Legenda Futian

Istana Raja Li



Istana Raja Li

0Banyak orang merasa terkesan saat mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Lu Chuan. Memang jarang sekali seseorang dengan status dan bakat seperti Lu Chuan memiliki sikap yang begitu rendah hati. Ditambah lagi, dia bahkan mengaku lebih lemah dari sosok yang meraih ketenaran pada Pertempuran Dunia Kosong tahun lalu.     

Ada satu nama yang menyebar luas setelah Pertempuran Dunia Kosong tahun lalu berakhir. Itu adalah nama dari lawan mereka, dan dia hanyalah seorang Sage. Jarang sekali nama dari orang asing bisa menjadi begitu terkenal di Dunia Kaisar Xia. Bahkan Lu Chuan, murid sang penasihat kekaisaran dari Dinasti Dali, harus mengakui betapa luar biasanya orang itu, meskipun salah satu adik junior Lu Chuan tewas dalam Pertempuran Dunia Kosong pada tahun itu. Yuan Jin, murid lainnya dari sang penasihat kekaisaran telah tewas terbunuh dalam Pertempuran Dunia Kosong.     

"Meskipun sosok dari Dunia Kaisar Xia itu adalah faktor penentu dari hasil akhir Pertempuran Dunia Kosong, dia mampu meraih kemenangan hanya karena dia memiliki rencana tersembunyi. Tidak ada seorang-pun yang mengetahui bahwa dia mampu mengendalikan monster iblis, dan hal itu menyebabkan tersingkirnya Dunia Kaisar Merak Iblis dalam pertempuran tersebut. Orang-orang dari Dunia Kaisar Xia bahkan menggunakan bantuan dari monster-monster iblis itu, dan semuanya tampak begitu praktis." Pangeran lainnya yang berada di samping Li You berkata, "Jika anda berada di era yang sama dengan sosok itu dan memiliki kesempatan untuk bertarung melawannya di atas medan pertempuran yang sama, saya merasa yakin bahwa anda akan keluar sebagai pemenangnya."     

Semua orang tentu mengetahui bahwa sosok yang sedang mereka bicarakan tidak lain adalah Ye Futian. Terdapat satu sosok luar biasa yang muncul secara tiba-tiba di jajaran anggota dari Dunia Kaisar Xia. Dia bertindak seorang diri sebagai kunci kemenangan dari Dunia Kaisar Xia dalam Pertempuran Dunia Kosong. Dia juga telah bertarung bersama Xia Qingyuan untuk membunuh Yuan Jin, yang juga menimbulkan banyak korban bagi Dunia Kaisar Li.     

"Tidak ada istilah 'jika' yang berlaku di dunia ini, hanya ada hasil yang sudah terjadi. Jika dia mampu meraih pencapaian seperti itu, maka tidak perlu diragukan lagi bahwa dia tampil dengan sangat baik dalam pertempuran tersebut. Meskipun saya adalah musuhnya, saya mengakui kehebatannya. Saya hanya bisa mencoba mengalahkannya apabila kami bertemu di pertempuran-pertempuran yang akan datang," jawab Lu Chuan dengan tenang, dimana dia memilih untuk menyampaikan pemikirannya alih-alih terbuai oleh kata-kata pangeran itu hanya karena sang pangeran yang telah memuji dirinya.     

"Penjelasan anda memang masuk akal, tuan." Pangeran itu mengangguk sambil tersenyum dan sama sekali tidak tersinggung oleh penjelasan yang diucapkan oleh Lu Chuan.     

"Raja Li, apakah para kultivator dari Sembilan Negara telah tiba di Kota Liwang?" Lu Chuan tidak membahas topik itu lagi dan kini bertanya pada Raja Li.     

"Mereka semua sudah hadir di sini," Raja Li mengangguk.     

"Kalau begitu, silahkan melanjutkan rangkaian acara untuk hari ini. Ada banyak pasukan dari Dunia Atas yang datang kali ini, dan saya berharap mereka semua kembali ke Dunia Atas dengan membawa sesuatu," ujar Lu Chuan.     

…     

Ye Futian tidak mengetahui bahwa namanya telah disinggung oleh orang-orang yang menghadiri perjamuan di Istana Raja Li. Dia tidak mengenal siapa itu Lu Chuan, tetapi dia pernah mendengar beberapa hal tentang Pertempuran Dunia Kosong yang diadakan sepuluh tahun yang lalu.     

Saat ini Ye Futian berada di sebuah istana yang berfungsi sebagai penginapan di Kota Liwang untuk orang-orang dari Sembilan Negara. Dinasti Dali adalah sebuah pasukan yang menguasai seluruh penjuru Dunia Kaisar Li. Raja Li bertanggung jawab atas Dunia Bawah, dan semua Raja dari Sembilan Negara adalah bawahannya, dan mereka bertanggung jawab atas tempat-tempat suci di negara masing-masing.     

Pada saat itu, para kultivator dari Sembilan Negara telah berkumpul di Kota Liwang, dan mereka menempati istana tersendiri sebagai akomodasi mereka. Istana-istana itu tidak terhubung satu sama lain, karena posisinya tersebar di berbagai titik di luar Istana Raja Li.     

Pada saat ini di istana Negeri Yan, Ye Futian sedang duduk seorang diri di dalam sebuah pusat pelatihan. Meskipun dia menunjukkan sikap yang sangat sombong di hadapan orang lain, dia tetap mengetahui dimana Jalur Pedangnya berada. Semua pembicaraan tentang dirinya yang telah menghabiskan waktu selama puluhan tahun untuk mempelajari dan menyempurnakan ilmu pedangnya adalah upaya yang telah dia lakukan selama beberapa bulan terakhir. Tapi kembali lagi, dia merasa yakin bahwa karena latihan yang telah dia jalani selama bertahun-tahun, dia tetap mampu menjadi kultivator terkuat di bawah Saint Plane di Dinasti Dali, hanya dengan mengandalkan pedangnya, meskipun dia baru berlatih ilmu pedang selama beberapa bulan.     

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki di suatu tempat. Ye Futian, yang sedang berlatih, menarik kembali aura pedang yang menyelimuti tubuhnya. Dia membuka matanya dan melihat satu sosok cantik berjalan ke arahnya. Sosok itu tidak lain adalah Huanxue, tapi dia berdiri jauh di luar pusat pelatihan. Wanita itu menatapnya dan berkata, "Para pendekar pedang dari semua tempat suci sedang bertukar pikiran dan teknik pedang di atas arena. Ayahku menyuruhku untuk menjemputmu." Kemudian dia berbalik dan pergi setelah dia menyampaikan pesannya, tidak peduli apakah Ye Futian akan hadir atau tidak.     

"Bertukar teknik pedang, ya?" Ye Futian sama sekali tidak tertarik. Tetapi karena Saint Fierce Wind berada di sana, dia merasa perlu untuk hadir dan melihat-lihat. Kemudian dia berdiri dari tempatnya dan pergi. Pada saat dia tiba di arena, banyak pendekar pedang dari berbagai macam tempat suci sudah hadir di sana, namun mereka semua terlihat acuh tak acuh. Sementara itu, Saint Fierce Wind sedang berdiri di bagian samping arena, sambil menyaksikan apa yang sedang terjadi saat ini dengan tenang.     

Para pendekar pedang dari semua tempat suci memastikan kemampuan satu sama lain dengan cara bertarung di atas arena yang luas. Namun, pertarungan itu sendiri tidak bisa dianggap sebagai sebuah pertarungan yang resmi, dan mereka hanya bertarung dalam waktu singkat untuk mengetahui tingkat kultivasi dari lawannya, serta tingkat kultivasi mereka sendiri. Tapi kembali lagi, ada juga orang-orang yang menganggap pertarungan seperti ini dengan sangat serius.     

"Kau menghabiskan waktu untuk berlatih dengan pedangmu?" Saint Fierce Wind berbalik dan bertanya pada Ye Futian, yang datang menghampirinya, sambil tersenyum.     

"Ya." Ye Futian mengangguk.     

Saint Fierce Wind tampak puas. Meskipun sikapnya sangat sombong dan egois karena bakatnya yang luar biasa, pemuda ini tampaknya sangat rajin dalam mempelajari ilmu pedang. Sudah bisa dipastikan bahwa pola pikirnya terkait Jalur Pedang sangat murni. Peluang yang dimiliki oleh pendekar pedang semacam itu untuk mencapai Saint Plane sangatlah tinggi.     

"Sangat menyenangkan untuk melihat ilmu pedang yang dimiliki oleh para pendekar pedang ini," ujar Saint Fierce Wind.     

Pada saat itu, dua sosok terkemuka dari Klan Pedang Phoenix Merah—Chi Xiao dan Chi Yao—sedang berdiri di atas arena. Mereka adalah sepasang kakak-adik; tepatnya seorang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Mereka mempraktikkan teknik pedang mereka bersama pendekar lainnya. Kemampuan mereka dalam ilmu pedang sangat kuat. Cahaya berwarna merah bersinar saat keduanya menghunus pedang masing-masing, yang terlihat sangat tajam. Kemudian mereka berbalik untuk melihat ke arah kerumunan orang saat mereka berhenti bertarung. Chi Yao menyadari kehadiran Ye Futian, yang sedang berjalan ke arah mereka.     

"Namaku Chi Yao dari Klan Pedang Phoenix Merah. Apakah kau bersedia bertarung melawanku, Pendekar Ketujuh?" Chi Yao bertanya pada Ye Futian yang berada di kejauhan. Saat ini banyak orang memandang ke arah Ye Futian. Sebelumnya Saint Fierce Wind mengatakan bahwa Ye Futian telah mengalahkan Nie Yun hanya dengan satu serangan pedang, dan Chi Yao tidak mengetahui kebenaran dari informasi tersebut. Memang tidak perlu diragukan lagi bahwa dia telah mengalahkan Nie Yun, dan dia mungkin jauh lebih kuat daripada Nie Yun. Ditambah lagi, kata-kata yang diucapkan oleh Ye Futian sangat sombong, dimana dia mengatakan bahwa hampir tidak ada seorang-pun yang mampu mengalahkannya dalam ilmu pedang. Dia sangat ingin menguji kemampuan dari sosok tersebut. Dia mengaku bahwa Jalur Pedangnya tidak tertandingi di seluruh penjuru Negeri Yan. Karena itulah, Chi Yao ingin mengetahui sekuat apa dirinya dengan cara bertarung melawan sang Pendekar Ketujuh.     

Chi Yao bukanlah satu-satunya orang yang memiliki pemikiran seperti itu. Sebenarnya, para pendekar pedang dari tempat-tempat suci di Negeri Yan juga sangat penasaran sekuat apa Pendekar Ketujuh itu.     

"Pedangku tidak digunakan untuk pertarungan semacam ini." Ye Futian menatap ke arah Chi Yao dan berkata, "Pilihlah orang lain."     

"Aku telah menguji kemampuanku melawan para pendekar pedang dari tempat-tempat suci tahun lalu," jawab Chi Yao. Sejumlah pendekar pedang terkuat telah bertarung di sebuah acara yang diadakan di Negeri Yan pada tahun sebelumnya. Ye Futian mungkin akan menjadi lawan yang tangguh, berfungsi sebagai pemanasan yang baik sebelum masuk ke dalam Istana Raja Li.     

"Kalau begitu, tunggu saja kehadiran para kultivator dari Sembilan Negara," jawab Ye Futian dengan acuh tak acuh.     

"Memang apa salahnya untuk bertarung sejenak?" ujar satu sosok lainnya. Sosok itu tidak lain adalah Lin Ya dari Klan Pedang Petir. Dia melipat tangannya dan dia sudah cukup lama menatap ke arah Chi Yao, dia baru mengalihkan pandangannya untuk memandang ke arah Ye Futian saat dia berbicara.     

Ye Futian memandang ke arah Lin Ya dan berkata, "Jika kalian semua hendak menguji kemampuan kalian padaku, sepertinya kalian pada akhirnya harus kembali ke Negeri Yan dan mulai mengurung diri untuk berlatih."     

Semua orang menatap ke arah Ye Futian dengan ekspresi tercengang dan mereka tidak bisa berkata-kata. Sikapnya ini memang sama persis seperti yang dia tunjukkan saat berada di Negeri Yan; dia tidak peduli pada apa-pun.     

"Jika kau tidak berniat untuk bertarung, lalu mengapa kau datang kemari? Bagaimanapun juga kita akan bertarung satu sama lain ketika semua kultivator dari Sembilan Negara bertemu nantinya," ujar Chi Xiao sambil menatap ke arah Ye Futian.     

"Sejak kapan aku mengatakan bahwa aku akan ikut berpartisipasi dalam pertempuran antar para kultivator dari Sembilan Negara?" ujar Ye Futian sambil menatap ke arah Chi Xiao. Dia sama sekali tidak berpikiran untuk ikut serta dalam acara tersebut.     

"Lalu, mengapa kau datang kemari?" Chi Xiao menunjukkan ekspresi menyindir saat dia berbicara. Dinasti Dali akan memilih para kultivator jenius untuk berlatih di Dunia Atas, dan pertempuran antar kultivator akan menjadi suatu keharusan bagi para kandidat yang berpartisipasi.     

"Aku datang kemari hanya untuk melihat apakah ada seseorang yang mampu membuatku menghunus pedang," ujar Ye Futian. Chi Xiao dan Chi Yao mengamati sosok Ye Futian dengan seksama dan memahami bahwa ada orang-orang yang memang tidak bisa diajak berunding. Keduanya berjalan keluar dari arena, dan Chi Yao berkata, "Kalau begitu, aku akan menantikan momen dimana kau menghunus pedangmu."     

Banyak orang dari tempat-tempat suci memandang ke arah Ye Futian dengan heran. Tentu saja Ye Futian tidak berharap bahwa ada di antara mereka yang bisa membaca jalan pikirannya. Tidak lama kemudian, dia pergi meninggalkan tempat tersebut. Pada saat yang sama, para kultivator dari Istana Raja Li mengirimkan berita yang menyuruh mereka untuk berkumpul di dalam istana tiga hari lagi.     

…     

Tiga hari kemudian, wilayah luar dari Istana Raja Li telah dipenuhi oleh kerumunan orang. Para kultivator yang tak terhitung jumlahnya telah berkumpul di sana, dan itu adalah sebuah pemandangan yang luar biasa. Hari ini, gerbang istana dibuka untuk umum. Semua kultivator dari Dinasti Dali diizinkan untuk memasuki istana dan pergi menuju tempat yang telah ditetapkan.     

Pada saat itu, sekelompok orang tiba melalui jalur udara dari luar istana. Sosok-sosok yang memimpin kelompok itu berada di tingkat Saint Plane dan penampilan mereka tampak luar biasa. Kemudian mereka mendarat di luar Istana Raja Li, dan beberapa orang datang untuk menyambut mereka.     

"Para kultivator dari Negeri Xichu telah tiba." Banyak orang mampu mengenali darimana kultivator-kultivator itu berasal—Negeri Xichu.     

"Para kultivator dari Negeri Changhe juga telah tiba." Sekelompok kultivator muncul di udara, dan mereka membawa rombongan besar. Penampilan mereka tampak menakjubkan saat mereka memasuki istana.     

"Itu para kultivator dari Negeri Dongyang." Aura pedang yang mengerikan dapat dirasakan jauh di atas langit. Lebih dari 1.000 pendekar pedang muncul dari atas langit, dan aura pedang melesat dari kejauhan.     

"Para pendekar pedang dari Negeri Yan telah tiba." Tatapan mata yang tak terhitung jumlahnya berbalik ke satu arah. Kekuatan gabungan dari Negeri Yan memungkinkan mereka untuk menempati posisi tiga besar di antara Sembilan Negara di Dinasti Dali. Para pendekar pedang dari Negeri Yan juga sangat terkenal. Bagaimanapun juga, sebagian besar pendekar pedang yang ada di Dinasti Dali berasal dari Negeri Yan.     

Suasana di dalam istana tampak begitu sakral dan agung. Raja Li sedang duduk di kursi singgasananya yang terletak di atas tangga timur. Sementara itu, terdapat kultivator di setiap anak tangga di bawahnya. Orang-orang dari berbagai macam pasukan besar di Dunia Atas duduk di deretan kursi yang sama dengan Raja Li, memusatkan pandangan mereka pada para kultivator yang terus berdatangan.     

"Kerumunan orang sebanyak ini bukanlah sesuatu yang dapat dilihat di sembarang tempat, bahkan di Istana Raja Li," ujar Raja Li sambil tersenyum. Semua tempat suci dari Sembilan Negara telah merespon perintahnya untuk mengumpulkan para kultivator jenius mereka di Istana Raja Li.     

"Yang Mulia, kami berasal dari Negeri Xichu." Raja Negeri Xichu memimpin rombongannya untuk memberikan penghormatan pada sang raja. Hanya ada satu kaisar di Dinasti Dali. Sementara Raja Li hanyalah seorang raja.     

"Silahkan menempati kursi kalian masing-masing." ujar Raja Li dengan suara keras. Kemudian, para kultivator dari Sembilan Negara menempati kursi masing-masing. Tribun utama dengan cepat dipenuhi oleh para kultivator dari Sembilan Negara, yang mengelilingi sebidang area kosong yang luas di bagian tengah. Ye Futian duduk di antara orang-orang dari Negeri Yan. Sosoknya nyaris tidak terlihat karena dikelilingi oleh kerumunan orang. Saat ini dia mengalihkan pandangannya ke tempat dimana Raja Li berada. Rumor mengatakan bahwa acara pada hari ini dilaksanakan berdasarkan perintah dari sang penasihat kekaisaran, yaitu untuk mengumpulkan para kultivator jenius dari Dunia Bawah dan mengirim mereka ke Dunia Atas untuk berlatih. Tidak ada yang mengetahui identitas pasukan-pasukan besar dari Dunia Atas yang hadir pada hari ini, dan Ye Futian tentu berharap bahwa akan ada banyak dari mereka yang datang kemari. Dia langsung melihat sosok Lu Chuan. Lu Chuan, yang duduk tepat di bawah Raja Li, tampak sangat menakjubkan. Seolah-olah seseorang akan langsung menyadari kehadirannya, tidak peduli apakah dia menyukainya atau tidak.     

'Apakah pria ini seorang pangeran?' Ye Futian bertanya pada dirinya dalam hati, tetapi tidak lama kemudian dia melihat Li You, yang memiliki kecantikan yang menakjubkan. Dia duduk tidak jauh dari tempat Lu Chuan berada, dan terdapat beberapa remaja lainnya di sampingnya. Orang-orang itu bahkan memiliki kemiripan dengan Raja Li, dan Ye Futian baru menyadari bahwa mereka adalah para pangeran dan puteri. Jika Lu Chuan mampu duduk di samping mereka, maka hanya ada satu kemungkinan—dia berasal dari istana kekaisaran Dinasti Dali di Dunia Atas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.