Legenda Futian

Blood Raiment



Blood Raiment

0Pelindung wanita berbaju merah itu dikenal sebagai 'Blood Raiment.' Itu adalah nama yang dia berikan pada dirinya sendiri setelah dia mencapai kesuksesan dalam kultivasinya. Adapun nama aslinya, tidak ada yang tahu mengenai hal tersebut.     

Blood Raiment adalah Pelindung Kedua dari Istana Kekaisaran Iblis, sosok yang telah selamat dari Ujian Para Dewa tahap kedua. Dari sudut pandang orang-orang di Prefektur Ilahi, dia adalah sosok yang sudah mencapai tingkatan iblis agung.     

Kedua matanya sepertinya telah berubah warna menjadi merah darah. Dia memandang Ye Futian, kemudian mengalihkan pandangannya jauh ke atas langit.     

Ye Futian mengikutinya. Namun karena rutenya lurus ke atas langit, posisinya kini sudah jauh meninggalkan Istana Kekaisaran Iblis.     

Tidak lama kemudian, Blood Raiment berhenti bergerak. Keduanya kini berdiri jauh di atas langit, dimana semua kultivator iblis di Istana Kekaisaran Iblis mengamati mereka dengan seksama.     

Mampukan Pelindung Kedua dari Istana Kekaisaran Iblis menghentikan Ye Futian?     

Blood Raiment menundukkan kepalanya lagi dan menatap Ye Futian. Ini adalah kedua kalinya dia menatapnya, dan kedua matanya berubah warna menjadi semerah darah. Pada saat berikutnya, cahaya suci semerah darah menyebar di dalam pandangan Ye Futian, mengubah dunia yang dilihatnya.     

Ini adalah sebuah dunia yang dipenuhi oleh warna merah darah. Suasananya tidak lagi segelap di luar, namun didominasi oleh warna merah darah.     

Jauh di atas langit, kumpulan awan bencana berwarna merah darah tampak bergejolak, menciptakan sebuah matriks ilahi semerah darah yang terlihat sangat mengerikan.     

*Whoosh* Tidak lama kemudian, bencana semerah darah berjatuhan dan membanjiri dunia spasial ini.     

Bencana berdarah ini bahkan lebih menakutkan daripada kekuatan Ujian Para Dewa. Ye Futian berdiri di tengah-tengah area tersebut, dengan tubuh dikelilingi oleh perlindungan dari cahaya suci. Meskipun tubuh fisiknya tidak ada bandingannya dan sudah menyerupai tubuh ilahi, dia tidak berani bertindak ceroboh sebelum menghadapi pertarungan yang sesungguhnya. Pada saat ini, dia sedang menghadapi seorang kultivator tingkat tinggi dari Dunia Iblis.     

*Boom* Saat bencana berdarah itu mendarat. Ye Futian bisa merasakan bahwa darah di dalam tubuhnya ikut bergemuruh dengan keras; seolah-olah darahnya hendak terpancar keluar dan meledak dari dalam tubuhnya.     

Pada saat yang bersamaan, jiwa spiritualnya juga menerima serangan dahsyat yang belum pernah dia alami sebelumnya.     

Di sekitar tubuh Ye Futian, Cahaya Buddha tampak berkobar, sementara suara rapalan sutra Buddha terus bergema di udara. Banyak rune Buddha kuno melayang di sekelilingnya saat dia menjelma menjadi satu sosok Buddha. Satu sosok petarung Buddha berukuran besar telah terbentuk di sana sambil merapalkan Six Syllables of Truth.     

Banyak orang meyakini bahwa kekuatan Buddha mampu membelenggu kekuatan dari Jalur Agung Iblis. Ye Futian menguasai banyak teknik Buddha, sehingga dia tentu saja ingin membuktikan dugaan ini.     

Serangkaian sihir dirapalkan dari mulutnya, yang kemudian berubah menjadi kilatan petir Buddha berwarna emas yang sangat kuat, bertabrakan dengan bencana berdarah yang semakin mendekat. Keduanya kemudian hancur bersama-sama. Sosok petarung milik Ye Futian berukuran sangat besar, tetapi sama sekali tidak bergerak dari tempatnya, yang memiliki efek khusus dalam meredam teknik iblis tersebut.     

Blood Raiment memandang ke arah Ye Futian. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun sejak awal, namun pada saat ini, sedikit kegelisahan mulai menguasai hatinya. Kultivasi Ye Futian tampaknya masih berada di tingkat Renhuang, tetapi dia mampu menunjukkan kemampuan bertarung di tingkat Tribulation Plane selama pertempuran ini berlangsung. Padahal, tingkat Plane-nya secara keseluruhan masih berada di Renhuang Plane.     

Ini adalah fenomena yang sangat aneh, namun dia menyadari bahwa kekuatan Jalur Agung pria ini tidak lebih lemah darinya.     

Tatapan mata Blood Raiment menjadi serius saat kedua matanya mengeluarkan cahaya bencana semerah darah dan dia pun memandang ke arah Ye Futian. Kaisar Iblis telah menciptakan berbagai macam teknik iblis sendirian, lalu mewariskannya kepada para kultivator dari Istana Kekaisaran Iblis. Dia pernah menjadi murid pribadi yang sangat dikagumi oleh Kaisar Iblis. Dia telah mengikuti Kaisar Iblis dalam berkultivasi selama bertahun-tahun dan kemudian diberi gelar sebagai Pelindung Agung, yang memungkinkannya untuk menerima warisan sejati dari Kaisar Iblis.     

Cahaya suci semerah darah itu menyebar ke seluruh tempat dan melelehkan rune-rune emas tersebut, yang juga menyelimuti tubuh Ye Futian di dalamnya. Cahaya tersebut telah melahap semuanya dan kini menerjang ke arah sosok petarung Buddha raksasa milik Ye Futian.     

"Blood Refinement!" Hati Ye Futian sedikit terguncang. Rune Buddha yang dia keluarkan telah dihancurkan menjadi ketiadaan oleh cahaya suci semerah darah itu, lalu menyatu ke dalam area berdarah tersebut. Teknik Blood Refinement ini sangatlah menakutkan.     

Keduanya mampu mengendalikan jalannya pertempuran hingga batas tertentu. Jika mereka berada di atas medan pertempuran, maka serangan dari sosok mengerikan seperti Blood Raiment akan mampu melingkupi jarak sepuluh ribu mil jauhnya dan menghancurkan seluruh penjuru dunia menjadi dunia yang dipenuhi oleh darah. Dia akan mampu membunuh kultivator yang tak terhitung jumlahnya hanya dengan satu perintah dari dalam pikirannya. Bagaimanapun juga, sosok-sosok di Tribulation Plane tingkat kedua memiliki kekuatan penghancur yang tak terbayangkan di atas medan pertempuran.     

Sosok petarung Buddha yang merupakan perwujudan dari sosok Ye Futian itu tampaknya juga sedang berada dalam ambang kehancuran di bawah pancaran cahaya suci semerah darah tersebut.     

Blood Raiment menatap tajam ke arah Ye Futian. Area ini sekarang sudah menjadi dunianya. Di tingkat kultivasinya saat ini, area Jalur Agung tidak lagi dibatasi oleh kekuatan Jalur Agung yang mereka kuasai, melainkan pemahaman mereka juga telah menyatu di dalamnya.     

Aurora semerah darah yang mengerikan terpancar keluar dari kedua mata Blood Raiment. Pada saat berikutnya, di dunia penuh darah itu, seberkas cahaya suci semerah darah yang mengerikan muncul di dalam badai darah tersebut, yang langsung menghancurkan sosok petarung Buddha milik Ye Futian. Saat sosok petarung itu hancur, bagian tubuhnya tampak terkikis dan dilahap sedikit demi sedikit.     

Ye Futian bisa merasakan semua yang sedang terjadi saat dia mengepalkan kedua tangannya, dan Cahaya Buddha tetap berada di sekelilingnya. Tiba-tiba, sebuah aura yang sangat suci menyebar di udara. Dengan tubuh yang masih dilindungi oleh cahaya suci dan mengelilingi sosok petarung Buddha miliknya, sosok petarung yang rusak itu mulai memulihkan dirinya sendiri dan kembali ke kondisinya semula; Cahaya semerah darah itu tidak dapat mengikisnya lagi.     

Sosok petarung ini tampaknya juga semacam area Jalur Agung, yang berada di bawah kendali Ye Futian.     

Ye Futian memejamkan matanya dan kembali mengepalkan tangannya, menjelma sebagai seorang Buddha. Suara rapalan sutra Buddha terdengar dari mulutnya, dan tiba-tiba, sosok petarung itu terus membesar. Cahaya Buddha yang dipancarkan olehnya semakin kuat, dan area yang dia tempati terus meluas.     

"Apa-apaan itu?" Blood Raiment menyaksikan pemandangan di hadapannya itu. Apakah ini adalah serangan balasan yang dilancarkan oleh Ye Futian?     

Sepertinya dia mampu menekan kekuatan dari dunia darah miliknya.     

Ribuan tangan Buddha bermunculan dari sosok petarung yang terus membesar itu, dan setiap tangan tersebut membentuk simbol Buddha. Tiba-tiba, banyak bilah pedang Buddha yang bermunculan dan langsung menembus kekuatan iblis itu layaknya sebuah hukuman, dimana pedang-pedang itu mengandung cahaya suci yang tak tertandingi di dalamnya.     

Bersamaan dengan munculnya Cahaya Buddha yang menakjubkan itu, tangan tangan itu diulurkan ke arah langit secara bersamaan. Sementara pedang-pedang Buddha itu melesat keluar, membuka jalan di dalam area semerah darah itu, mereka juga bergerak menuju Blood Raiment, yang berada di atas langit.     

Ratusan ribu pedang Buddha itu tiba dalam sekejap, mengoyak semua kekuatan iblis dengan kekuatan mereka yang mengerikan.     

Bilah-bilah pedang Buddha itu langsung dikerahkan menuju Blood Raiment, tapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengelak. Namun, ketika pedang-pedang Buddha itu mendekatinya, tubuhnya langsung berubah menjadi cahaya semerah darah, seolah-olah dia telah tewas terbunuh.     

Namun, Ye Futian tahu bahwa lawannya itu sama sekali tidak terluka oleh serangannya barusan.     

Ini adalah Teknik Transformasi Darah.     

Benar saja, di arah lainnya, muncul satu sosok manusia yang terbentuk dari cahaya tersebut, yang kemudian berubah menjadi sosok Blood Raiment, yang sama sekali tidak terluka. Serangan yang baru saja dilancarkan Ye Futian padanya itu tidak mengenainya dan tidak menimbulkan dampak apa pun baginya.     

Ketika Ye Futian melihat hal ini, dia mengerti bahwa selama dia tidak bisa menaklukkan dunia ini, dia tidak akan pernah bisa mengalahkan Blood Raiment maupun Teknik Transformasi Darah miliknya. Selama dunia ini belum dihancurkan, Blood Raiment akan selalu bisa menyatu kembali ke dunia penuh darah ini kapan saja. Dia tidak akan pernah bisa meraih keunggulan dalam mengalahkan lawannya kecuali dia bisa mengendalikan dunia ini.     

Di atas langit, cahaya semerah darah yang tak ada habisnya itu berubah menjadi sebuah matriks ilahi dan menciptakan sebuah tombak ilahi berwarna merah darah yang mengerikan. Tampaknya ada sebuah badai penghancur yang mengelilinginya saat Blood Raiment mengulurkan tangannya ke depan, tiba-tiba memegang salah satu bagian ujung dari tombak itu dan perlahan-lahan mengerahkannya ke depan. Kekuatan penghancur langsung menyebar, dan tombak semerah darah itu tampaknya adalah sebuah Senjata Sub-divine yang sangat kuat. Faktanya, tombak itu dibuat dari kekuatan Jalur Agung.     

Begitu Blood Raiment memegang tombak ilahi itu di tangannya, penampilannya kini menjadi sangat mengerikan, seolah-olah dia telah berubah wujud menjadi seorang permaisuri yang sangat kuat.     

*Whoosh* Sosok Blood Raiment menghilang dari tempatnya saat bencana berdarah yang tak terhitung jumlahnya mengalir turun dan menghantam sosok petarung Buddha tersebut. Pada saat yang bersamaan, tombak ilahi milik Blood Raiment juga melesat mendekat, dan cahaya penghancur semerah darah langsung menembus area ini.     

*Boom* Banyak retakan mulai bermunculan di tubuh sosok petarung itu. Di sisi lain, darah di dalam tubuh Ye Futian bergejolak dan bergemuruh saat tubuhnya dihempaskan ke belakang. Serangan yang baru saja dilancarkan oleh Blood Raiment—hanya dengan kekuatan murninya saja—sudah cukup mengejutkan.     

Kaisar Iblis telah menciptakan Tubuh Iblis Super miliknya sendiri, dan para kultivator dari Istana Kekaisaran Iblis telah mengembangkan berbagai jenis tubuh iblis yang kuat darinya. Blood Raiment adalah murid dari Kaisar Iblis, jadi tidak mengherankan jika dia menerima sebagian besar kekuatannya. Tubuh fisik dan kekuatannya saja telah melampaui beberapa orang yang setara dengannya.     

Sosok petarung Buddha itu pun runtuh dan hancur disertai dengan suara ledakan yang keras, sehingga mengungkapkan tubuh asli Ye Futian saat dia bergegas mundur dan muncul kembali di lokasi lain. Tubuhnya dikelilingi oleh cahaya suci sehingga dia tidak mampu diserang oleh kekuatan darah itu; tatapan matanya terus tertuju pada Blood Raiment.     

Butuh kekuatan dalam jumlah besar untuk menghancurkan sosok petarung Buddha miliknya itu; dia memang layak disebut sebagai salah satu kultivator tingkat tinggi di Istana Kekaisaran Iblis.     

"Meskipun kultivasi senior sangat kuat, namun anda tidak dapat mencegah saya untuk bergerak ke atas." Ye Futian memandang Blood Raiment dan melanjutkan kata-katanya, "Saya berharap senior akan membiarkan saya lewat dan bertemu dengan Kaisar Iblis."     

"Makhluk tak tahu diri." Tombak ilahi di tangan Blood Raiment diacungkan ke arah Ye Futian saat dia berbicara dengan nada dingin. Apakah pria ini benar-benar berpikiran bahwa dia tidak mampu menghentikan pergerakannya?     

Ye Futian adalah sosok yang sangat sombong.     

Namun, dia bisa merasakan kekuatan Ye Futian dalam pertarungan ini.     

Ye Futian memandang ke arah Blood Raiment, kemudian seberkas cahaya suci dari Jalur Agung menyebar di sekitar tubuhnya. Dengan menjadikan sosoknya sebagai titik pusat, area Jalur Agung miliknya kini semakin meluas.     

Blood Raiment mengerutkan kening saat lautan darah di hadapannya bergemuruh, melahap dan menghancurkan segalanya, bergerak menuju Ye Futian. Namun, area Jalur Agung milik Ye Futian langsung melahap lautan darah itu dan menggabungkannya ke dalam area Jalur Agung miliknya. Melihat hal ini, ekspresi Blood Raiment tiba-tiba berubah.     

Tidak lama kemudian, area Jalur Agung itu telah melahap semuanya, termasuk dunia penuh darah tersebut. Pada saat ini, area Jalur Agung mereka berdua telah menjadi satu, dan tidak ada yang tahu siapa yang memegang kendali atas area itu sekarang. Hanya mereka berdua yang mengetahui jawabannya.     

Blood Raiment memandang Ye Futian dengan tatapan tak percaya. Dia hampir tidak bisa mempercayai bahwa lawannya itu mampu mendapatkan kendali setelah menjalani pertarungan ini dalam waktu yang cukup lama, dan area Jalur Agung Ye Futian kini telah menaklukkan area Jalur Agung miliknya. Ini adalah penekanan area Jalur Agung. Dia adalah seorang kultivator di Tribulation Plane tingkat kedua, dan sulit untuk membayangkan bahwa dia sedang ditekan oleh seseorang yang masih berada di tingkat Renhuang.     

Ye Futian memberi perintah dari dalam pikirannya, dan dalam sekejap, seluruh penjuru dunia sepertinya telah melambat. Kekuatan hukum ikut terpengaruh sementara Blood Raiment bisa merasakan dunia penuh darah miliknya sedang ditekan dan segala sesuatunya telah berhenti bergerak.     

Suara rapalan sutra Buddha masih terus terdengar dari mulut Ye Futian. Tiba-tiba, satu sosok Buddha kuno yang berukuran sangat besar muncul di antara langit dan bumi, menghalangi matahari di atas langit, hingga melingkupi seluruh bagian dari area Jalur Agung ini. Wajah seorang Buddha telah muncul di area tersebut.     

Kedua telapak tangan Ye Futian membentuk simbol Buddha sambil terus merapalkan sutra Buddha, yang kemudian berubah menjadi Sihir Vajra yang mengerikan. Pada saat yang bersamaan, sosok Buddha kuno yang menekan seluruh penjuru area ini juga merapalkan sutra Buddha, sama seperti Ye Futian. Ekspresi Blood Raiment tiba-tiba tampak buruk. Suara rapalan sutra Buddha itu membuatnya kesal.     

"Sudah cukup!" Cahaya semerah darah itu memudar saat dia menarik kembali area Jalur Agung miliknya.     

Sudah jelas, dia menyadari bahwa dia telah dikalahkan. Ketika area Jalur Agungnya berhasil ditekan, dia langsung kalah telak.     

"Terima kasih atas kebaikan anda," ujar Ye Futian saat dia terus bergerak menuju langit di atas Istana Kekaisaran Iblis. Dia berkata dengan suara keras, "Ye Futian ingin bertemu dengan Kaisar Iblis!"     

Sosoknya terus bergerak ke atas, menuju bagian puncak dari Istana Kekaisaran Iblis.     

Pelindung Kedua—Blood Raiment—kini telah dikalahkan. Apakah ada seseorang di Istana Kekaisaran Iblis yang mampu menghentikan Ye Futian sekarang?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.