaan, bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya melesat ke arah kultivator itu, mencoba menyelimutinya.     

Di sisi lain, kultivator itu menghindari serangan tersebut dengan kecepatan tinggi saat dia bergerak menuju ke tempat yang lebih tinggi. Namun, langit tiba-tiba menjadi gelap. Sayap raksasa dari roc ilahi itu menghalangi matahari saat mereka dikerahkan menuju kultivator tersebut.     

Ekspresinya berubah drastis saat sosoknya menghindar dengan kecepatan tinggi. Namun, dia tetap saja dihempaskan ke kejauhan oleh sayap itu. Sosoknya tercabik-cabik, dan darah berceceran dimana-mana saat dia mengeluarkan jeritan yang menyedihkan. Pemandangan itu sungguh mengerikan untuk dilihat.     

Roc itu sangat kuat! Hati berbagai macam kultivator itu berdebar saat menyaksikan pemandangan ini. Pertahanan dari tubuh roc itu benar-benar tak tertandingi, dan serangan-serangannya sangatlah mengerikan.     

Serangan dari berbagai macam kultivator nyaris tidak bisa melukainya. Namun, satu serangan dari roc ilahi itu bisa merenggut nyawa mereka dengan mudah.     

Sosok yang melancarkan serangan sebelumnya adalah seorang kultivator di tingkat Tribulation Plane. Namun, dia tetap berakhir dalam kondisi yang menyedihkan. Tubuhnya tercabik-cabik dan menjadi lumpuh. Pulih dari luka-luka seperti itu kemungkinan besar bukanlah hal yang mudah. Di dalam wilayah reruntuhan ini, kemampuan bertahan hidupnya bahkan perlu dipertanyakan.     

Namun, semakin banyak kultivator yang berkumpul di sini. Banyak dari mereka adalah sosok-sosok terkemuka dari berbagai macam pasukan, dan mereka berdiri di lokasi yang berbeda-beda. Seseorang menatap roc ilahi itu dan berkata, "Roc, kau adalah penjaga reruntuhan ini. Setelah bertahun-tahun lamanya, tempat ini sekarang telah dibuka ke dunia luar. Bagaimana kalau kau pergi saja dan membiarkan semua orang mewarisi ajaran yang ada di dalam sana? Dengan begitu, reruntuhan tersebut akan memiliki seorang pewaris."     

Karena sulit sekali untuk merebut reruntuhan itu secara paksa, seseorang mencoba meyakinkan roc ilahi itu untuk membiarkan mereka lewat. Namun, roc itu adalah sosok yang cerdas. Dia memandang orang yang baru saja berbicara dengan tatapan tajam, yang dipenuhi oleh penghinaan dan ejekan di dalamnya. Roc itu tampak angkuh, seolah-olah dia memandang rendah para kultivator yang datang kemari hari ini.     

Tubuhnya juga memiliki jejak-jejak aura Kaisar Agung. Dia sudah berada di Makam Para Dewa selama ribuan tahun. Hal ini adalah poin yang tak terbantahkan. Monster yang mampu bertahan hidup di sini akan memiliki aura yang istimewa pada tubuh mereka.     

"Sekarang, dunia telah berubah. Para kultivator di berbagai dunia juga telah bersatu. Bahkan jika kau memiliki kemampuan yang luar biasa, kau tidak bisa berjaga di sini selamanya. Hal-hal lain pasti akan terjadi. Kenapa kau malah repot-repot melalui semua itu?" sosok lain juga angkat bicara, mencoba menekan roc tersebut.     

Roc ilahi itu masih memberikan tatapan menghina kepada pihak lawan. Pada saat ini, mulutnya terbuka, dan dia bebicara dengan suara manusia. Dia berkata, "Bertahun-tahun telah berlalu, dan sekarang dunia kultivasi telah memburuk hingga menjadi seperti ini. Para kultivator berusaha mendapatkan ajaran Kaisar Agung hanya dengan bujukan semata. Setelah momen Hancurnya Para Dewa, kejayaan mereka sebelumnya tidak pernah tercapai lagi."     

Suaranya terdengar sangat sakral. Ini adalah pertama kalinya roc ilahi itu membuka mulutnya, dan kata-katanya mengandung nada yang menghina. Dunia kuno dimana berbagai macam Kaisar Agung bersaing untuk mengalahkan satu sama lain selama Zaman Para Dewa berlangsung adalah dunia yang sesungguhnya.     

Ribuan tahun telah berlalu, dan para kultivator saat ini tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk mendapatkan ajaran tersebut. Sebaliknya, mereka ingin mencoba untuk membujuk roc itu dengan ucapan semata. Oleh karena itu, rasanya seolah-olah mereka sedang mengejeknya.     

Ketika para kultivator mendengar kata-kata dari roc ilahi itu, hati mereka berdebar kencang. Ternyata roc ilahi tersebut tidak hanya mempertahankan kecerdasannya, namun dia bahkan memiliki ingatan terkait kejayaan saat Zaman Para Dewa berlangsung.     

"Siapa pun yang mampu mengalahkan atau membunuhku tentu saja berhak untuk menguasai reruntuhan tersebut," ujar roc ilahi itu sambil memandang ke arah berbagai macam kultivator di hadapannya. Sebuah aura yang mengerikan terpancar dari tatapan matanya itu.     

Mereka hanya memiliki dua pilihan: mengalahkannya atau membunuhnya. Pilihan apa pun dapat diterima oleh roc tersebut.     

Setelah menghabiskan waktu begitu lama, roc itu menjadi kesepian. Jika bukan karena fakta bahwa dia ditugaskan untuk menjaga reruntuhan ini, maka sudah sejak lama dia akan bergabung dengan tuannya.     

*Brak* Pada saat ini, muncul bayangan seorang iblis yang menakutkan di sana. Kekuatan iblis bergemuruh dan bergejolak di dalam tubuhnya saat bayangan itu melangkah menuju roc tersebut. Dengan setiap langkah yang diambil olehnya, area itu pun bergetar hebat. Banyak orang bahkan bisa merasakan darah mereka bergejolak di dalam diri masing-masing.     

Tiba-tiba, sosok itu melesat dan berubah menjadi sambaran petir kegelapan yang mengancam, melesat lurus ke arah roc ilahi tersebut. Sebuah kepalan tinju pun dikeluarkan. Saat aura kepalan tinju itu dikerahkan, bayangan satu sosok iblis yang mengancam muncul di sana dan mengerahkan sebuah kekuatan penekan yang langsung menembus ruang hampa.     

Roc ilahi itu memandang bayangan iblis itu dengan acuh tak acuh saat kedua cakarnya yang tajam diayunkan ke depan. Sepasang cakar berwarna hitam legam miliknya itu tidak hanya tajam, tetapi juga berat. Mereka menghalangi langit dan sepertinya hendak mengoyak ruang hampa dalam sekejap.     

Roc raksasa dan bayangan iblis itu pun bertabrakan satu sama lain. Tidak lama kemudian, suara tabrakan yang mengerikan bisa terdengar di sana. Bayangan iblis itu pun langsung hancur, begitu pula dengan kepalan tinju iblis tersebut. Namun, cakar itu terus diayunkan ke depan, hingga akhirnya mendarat di targetnya.     

Kultivator iblis itu langsung berubah wujud menjadi seberkas cahaya berwarna merah yang langsung pergi dan menghilang dari tempatnya. Cakar yang menakutkan itu pun tidak dapat mengoyak sosoknya. Banyak orang saat ini memandang ke bagian belakang mereka. Darah kultivator iblis itu bergejolak. Luka yang dideritanya jelas bukan luka yang ringan.     

"Kekuatan. Ini adalah kekuatan mutlak," banyak orang berseru. Roc ilahi kuno ini tidak memiliki kelemahan. Pertahanan dan serangannya benar-benar tak tertandingi. Bagaimana mungkin mereka bisa melawannya?     

Bahkan jika para kultivator itu bekerja sama, tetap saja akan sulit bagi mereka untuk melukai roc tersebut.     

Saat ini, Ye Futian melangkah ke depan dan berjalan menghampiri roc ilahi tersebut. Roc itu pun memandangnya, namun tampaknya dia masih tidak mempedulikannya.     

"Senior, bisakah kau memberiku reruntuhan ini?" tanya Ye Futian. Roc ilahi itu memandangnya dengan muak. Namun pada saat ini, Guncangan Langit di tangan Ye Futian memancarkan kekuatan kaisar. Hal ini membuat hati para kultivator di sekitarnya berdebar saat mereka menatap Senjata Kekaisaran di tangannya itu.     

Roc ilahi itu juga memandang ke arah Guncangan Langit. Kemudian, dia memandang Ye Futian dengan tatapan dingin dan sombong di kedua matanya yang berukuran besar itu. Dia pun berkata, "Apakah kau sedang mengancamku dengan menggunakan Senjata Kekaisaran? Jika kau berharap ini adalah sebuah jalan pintas yang bisa kau gunakan, maka kau salah dalam membuat penilaian."     

Ketika Ye Futian mendengar kata-kata lawan bicaranya itu, dia menunjukkan ekspresi aneh di wajahnya. Mungkinkah roc ilahi ini bahkan bisa menghadapinya saat dia menggunakan Senjata Kekaisaran?     

Gelombang-gelombang kejut yang mengerikan terpancar keluar saat dia mengangkat Guncangan Langit ke udara. Pada saat yang bersamaan, di belakang roc ilahi itu, cahaya suci tiba-tiba terpancar dari arah reruntuhan kuno itu dan menyelimuti tubuh roc ilahi tersebut.     

Dalam sekejap, roc ilahi yang kuat itu tampak mengenakan baju zirah milik seorang Kaisar Agung dengan dikelilingi oleh cahaya suci di sekitarnya. Cahaya itu sepertinya mengandung kekuatan dan tekanan dari seorang Kaisar Agung.     

*Deg, Deg, Deg* Kerumunan kultivator yang hadir di sana bisa merasakan jantung mereka berdegup tak terkendali. Kekuatan itu sangatlah menyesakkan. Bahkan mata roc ilahi itu mengandung cahaya suci Kaisar Agung di dalamnya, dan dia masih menatap tajam ke arah Ye Futian. Tekanan yang dipancarkan olehnya sangatlah menakutkan.     

"Aku hanya sedang bercanda denganmu, Senior," ujar Ye Futian sambil tersenyum dan mengangkat bahunya. Kemudian, dia menyimpan kembali Guncangan Langit. Orang-orang di sekitarnya terkejut saat menyaksikan pemandangan tersebut. Apa-apaan itu?     

Dia berani bercanda dalam situasi seperti ini?     

Roc ilahi itu memandang Ye Futian dengan tatapan dingin dan tidak lagi mempedulikannya. Cahaya suci di tubuhnya langsung memudar dan menghilang dengan sangat cepat. Sepertinya dia memilih untuk mengabaikan Ye Futian. Tidak peduli apakah seseorang mengandalkan Senjata Kekaisaran atau tidak, hal itu diperbolehkan selama mereka bisa mengalahkannya.     

*Whoosh* Sebelum roc ilahi itu bisa bereaksi, sosok Ye Futian menghilang dari tempatnya. Kedua mata roc itu terbuka lebar saat dia menatap ke depan. Namun, sebuah suara saat ini bergema dari atasnya.     

"Maaf atas kelancanganku ini," ujar suara itu.     

Saat kata-kata ini diucapkan, sebuah aura kepalan tinju yang menakutkan mendarat di punggung roc ilahi tersebut. Kekuatan mutlak ini langsung menembus pertahanan kokoh dari roc ilahi itu. Serangan tersebut menyebabkan organ dalamnya bergetar hebat, dan tubuh raksasanya terdorong ke bawah.     

Hampir pada saat yang bersamaan, sayapnya juga dikerahkan ke depan. Namun, Ye Futian tidak lagi berada di tempatnya.     

Ketika sosok Ye Futian muncul kembali, dia sudah berada di atas roc ilahi tersebut. Dia memandang roc ilahi itu di bagian bawah dan berkata, "Senior, aku mahir dalam menggunakan teknik-teknik ilahi. Aku adalah sosok yang tak terkalahkan dalam pertempuran. Kau jelas berada dalam posisi yang tidak menguntungkan untuk melawanku. Bagaimana kalau kau membiarkanku masuk ke dalam sana?"     

Roc ilahi itu menstabilkan tubuhnya saat dia menatap tajam ke arah Ye Futian. Ada amarah yang berkobar di dalam kedua matanya yang berukuran besar itu. Dia benar-benar telah dipermainkan oleh Ye Futian. Beberapa saat yang lalu, pria ini juga mengeluarkan Senjata Kekaisaran untuk menggodanya. Apakah Ye Futian mencoba menakut-nakutinya?     

Serangan-serangan yang dilancarkan oleh Ye Futian juga bisa membahayakannya. Dia jelas lebih kuat daripada kultivator lain yang berada di sini. Oleh karena itu, selain kemarahan, roc itu juga merasa antusias.     

"Benarkah begitu?" tantang roc ilahi itu dengan sombong. Saat mengatakan hal ini, bulu-bulunya tampak berubah menjadi duri-duri yang tajam. Mereka terlihat seperti bilah-bilah pedang yang tak terhitung jumlahnya. Pada saat yang bersamaan, cahaya berwarna hitam legam menyelimuti sekujur tubuhnya. Kemudian, sebuah badai yang mencengangkan terbentuk di sana dan menyebabkan area itu bergetar hebat.     

*Whoosh* Hembusan angin yang dahsyat bertiup. Banyak orang tidak bisa menstabilkan tubuh masing-masing. Tubuh para kultivator dengan kultivasi yang tidak cukup kuat bahkan dihempaskan oleh badai tersebut. Pada saat ini, roc ilahi raksasa itu menghilang dari tempatnya dalam sekejap. Dia berubah wujud menjadi seberkas cahaya berwarna hitam legam yang langsung melesat menuju Ye Futian. Namun, sosok Ye Futian juga menghilang dari tempatnya dan muncul di tempat lain.     

"Senior, pergerakanmu sangat cepat," puji Ye Futian. Dengan tubuh sebesar itu, roc tersebut ternyata memiliki pergerakan yang sangat cepat.     

Para kultivator di sekitar mereka juga tampak tercengang. Roc itu dapat dianggap sebagai sosok yang tak tertandingi dalam hal kecepatan. Roc ini adalah seekor roc ilahi dari zaman kuno dan tubuhnya berukuran sangat besar. Namun meski demikian, hal ini tidak menghalangi kecepatannya yang sangat menakutkan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.