Legenda Futian

Dendam Kepala Biksu Tongchan



Dendam Kepala Biksu Tongchan

3Perjalanannya ke Dunia Iblis dan pertemuannya dengan Qingyao adalah urusan pribadi. Sebagai Pemimpin Istana Kekaisaran Ziwei, Ye Futian merasa bahwa, bagaimana cara dia memilih untuk mengambil tindakan bukanlah urusan dari Buddha Tertinggi Tongchan.     

Para kultivator Buddha itu hanya bisa menatap tajam ke arah Ye Futian. Ini adalah kultivator yang pernah mengalahkan semua Buddha di Gunung Roh. Dia telah menunjukkan bakat yang luar biasa saat dia berkultivasi di Gunung Roh. Dia bahkan menerima bimbingan dari beberapa Buddha Tertinggi yang telah mewariskan Buddha's Celerity kepadanya, yang merupakan salah satu dari enam kemampuan super dalam ajaran Buddha.     

Kemudian, mereka mendengar kabar bahwa Ye Futian telah menjadi sosok yang tak terkalahkan di Prefektur Ilahi dengan bantuan dari Buddha's Celerity, dimana tidak ada seorang pun yang mampu melacak maupun mengikuti pergerakannya.     

Buddha's Celerity kini telah menjadi ciri khas Ye Futian dan dia mampu mengembangkannya dengan bebas.     

"Kau telah mengkultivasi teknik-teknik Buddha di Gunung Roh dan kembali ke Dunia Asal, memegang kendali atas Pecahan Ziwei dan menguasai wilayah yang kau sebut sebagai milikmu; sepertinya kau sudah lupa di mana kau mendapatkan kemampuan dan fondasi kekuatanmu." Di sebelahnya, Buddha Tertinggi Shenyan berkomentar dengan acuh tak acuh, "Dengan status yang kau miliki hari ini, tidak heran kau menjadi begitu sombong."     

Di mata Buddha Tertinggi Shenyan, pencapaian Ye Futian saat ini dan kemampuannya untuk melindungi diri bergantung sepenuhnya pada teknik-teknik Buddha yang telah dia kultivasi. Buddha Tertinggi Shenyan bahkan percaya bahwa semua yang dimiliki oleh Ye Futian didasarkan pada fondasinya dalam ajaran Buddha. Tanpa adanya bantuan dari Buddha's Celerity, dia tidak akan bisa membangun pijakannya sendiri.     

"Sombong?"     

Oh, jadi mereka menganggap dirinya sebagai sosok yang sombong.     

"Kau berbicara seolah-olah Gunung Roh adalah properti pribadimu, hingga kau lupa bahwa kau juga hanyalah salah satu dari banyak kultivator yang pergi ke Gunung Roh untuk mencari kebenaran," Ye Futian mengomentarinya dengan nada menyindir, lalu dia memilih untuk mengabaikan Buddha Tertinggi Shenyan sepenuhnya. Setiap orang berhak meyakini pandangan mereka terhadap sesuatu, dan begitu mereka memutuskan apa pandangan mereka, itu bukanlah sesuatu yang dapat digoyahkan dengan mudah oleh orang lain; hal ini terutama berlaku bagi orang-orang seperti Buddha Tertinggi Shenyan. Karena ini adalah pandangannya, maka Ye Futian tidak perlu berdebat lebih jauh dengannya.     

Setelah mengungkapkan pendapatnya, dia berbalik dan bersiap untuk pergi.     

"Tunggu!" Suara bernada dingin lainnya terdengar, menghentikan langkah Ye Futian di tempatnya. Kemudian dia melihat Buddha Tertinggi Tongchan menyatukan telapak tangannya, lalu melanjutkan kata-katanya, "Kesepakatan macam apa yang telah kau buat dengan Dunia Iblis dan Istana Kegelapan?"     

Suaranya sangat dingin dan yakin, seolah-olah dia sudah memutuskan bahwa memang inilah kebenarannya. Bahwa Ye Futian dan para kultivator dari dua dunia utama ini telah mencapai suatu kesepatakan dan siap untuk bergabung melawan Prefektur Ilahi.     

"Kuingatkan sekali lagi, kau tidak berhak untuk mengatur apa yang harus kulakukan." Ye Futian tidak menanggapi mereka secara langsung, atau lebih tepatnya, dia terlalu lelah untuk menanggapi mereka, sehingga menyebabkan dia menjawab secara terang-terangan.     

Ketika dia selesai berbicara, satu-satunya hal yang ingin dilakukan oleh Ye Futian adalah berbalik dan bergegas pergi, tidak ingin berurusan dengan Buddha Tertinggi Tongchan lebih lama lagi.     

Dia tahu bahwa kala itu, dari beberapa Buddha Tertinggi, Buddha Tertinggi Tongchan selalu berprasangka buruk padanya. Dia telah membunuh dua rekan Buddha Tertinggi Tongchan, dan keduanya sangat dekat dengannya. Saint Zhenchan dan Lord Initial Zen juga tewas karena Ye Futian.     

Mereka semua berasal dari generasi yang sama.     

Saat ini, semua sosok tersebut telah binasa. Namun, Ye Futian tidak hanya mampu bertahan hidup tanpa mengalami luka serius, tetapi dia justru menjadi semakin kuat di Dunia Asal. Bahkan pasukan gabungan dari enam Klan Dewa Kuno tidak mampu mengalahkannya.     

Mengingat catatan pertempuran yang semenakjubkan ini, siapa pun bisa membayangkan kesan yang dimiliki oleh Buddha Tertinggi Tongchan terhadap Ye Futian.     

"Lancang!" Buddha Tertinggi Tongchan menyatukan kedua telapak tangannya, dan suara rapalan sutra Buddha kembali bergema di antara langit dan bumi. Langit di atas Ye Futian langsung dipenuhi oleh suara rapalan sutra Buddha. Bahkan sebuah aura yang mengerikan menyebar di udara dan berubah menjadi sebuah area Buddha, yang menyelimuti Ye Futian di dalamnya.     

Ye Futian tidak melancarkan serangan balasan secara langsung. Dia mengamati situasi di sekitarnya terlebih dahulu, dan ekspresinya tampak dingin saat dia memandang lawannya itu. Buddha Tertinggi Tongchan telah menyatakan perang melawannya secara terang-terangan.     

Satu sosok Buddha raksasa telah muncul di sana dan menutupi langit serta menghalangi matahari. Sosok Buddha itu telah merubah bagian langit ini menjadi sebuah area Buddha untuk memerangkap Ye Futian di dalamnya.     

Dan Ye Futian kali ini tidak menghindar dengan menggunakan Buddha's Celerity, tetapi membiarkan area Jalur Agung itu muncul dan menjebaknya di dalam sana. Pemandangan ini semakin meyakinkan para kultivator Buddha itu tentang keangkuhan Ye Futian dan bahwa dia memang sosok yang sangat sombong.     

"Di masa lalu, aku merasa bahwa mengajarimu teknik Buddha bukanlah ide yang bagus, tetapi para Buddha lainnya sungguh murah hati dan penuh belas kasih untuk mengizinkanmu mengkultivasinya, dan sekarang lihat betapa gilanya tindakanmu. Para Buddha mewariskan semua gulungan itu kepadamu dan mengizinkanmu untuk berkultivasi di Gunung Roh, bahkan sang Buddha sendiri telah menjamin bahwa kau memiliki takdir dengan ajaran Buddha, tetapi semua ini tidak dimaksudkan agar kau bersekongkol dengan Dunia Iblis dan Dunia Kegelapan," ujar Buddha Tertinggi Tongchan sambil menatap tajam ke arah Ye Futian, suaranya terdengar serius dengan diiringi oleh suara rapalan sutra Buddha. Sekujur tubuhnya kini dilindungi oleh energi Vajra, seolah-olah dia telah berubah menjadi satu sosok Buddha kuno—seorang Buddha yang sesungguhnya.     

"Jika kau memang berkomplot dengan Dunia Iblis dan Dunia Kegelapan, maka, sebagai penganut ajaran Buddha, aku memiliki kewajiban untuk membasmi murid-murid yang tidak patuh dan menebus kesalahan yang dibuat oleh para Buddha di masa lalu." Suara Buddha Tertinggi Tongchan bergema di seluruh tempat, dan pemandangan mengerikan ini menarik perhatian para kultivator yang berada di kejauhan. Orang-orang terus bergerak mendekati area ini, termasuk para kultivator dari Prefektur Ilahi, yang baru saja menerima berita tentang hal tersebut.     

"Kau sungguh seorang 'pembela kebenaran' yang luar biasa," Ye Futian memandang Buddha Tertinggi Tongchan dan berbicara dengan nada menyindir. "B*jingan sepertimu tidak pantas disebut sebagai 'Buddha'."     

Ketika suaranya memudar, Cahaya Buddha juga bersinar terang di tubuhnya. Sementara itu di atas langit, Cahaya Buddha mengalir dengan bebas, seolah-olah hendak berkumpul untuk membentuk sosok Buddha raksasa lainnya. Tiba-tiba, dua sosok Buddha raksasa, masing-masing menempati tempat yang berbeda, saling berhadapan tanpa ada niatan untuk menahan diri, dimana keduanya mengeluarkan cahaya suci yang tak terbatas.     

*Whoosh* Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, Buddha Tertinggi Tongchan melayang ke udara saat Cahaya Buddha beredar di belakangnya, dan Simbol-Simbol Wan yang berukuran besar dan tak tertandingi bermunculan di sekelilingnya. Di atas langit, telapak tangan Buddha raksasa itu dikerahkan menuju Ye Futian, dan itu adalah sebuah serangan yang berisi Simbol Wan yang tak terhitung jumlahnya di dalamnya. Simbol-simbol ini berputar dan terjalin menjadi sebuah segel ilahi raksasa dan dikerahkan menuju Ye Futian.     

"Simbol Wan!"     

Simbol Wan adalah salah satu segel Buddha terkuat, dimana kekuatannya sangat dahsyat dan mengintimidasi. Selain itu, kekuatan yang dihasilkan akan menyesuaikan pemahaman masing-masing kultivator penggunanya.     

Ye Futian memandang ke bagian depan. Dia menyatukan kedua telapak tangannya dengan cara yang sama, tepat saat Buddha raksasa itu mengangkat tangannya untuk mengeluarkan Simbol Wan ke arahnya. Keduanya saling berhadapan tanpa ada keraguan sedikit pun.     

Dua Simbol Wan raksasa itu pun bertabrakan di udara. Untuk beberapa saat, area itu tampak runtuh saat sebuah kekuatan yang mengerikan menyapu bagian langit ini; bahkan area itu Buddha itu juga hancur berkeping-keping. Kemudian, Cahaya Buddha yang sangat menyilaukan itu berubah menjadi sebuah badai mengerikan yang mengamuk di area tersebut. Bahkan para kultivator dari tempat yang jauh terpaksa memandang ke lokasi kejadian karena mereka mengira bahwa para kultivator dari Dunia Iblis kembali melakukan penyerangan.     

Ye Futian dan Buddha Tertinggi Tongchan berdiri di tengah-tengah badai tersebut, dan masing-masing dari mereka gagal untuk mengalahkan satu sama lain. Di dalam Simbol Wan ini, mereka berdua telah menggabungkan pemahaman masing-masing, dan ternyata kekuatan mereka berimbang. Ketika dua kultivator menggunakan teknik Buddha yang serupa, kemenangan hanya mungkin terjadi jika salah satu dari mereka memiliki keunggulan mutlak dalam hal kekuatan murni.     

"Aku telah mengkultivasi ajaran Buddha selama beberapa dekade dan kemampuanku sudah jauh melampaui kultivasimu selama seribu tahun. Beraninya kau menyebut dirimu sebagai seorang Buddha di hadapanku?" Ye Futian memandang Buddha Tertinggi Tongchan dan mengomentarinya dengan tajam. Buddha Tertinggi Tongchan telah menuduhnya berkomplot dengan Dunia Iblis dan Dunia Kegelapan serta berniat melawan pasukan gabungan dari Prefektur Ilahi. Sekarang, dia menyerangnya dengan alasan membasmi kejahatan dan membela kebenaran.     

Dalam situasi seperti itu apakah dia perlu tetap bersikap sopan di hadapan mereka?     

Saat badai itu mereda, banyak kultivator muncul di area sekitar keduanya. Di antara mereka, banyak sosok terkemuka yang berasal dari Prefektur Ilahi.     

Perang ini terjadi diakibatkan oleh serangan yang dilakukan Dunia Iblis kepada Prefektur Ilahi; oleh karena itu, para kultivator dari Prefektur Ilahi dan Dunia Iblis jumlahnya paling banyak, dengan petarung-petarung yang paling kuat di dalamnya. Sedangkan empat dunia lainnya pada awalnya datang kemari hanya untuk memberikan bantuan, tetapi saat perang ini memanas, mereka juga secara bertahap menambah jumlah pasukan mereka.     

"Ye Futian!"     

Bagaimana mungkin para kultivator dari Prefektur Ilahi tidak bisa mengenalinya?     

Para kultivator dari Kota Tianyan juga telah tiba di sana. Wang Xiao langsung memusatkan perhatiannya di tempat Ye Futian berada. Dari dalam kedua mata emasnya itu, keinginan bertarung yang mengerikan tiba-tiba meledak dalam sekejap.     

Berani-beraninya Ye Futian muncul di Prefektur Ilahi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.