Bepergian Bersama
Bepergian Bersama
Klan Pedang Badai dianggap sebagai tempat suci terlemah di antara lima tempat suci dari Negeri Yan. Tentu saja, itu juga alasan mengapa Ye Futian memilih untuk tinggal di Kota Liuyue, karena tempat itu dikuasai oleh Klan Pedang Badai. Bahkan jika dia meninggalkan kesan buruk pada seorang Saint tingkat pertama, dia tidak akan bisa dikalahkan dengan mudah tanpa memberikan perlawanan terlebih dahulu.
Meskipun dia berpura-pura menjadi seseorang dengan sikap yang sangat sombong, tetap saja dia harus berhati-hati saat beraksi di dalam wilayah Dinasti Dali. Dia telah menjadi seorang pahlawan bagi orang-orang dan berkeliling untuk melakukan perbuatan baik semenjak dia memasuki Dinasti Dali. Semua orang yang tewas di tangannya adalah orang-orang yang pantas untuk mati, jadi orang-orang tidak bisa menyalahkannya.
Ye Futian bertemu dengan Jian Kuangren di istana milik Klan Pedang Badai yang berada di sebuah gunung. Jian Kuangren juga dikenal sebagai Saint Fierce Wind [1][1]. Nie Yun dan wanita itu berjalan ke bagian samping dari Jian Kuangren, dan ada banyak murid dari Klan Pedang Badai yang berada di bawahnya. Mereka semua memandang ke arah Ye Futian. 'Jadi ini adalah pria yang telah mengalahkan Nie Yun hanya dengan satu serangan', gumam mereka dalam hati.
Ye Futian mengamati sosok Saint Fierce Wind. Dia memiliki tubuh yang tinggi dan tampak mengintimidasi. Dia juga memancarkan aura pedang di sekujur tubuhnya saat dia menatap ke arah Ye Futian.
"Senior, saya adalah Pendekar Ketujuh. Suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda," ujar Ye Futian sambil membungkuk hormat. Jiang Kuangren tidak mengatakan sepatah kata-pun. Dia memancarkan tekanan yang tak berbentuk saat tatapan matanya tertuju pada Ye Futian, dimana dia menyadari bahwa pria yang berada di hadapannya ini memancarkan pesona mistis, namun pria ini tidak memiliki tekanan yang dipancarkan oleh kebanyakan orang saat mereka berhadapan dengan Saint.
Negeri Yan memiliki banyak kota di dalamnya, dan ada begitu banyak kultivator yang tersebar di kota-kota tersebut, namun hanya ada 18 Saint di negara ini. Para Saint dihormati oleh banyak orang. Bagaimanapun juga, tempat ini berada di Dunia Bawah. Tidak peduli betapa luar biasanya bakat seseorang, semua orang akan memberi hormat pada Saint ketika mereka berhadapan secara langsung. Namun, Jian Kuangren sama sekali tidak melihat rasa hormat yang ditunjukkan oleh Ye Futian. Bahkan saat dia membungkuk hormat, dia tampak acuh tak acuh.
Dia tidak tahu bahwa Ye Futian adalah seorang Pemimpin Istana dari sebuah tempat suci. Bahkan para Saint yang mengabdi padanya cukup kuat untuk menghancurkan Negeri Yan secara keseluruhan, jadi tidak mungkin Ye Futian akan bersikap seperti kultivator pada umumnya.
"Tampaknya kau tidak begitu peduli dengan kehadiran Saint," ujar Saint Fierce Wind pada Ye Futian.
"Sebagai salah satu dari generasi muda, wajar saja apabila saya menghormati para senior dan Tetua saya. Namun, kultivasi seseorang merupakan aspek terpenting. Apakah seorang pendekar pedang harus menjunjung tinggi kesopanan?" jawab Ye Futian.
Tekanan tak berbentuk itu terus terpancar dari tubuh Saint Fierce Wind saat dia terus menatap ke arah Ye Futian. Pria ini memang sama persis seperti rumor yang beredar—kesombongannya benar-benar luar biasa.
"Kultivasi seseorang adalah aspek terpenting, ya? Sepertinya kau sangat yakin bahwa kau mampu menerobos ke tingkat Saint Plane." Saint Fierce Wind melanjutkan kata-katanya, "Aku telah mendengar informasi mengenai tindakanmu yang mengatakan bahwa nyaris tidak ada pendekar pedang yang bisa membuatmu mengeluarkan serangan kedua, bukankah begitu?"
"Dia bahkan meremehkan pendekar pedang dari Sembilan Negara di Dinasti Dali, apalagi Negeri Yan," wanita yang berada di samping Saint Fierce Wind itu menyindir.
Ye Futian menatap ke arah wanita itu dan berkata, "Jika anda mengundang saya kemari untuk menginterogasi saya, maka saya lebih baik pamit undur diri." Dia menangkupkan tangannya dan bersiap-siap untuk pergi setelah dia menyelesaikan kalimatnya.
"Jika kau begitu percaya diri dengan ilmu pedangmu, sepertinya kau akan tertarik untuk bertarung melawan para jenius dari seluruh penjuru Sembilan Negara di Dinasti Dali. Saat ini Dinasti Dali sedang merekrut orang-orang dari seluruh penjuru Sembilan Negara. Jika kau begitu percaya diri dengan kemampuanmu, sebaiknya kau menguji dirimu di acara tersebut." Saint Fierce Wind terlihat tenang saat dia berbicara pada Ye Futian.
"Kemanakah saya harus pergi?" tanya Ye Futian.
"Orang-orang dari seluruh penjuru Sembilan Negara akan berkumpul di Kota Liwang." Saint Fierce Wind melanjutkan kata-katanya, "Jika kau memiliki bakat yang luar biasa, kau pasti bisa lolos dan berhak berlatih di Dunia Atas. Mungkin kali ini akan ada beberapa kultivator dari Dunia Atas yang hadir. Jika kau benar-benar memiliki kemampuan yang luar biasa, mungkin kau dapat mencapai ketenaran dan kejayaan dalam waktu singkat. Apakah itu cukup menarik bagimu?"
"Tidak tertarik." Ye Futian menjawab dengan nada datar, "Jadi, anda mengatakan bahwa akan diadakan sebuah kompetisi seni bela diri di Dunia Bawah, benar?"
"Yah, seperti itulah." Saint Fierce Wind mengangguk dan tampak sedikit tertarik. Dia mengatakan bahwa dia tidak tertarik, ya?
"Berapa banyak kultivator di Sembilan Negara dari Dinasti Dali yang dapat membuat saya menghunus pedang?" Ye Futian berkata dengan nada datar, "Kompetisi seperti itu tampaknya membosankan. Mengenai berlatih di Dunia Atas, saya bisa pergi kesana kapan saja dengan menggunakan pedang saya. Adapun ketenaran dan kejayaan, justru itu hal-hal seperti itu jauh lebih membosankan. Apa yang saya cari tidak lain adalah ilmu pedang terkuat. Jika saya hanya mengejar ketenaran dan kejayaan, saya tidak akan menghabiskan waktu berpuluh-puluh tahun untuk menyempurnakan ilmu pedang saya dan muncul belum lama ini."
"Ilmu pedang terkuat, ya? Menarik." Saint Fierce Wind tampak semakin tertarik dengan Ye Futian. Kemudian dia berkata, "Pendekar pedang memang tidak perlu terlalu peduli pada ketenaran dan kejayaan, sebaliknya mereka memfokuskan diri untuk ambisi mereka sendiri dalam menempa pikiran mereka terkait ilmu pedang. Sepertinya kau memiliki pola pikir yang kuat. Tidak mengherankan bahwa kau dapat mencapai tingkat ini. Tetapi, meskipun kau tertarik untuk menyempurnakan ilmu pedangmu dan berpikir bahwa hanya ada beberapa orang di seluruh penjuru Sembilan Negara yang dapat membuatmu menghunus pedang, maka semakin terlihat jelas bahwa kau memiliki alasan tersendiri untuk pergi ke Dunia Atas dan berlatih di sana, bukankah begitu?"
"Tepat sekali." Ye Futian mengangguk.
"Kalau begitu, sebaiknya kita pergi kesana bersama-sama. Aku ingin tahu mengenai Jalur Pedangmu. Jika kau berpikir bahwa hanya ada beberapa orang di seluruh penjuru Sembilan Negara yang dapat membuatmu menghunus pedang, lalu bagaimana kalau kau menunggu sampai kau menemukan seseorang yang dapat membuatmu melakukan hal tersebut?"
"Baiklah, saya akan pergi kesana dengan anda, senior." Ye Futian mengangguk. Lagipula itu adalah tujuannya dalam perjalanan ini. Akan lebih mudah baginya untuk memperkuat identitasnya dengan menjadi salah satu anggota dari tempat suci, daripada menjadi seseorang yang memiliki asal-usul yang tidak jelas.
"Huanxue, carikan dia tempat dimana dia bisa berlatih di sana," ujar Saint Fierce pada wanita yang berada di sampingnya.
"Aku..." Wanita itu tampak tercengang. "Aku tidak mau melakukannya." Wanita itu adalah putri kandung dari Saint Fierce Wind. Seharusnya dia tidak akan berani bersikap seperti itu, yaitu menolak perintah dari Saint Fierce Wind padanya. Dia telah merasakan seperti apa kesombongan Ye Futian, dan sekarang, bahkan di hadapan ayahnya, Ye Futian masih bersikap tidak sopan. Meskipun pria itu memiliki bakat yang luar biasa, dia tidak ingin berurusan dengannya.
"Kalau begitu, sepertinya kau belum siap untuk ikut bersama kami dalam perjalanan ini," ujar Saint Fierce Wind dengan nada datar. Wanita itu menatap ke arah ayahnya, dia merasa kesal saat dia berkata pada Ye Futian,
"Ikutlah denganku." Setelah itu dia membawa Ye Futian pergi. Tidak ada seorang-pun yang bisa memahami mengapa sang pemimpin klan bersikap begitu sopan dengan pendekar pedang yang kurang ajar itu. Meskipun memang benar bahwa dia memiliki bakat yang luar biasa, namun tetap saja sang pemimpin klan adalah seorang Saint, dan dia tidak perlu bersikap sesopan itu padanya.
"Kalian boleh pergi." Kemudian Saint Fierce Wind mengayunkan tangannya pada orang-orang di hadapannya, yang kemudian bergegas pergi. Nie Yun masih berada di sana, dia sedang memandang ke arah Saint Fierce Wind saat dia bertanya, "Apakah anda begitu terkesan pada Pendekar Ketujuh, guru?"
"Bocah itu memiliki aura dari Jalur Agung di dalam dirinya." Saint Fierce Wind tidak memandang ke arah Nie Yun, dia justru mengalihkan pandangannya ke kejauhan saat dia melanjutkan kata-katanya, "Memang benar bahwa hanya ada beberapa orang di bawah Saint Plane di seluruh penjuru Negeri Yan yang mampu bertarung melawannya, apalagi dirimu. Jika dia dibandingkan dengan para kultivator di seluruh penjuru Dinasti Dali, hanya ada beberapa orang yang mampu menandinginya." Dia mendengar informasi dari Nie Yun bahwa pria itu berasal dari Gunung Pedang Tersembunyi. Tempat itu memang sebuah tempat pelatihan bagi mereka yang ingin mendalami ilmu pedang. Pria itu telah menghabiskan waktu selama beberapa dekade untuk menyempurnakan ilmu pedangnya dan baru muncul setelah waktu berlalu selama 30 tahun. Jika dia benar-benar merupakan sosok yang luar biasa, maka pria itu jelas memiliki pola pikir terkait ilmu pedang yang murni, nyaris tidak ada seorang-pun yang dapat menandingi bakatnya dalam ilmu pedang di Negeri Yan. Lagipula ada beberapa pendekar pedang di Negeri Yan yang mampu mempelajari ilmu pedang sebanyak itu seorang diri.
"Kalau begitu, mengapa anda tidak merekrutnya sebagai anggota klan, guru?" tanya Nie Yun.
"Jika dia mampu melangkah hingga sejauh ini dengan mengandalkan kemampuannya sendiri, maka Klan Pedang Badai tidak akan bisa mengendalikannya. Tempat yang sesuai untuknya adalah Dunia Atas dari Dinasti Dali. Aku memiliki rencana tersendiri dengan membawanya bepergian bersama kita. Klan Pedang Badai selalu dianggap sebagai tempat suci terlemah di seluruh penjuru Negeri Yan selama bertahun-tahun. Jika ada satu pendekar pedang di antara kita yang terbukti mampu bersaing di Dinasti Dali dan mengalahkan para kultivator dari tempat suci lainnya di Negeri Yan, pencapaian seperti tetap saja terasa memuaskan bagi kita." Saint Fierce Wind tersenyum saat mengatakan hal tersebut. Rupanya rencana itu tidak terlalu penting. Siapa-pun bisa mengatakan bahwa itu hanyalah sesuatu yang dianggap menarik oleh para Saint.
"Oh ya, jangan beritahu saudarimu tentang hal ini," ujar Saint Fierce Wind.
"Mengapa saya tidak boleh memberitahunya?" tanya Nie Yun dengan heran.
"Aku ingin mengujinya. Semakin besar ujiannya, maka semakin besar pula keuntungan yang dia dapatkan dalam menempa pikirannya." Kemudian Saint Fierce Wind berbalik sambil tersenyum, lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Putrinya, Huanxue, sedang mengantar Ye Futian ke sebuah paviliun dari klan mereka dan berkata, "Kau bisa tinggal dan berlatih di sini. Klan Pedang Badai adalah sebuah tempat suci dalam ilmu pedang, dan ada banyak area terlarang di dalamnya. Jangan mondar-mandir ke tempat-tempat lainnya jika kau sedang tidak berlatih."
"Terima kasih." Ye Futian langsung berjalan memasuki paviliun tersebut dan dia sama sekali tidak berbalik untuk memandang wanita itu lagi. Sudah jelas dia bisa menebak arti dari sikap wanita itu dan tidak mempedulikannya. Lagipula, mereka hampir tidak mengenal satu sama lain. Wanita itu juga tidak terlalu terkejut saat melihat sikap Ye Futian. Kemudian dia berbalik dan pergi.
…
Para kultivator dari Klan Pedang Badai berangkat beberapa hari kemudian. Aura pedang mereka memenuhi tempat itu saat mereka pergi ke kejauhan.
Tentu saja Ye Futian juga ikut bersama mereka dalam perjalanan tersebut. Namun, tujuan mereka bukanlah Kota Liwang. Mereka pergi menuju Kota Yandu, yang merupakan tempat dimana pemimpin dari Negeri Yan berada.
Sembilan Negara dari Dinasti Dali memiliki pemimpin masing-masing, yang memegang kekuasaan tertinggi di negaranya. Bahkan hukum yang mereka buat berlaku di tempat-tempat suci. Saat ini ada begitu banyak kultivator di dalam Kediaman Raja Negeri Yan yang berada di Kota Yandu, tampaknya mereka sedang menunggu untuk menerima sesuatu atau mungkin menyambut seseorang. Para pemimpin ini juga dikenal sebagai raja dari masing-masing negara di Dinasti Dali.
Raja Negeri Yan tampak duduk tegak di kursinya. Banyak kultivator berbaris di sampingnya, menunggu tanpa mengucapkan sepatah kata-pun. Hari ini adalah hari yang telah dia tetapkan untuk bertemu dengan orang-orang dari tempat-tempat suci di seluruh penjuru Negeri Yan. Mereka berencana berkumpul di sana dan pergi menuju Kota Liwang bersama-sama.
"Siapa yang akan menjadi kultivator terkuat di antara para kultivator dari Negeri Yan dalam perjalanan ke Kota Liwang ini?" Raja Negeri Yan bertanya pada kerumunan orang di hadapannya. Tentu saja dia mengetahui bahwa ini adalah sebuah kesempatan yang sangat langka karena acara tersebut berkaitan dengan Dunia Atas dari Dinasti Dali yang hendak memilih para kultivator jenius. Sebagai Raja dari Negeri Yan, tentu saja dia berharap bahwa akan ada beberapa kultivator jenius mereka yang terpilih. Lagipula hal itu akan membuat citranya menjadi semakin baik.
"Tidak perlu diragukan lagi bahwa sang puteri kembar pasti akan terpilih," seseorang yang berada di bawah menimpali, dan dalam sekejap semua orang mengalihkan pandangan mereka pada dua orang wanita yang berada di samping Raja Negeri Yan. Kedua wanita itu memiliki wajah yang cantik, dan hal yang lebih mengejutkan lagi adalah mereka berdua terlihat sama persis. Seolah-olah mereka adalah duplikat satu sama lain. Dua puteri dari Negeri Yan adalah saudari kembar dan memiliki hubungan batin yang kuat. Mereka berlatih ilmu pedang bersama-sama dan keduanya memiliki bakat yang luar biasa.
"Li Hanxing dari Klan Pedang Ziwei," ujar salah satu puteri.
"Kai Huang dari Klan Pedang Juque," ujar sosok lainnya.
Semua orang mengangguk. Baik Klan Pedang Ziwei maupun Klan Pedang Juque adalah dua tempat suci terkuat di Negeri Yan. Dua sosok yang baru saja disebutkan oleh para puteri itu adalah murid-murid terkuat yang berkultivasi di dua tempat suci tersebut, dan mereka termasuk dalam sosok-sosok terkuat di bawah Saint Plane dari Negeri Yan. Jika ada kultivator dari Negeri Yan yang akan terpilih, maka mereka berdua pasti termasuk di dalamnya.
Raja Negeri Yan memandang ke kejauhan dan mendengar suara tertawa yang terbahak-bahak. "Terima kasih, Puteri, karena telah mengakui kekuatan dari bocah yang juga muridku itu."
Sebuah aura pedang yang kuat dapat dirasakan dari kejauhan. Dua klan pedang tiba pada saat yang sama, namun mereka jelas berada di rombongan yang berbeda. Mereka tidak lain adalah Klan Pedang Ziwei dan Klan Pedang Juque.
Raja Negeri Yan tersenyum saat dia berdiri dari tempat duduknya untuk menyambut mereka. Para kultivator dari dua klan pedang itu mendarat dan menangkupkan tangan mereka pada Raja Negeri Yan. Tidak lama kemudian para kultivator dari Klan Pedang Phoenix Merah dan Klan Pedang Petir juga telah tiba di sana. Tempat itu kini menjadi sangat ramai.
Klan Pedang Badai adalah rombongan terakhir yang tiba di sana, dan Ye Futian juga datang bersama mereka.
---
[1] Dalam teks asli, penyebutan para Saint yang berspesialisasi dalam ilmu pedang ditulis sebagai 'Sword Saint', namun untuk menghindari kekeliruan dengan nama Sword Saint (Kakak Pertama Ye Futian), maka penulisan 'Sword Saint' dirubah menjadi 'Saint'. (Contoh: Sword Saint Fierce Wind menjadi Saint Fierce Wind)