Memasuki Mausoleum Kekaisaran
Memasuki Mausoleum Kekaisaran
Feng Xiao dari Istana Pedang Lihen menyipitkan matanya dan ikut menatap ke arah Ye Futian. Semua orang yang dia temui selama berlatih di Istana Pedang Lihen adalah sosok yang sangat tangguh. Namun, dia sangat yakin bahwa Ye Futian pasti adalah orang paling sombong di antara semua orang yang pernah dia temui. Dia telah menyombongkan diri di Lapisan Langit Kesembilan dari Kuil Jiutian dan membuat tubuh Pei Qianying menjadi lumpuh.
Beberapa pendekar pedang dari Istana Pedang Lihen yang berada di samping Feng Xiao memandang ke depan dengan tatapan mata yang mengintimidasi. Tidak ada satu-pun dari mereka yang peduli untuk menyembunyikan aura pedang yang terpancar dari mata mereka, dan mereka tampaknya membenci Ye Futian atas apa yang telah terjadi di Kuil Jiutian. Selain itu, semua orang dari tempat-tempat suci di seluruh penjuru Sembilan Negara menoleh untuk melihat ke arah Ye Futian. Beberapa orang tampak mencibir sementara ada pula yang menunjukkan senyuman masam di wajahnya. Pria ini benar-benar seorang baj*ngan yang sombong dan keras kepala.
Namun, tidak ada orang lain seperti Ye Futian di seluruh penjuru Sembilan Negara yang luas ini.
"Ye Futian, Mausoleum Kekaisaran telah muncul di dalam wilayah Negeri Barren. Sang puteri dan semua Saint dari Sembilan Negara telah hadir di sini, namun kau, sebagai tuan rumah, malah bersikap tidak sopan, kau baru muncul setelah aku mengirimkan seseorang untuk membawamu kemari." Saat melihat bagaimana Xia Qingyuan tidak berkomentar apa-apa sementara Ye Futian hanya berdiri di tempatnya dan memandang ke arahnya, Saint Xia mengutuk dalam hati dan dia harus mengatakan sesuatu untuk memecah kesunyian yang canggung ini.
"Anda terlalu baik, Saint Xia. Namun, justru karena kemunculan Mausoleum Kekaisaran dan kedatangan sang puteri serta semua Saint di sini yang membuat saya tidak berani bergabung dengan semua orang untuk menghindari kesalahpahaman. Jadi saya berpikir bahwa sebaiknya saya tidak ikut campur dan membiarkan sang puteri mengambilnya," ujar Ye Futian.
"..." Saint Xia menatap ke arah Ye Futian dengan ekspresi tercengang di wajahnya. Sekarang, apa yang sedang direncanakan oleh baj*ngan ini?
Xia Qingyuan menatap ke arah Ye Futian dengan ekspresi dingin di wajahnya. Membiarkanku mengambilnya?
Semua orang terkekeh saat mereka melihat ke arah Ye Futian. Sementara para Saint tampak saling bersahabat satu sama lain, dan mereka semua terlihat seolah-olah bersedia membiarkan sang puteri mengambil segala sesuatu yang ada di dalam reruntuhan tersebut, tidak berani memperebutkan apa-pun dari Xia Qingyuan, namun sebenarnya, semua orang memiliki pemikiran tersendiri tentang apa yang ada di dalam mausoleum tersebut. Mereka hanya tidak bisa berterus terang. Namun, Ye Futian justru berbicara secara terang-terangan dengan mengatakan pada semua orang bahwa meskipun dia memiliki pemikiran tersendiri mengenai mausoleum itu, namun tetap saja Xia Qingyuan adalah sang puteri dan dia tidak berani melawannya.
Apakah dia sengaja mengalah untuk mendapatkan imbalan?
Apakah dia berpikir bahwa sang puteri sebodoh itu?
Xia Qingyuan tahu betul bahwa Ye Futian hanya berusaha memprovokasinya.
"Jika kau bisa masuk ke dalam Mausoleum Kekaisaran dan mengambil sesuatu tanpa ketahuan olehku, maka apa-pun yang telah kau ambil akan menjadi milikmu." Suara Xia Qingyuan terdengar dingin dan tidak ramah. Dia tahu bahwa Ye Futian mengatakah hal itu dengan sengaja, namun dia justru meladeninya. Tetapi, di mata semua orang yang hadir, dia sama sombongnya dengan Ye Futian.
"Saya tidak berani melakukan hal seperti itu," jawab Ye Futian dengan suara keras.
"Memangnya ada hal yang tidak berani kau lakukan?" Xia Qingyuan membalasnya dengan sinis.
"Kalau begitu, saya mengucapkan terima kasih atas kemurahan hati anda, puteri," ujar Ye Futian, sementara Saint Xihua dan Raja Suci Zhou Agung melirik ke arah Ye Futian dengan ekspresi dingin di wajah mereka.
Ye Futian telah berperilaku sangat tidak sopan pada sang puteri. Namun, sang puteri, yang juga sama sombongnya seperti Ye Futian, tetap ingin meladeni permainannya. Kini dapat terlihat dengan jelas bahwa kepribadian Ye Futian yang begitu berani dan sombong telah meninggalkan kesan yang cukup mendalam bagi sang puteri.
Ye Futian pamit undur diri dan menyapa Saint Xia, Saint Li, dan para senior lainnya. Saint Xia memelototinya. Baj*ngan ini benar-benar tidak bisa dikendalikan. Dia berani mempermainkan sang puteri seperti itu.
Saint Glass, yang berada di bagian samping, menatap ke arah Ye Futian sambil tersenyum dan berkata padanya secara telepati, "Kau memiliki keberanian yang luar biasa. Tetapi jika kau benar-benar masuk ke dalam Mausoleum Kekaisaran, maka urusannya lebih dari sekedar antara dirimu dan sang puteri. Bagaimanapun juga, banyak orang datang kemari khusus untuk menemuimu. Masuk ke dalam sana tidak akan semudah yang kau bayangkan."
Ye Futian menatap ke arah Saint Glass dan mengangguk sambil tersenyum. Kemudian dia menjawab secara telepati, "Terima kasih, saudari Saint Glass, karena telah mengingatkan saya. Saya akan berhati-hati. Tetapi dengan adanya sang puteri, bahkan jika seseorang benar-benar hendak melakukan sesuatu, mereka tidak akan berani melakukannya dan melanggar peraturan yang berlaku."
"Kau baru saja memanggilku apa?" Saint Glass merasa terkejut oleh cara Ye Futian memanggilnya. Dia menatap ke arah Ye Futian dengan ekspresi tertarik. Bocah ini benar-benar semakin lancang hanya karena dia sekarang sudah akrab denganku. Dia benar-benar memanggilku dengan sebutan "saudari". Sama seperti yang dikatakan oleh sang puteri, memangnya ada hal yang tidak berani dilakukan oleh pria ini?
"Yah, anda seperti seorang dewi, Saint Glass, anda memiliki suara yang lembut dan mampu membuat orang selalu merasa nyaman. Saya merasa aneh untuk terus memanggil anda sebagai Tetua atau senior, dan panggilan 'saudari' tampaknya lebih enak didengar. Jika anda menganggap hal ini tidak sopan, maka untuk selanjutnya saya akan memanggil anda sebagai 'Tetua' atau 'senior'," jawab Ye Futian secara telepati.
Saint Glass menatap ke arah Ye Futian sambil tersenyum. Pria ini tidak hanya sangat berbakat dalam kultivasi, tetapi dia juga benar-benar pandai berbicara.
Penjelasan Ye Futian membuatnya tidak bisa memarahinya, dan sepertinya panggilan "saudari" memang lebih enak didengar..
Saint Glass menatap ke arah Ye Futian tetapi dia tidak memarahinya. Ye Futian mengetahui maksud dari tatapan mata itu dan tersenyum. Dengan ini, hubungan mereka menjadi semakin dekat. Saat memanggilnya sebagai "senior Saint Glass" memang terdengar seolah-olah keduanya tidak mengenal satu sama lain.
Saat melihat Saint Glass menunjukkan senyuman yang begitu mempesona, Raja Suci Zhou Agung mengikuti tatapan mata Saint Glass yang akhirnya mengarah pada Ye Futian. Sudah bisa ditebak bahwa keduanya sedang berbincang-bincang secara telepati.
Tatapan mata Raja Suci Zhou Agung berubah menjadi sangat serius, dan memancarkan keinginan membunuh pada Ye Futian. Konflik antara dirinya dan Ye Futian sangat serius.
Tentu saja Ye Futian menyadari tatapan mata dari Raja Suci Zhou Agung dan membalas tatapan matanya, dengan ekspresi acuh tak acuh di wajahnya. Itu bukan pertama kalinya Raja Suci Zhou Agung berpikir untuk membunuhnya. Jika Raja Suci Zhou Agung diizinkan untuk melakukannya, maka dia tidak akan ragu untuk mengakhiri nyawa Ye Futian saat itu juga.
Hua Jieyu tersenyum dan menginjak kaki suaminya seolah-olah mengingatkan pria itu bahwa istrinya berada tepat di sampingnya.
Satu sosok terlihat turun di lantai atas restoran itu dan tiba di samping Xia Qingyuan. Dia berkata dengan suara pelan, "Puteri, aura mengerikan itu masih belum menghilang, mustahil untuk menyingkirkannya dan aura itu menyegel seluruh tempat tersebut. Cara kerja dari aura itu seperti sebuah matriks dan kita mungkin tidak bisa masuk ke dalam sampai aura itu menghilang. Namun, aura yang mengerikan itu memiliki sebuah celah. Sementara aura di dalam mausoleum itu tidak begitu kuat. Orang-orang dari Dinasti Dali akan segera memasuki Mausoleum Kekaisaran."
Xia Qingyuan melihat ke kejauhan sebelum dia berdiri dari tempat duduknya. Dia memiliki tubuh yang ramping dan kulitnya seputih salju. Wajahnya begitu sempurna namun terlihat sangat dingin. Dia melesat ke depan dan pergi meninggalkan restoran itu dengan cepat, bergerak menuju Mausoleum Kekaisaran.
Jika Li Yao dari Dinasti Dali sedang bersiap-siap untuk memasuki mausoleum, maka dia tidak bisa tinggal diam. Saat ini mereka berada di Dunia Kaisar Xia dan Li Yao datang jauh-jauh kemari meskipun dia mengetahui bahwa peluangnya tipis. Hal itu menunjukkan bahwa dia bermaksud untuk menjadi orang pertama yang masuk ke dalam sana. Jika itu adalah sesuatu yang berani dilakukan oleh Li Yao, maka dia juga bisa melakukannya.
Setelah Xia Qingyuan pergi, banyak sosok satu per satu naik ke udara dan pergi menuju Mausoleum Kekaisaran. Mereka semua tampak serius dan sudah jelas bahwa mereka mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mausoleum Kekaisaran adalah Reruntuhan Renhuang, yang menunjukkan bahwa tempat itu menyimpan ribuan kemungkinan di dalamnya. Tidak ada yang mengetahui apa yang akan mereka hadapi nantinya. Mereka tahu bahwa aura mengerikan itu mampu menghancurkan peralatan ritual Saint hingga menjadi debu, yang menunjukkan semengerikan apa kekuatannya.
Tidak lama kemudian, banyak orang sudah berkumpul di luar Makam Kekaisaran. Mereka semua melihat seberkas aura mengerikan yang mengalir di hadapan mereka, bergabung menjadi seberkas cahaya yang sangat mengerikan di udara, menyelimuti mausoleum tersebut seperti sebuah kota. Pemandangan itu terlihat seolah-olah area tersebut terpisah menjadi dua bagian, dimana Mausoleum Kekaisaran tampak terpisah dari area di sekitarnya. Namun, aura mengerikan itu telah berkurang drastis di area bawah seolah-olah sebagian besar aura itu telah menyatu di udara. Itu adalah sebuah fenomena yang benar-benar aneh.
Para kultivator dari Dinasti Dali telah memasuki mausoleum tersebut. Hal yang mengerikan adalah, begitu mereka melangkahkan kaki ke dalam tempat itu, para prajurit berbaju zirah yang berada di dalam mausoleum itu tampaknya telah menjadi hidup dan menghalangi jalan mereka. Dapat terlihat dengan jelas bahwa tidak mudah bagi mereka untuk memasuki Mausoleum Kekaisaran.
"Benar-benar sebuah pemandangan yang mistis. Jadi, apakah pasukan mausoleum ini akan menjadi hidup atau semacamnya?" Ye Futian bertanya saat dia menyaksikan apa yang sedang terjadi di dalam mausoleum tersebut. Huang Xi dan Huang Jiuge menyaksikan pemandangan itu dengan ekspresi serius. Segala sesuatu yang berada di dalam sana adalah peninggalan dari leluhur mereka.
"Boneka Penjaga," ujar Saint Glass, yang berada tidak jauh dari mereka. Itu benar-benar sebuah pemandangan yang mistis, seperti yang diharapkan dari seseorang seperti Renhuang.
Ye Futian berbalik dan menatap ke arah Saint Glass. Ada beberapa orang berada di belakangnya. Dia mengenal Dewi Qingni, namun ada satu sosok lainnya yang penampilannya mampu menyaingi Dewi Qingni. Dia mengenakan pakaian yang sederhana dan memiliki alis seperti bulan sabit. Dia memancarkan hawa kehadiran yang dingin dan polos di sekitarnya. Seolah-olah dia telah memiliki aura seperti itu sejak lahir.
"Kau sedang melihat apa, Pemimpin Istana Ye?" Saint Glass tersenyum dan Ye Futian berkata, "Saudari Saint Glass, apakah Kuil Suci Lapis Lazuli hanya beranggotakan para dewi di dalamnya?"
Banyak orang menunjukkan ekspresi aneh di wajah mereka setelah mendengar Ye Futian menyebut Saint Glass sebagai "Saudari Saint Glass." Banyak Saint yang berada di sekitar mereka berbalik untuk melihat ke arah Ye Futian. Dia benar-benar memanggilnya seperti itu?
Bahkan Hua Jieyu memandang ke arah Ye Futian dengan ekspresi tertarik. Tampaknya pria ini tidak takut pada apa-pun, dia berani memanggil Saint Glass seperti itu. Sepertinya dia telah memanggil Saint Glass dengan panggilan itu selama percakapan secara telepati yang mereka lakukan sebelumnya. Dia baru berani melakukannya di depan umum karena Saint Glass tidak memarahinya.
"Salam kenal, Pemimpin Istana Ye, namaku Yuechan," ujar wanita yang berada di sebelah Saint Glass pada Ye Futian.
"Yuechan." Ye Futian tampak bingung karena dia berusaha mengingat sebuah nama yang tertera dalam Peringkat Sage dan Saint. Jiang Yuechan dari Kuil Suci Lapis Lazuli, murid tertua dari Saint Glass.
"Salam kenal, Dewi Yuechan," Ye Futian membalas sapaannya sambil mengamatinya dengan seksama, sebelum dia mengalihkan pandangannya pada Mausoleum Kekaisaran.
"Ayo kita masuk." ujar Xia Qingyuan saat dia melangkahkan kaki ke dalam Mausoleum Kekaisaran. Li Yao dan anak buahnya sudah berada di dalam tempat tersebut. Mereka tidak bisa tinggal di luar lebih lama lagi.
Xia Qingyuan masuk ke dalam Mausoleum Kekaisaran terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh semua orang di belakangnya. Mereka bisa merasakan aura yang mengerikan itu dimana-mana begitu mereka masuk ke dalam tempat tersebut. Area di bagian atas tampaknya telah tersegel rapat, dan sepertinya tidak ada seorang-pun yang bisa turun dari atas.
Makam Kekaisaran, yang terlihat seperti sebuah kota kuno, memiliki pintu masuk di bagian depan layaknya gerbang kota. Banyak boneka berbaris di sana, menjaga tempat tersebut. Setiap boneka itu memancarkan aura mengerikan di tingkat yang berbeda-beda, membuat mereka menjadi petarung yang sangat tangguh.
"Kita harus bergegas." Xia Qingyuan memimpin mereka secara langsung dan tidak repot-repot menyuruh siapa-pun untuk menyelidiki area yang akan mereka tuju, dia terus berjalan ke bagian dalam mausoleum tanpa rasa takut. Boneka-boneka itu menerjang ke arahnya, sambil memancarkan aura yang mengerikan dan mengayunkan tombak di tangan mereka ke arahnya. Sebuah aura yang dahsyat terpancar saat boneka-boneka itu melancarkan serangan padanya.
Xia Qingyuan merasa bahwa aura dari boneka-boneka itu tampaknya tidak terlalu kuat. Dia hanya menunjuk ke suatu arah dengan satu jari. Dalam sekejap, ledakan kekuatan yang terasa seperti sungai-sungai langit telah bergejolak dan berubah menjadi sebuah arus yang mengerikan, mencabik-cabik aura mengerikan itu hingga menjadi bagian-bagian kecil dan membombardir boneka-boneka tersebut.
*Boom* Tidak lama kemudian terdengar suara ledakan yang keras dan boneka-boneka itu meledak, menunjukkan betapa kuatnya satu serangan sederhana dari Xia Qingyuan. Terdapat barisan penjaga di belakang Xia Qingyuan, yang tentu saja, tidak akan membiarkan sang puteri terluka.
Saat melihat bagaimana sang puteri beraksi, semua orang bergerak ke depan. Ye Futian melakukan hal yang sama dan memasuki mausoleum bersama semua orang. Saint Zhi dan Kong Yao mengikuti Ye Futian dari belakang. Banyak kultivator kuat dari Gunung Suci Xihua dan Dinasti Suci Zhou Agung terus mengawasinya saat mereka masuk ke dalam Mausoleum Kekaisaran.