Devil's Fruit (21+)

Serangan Para Harpy



Serangan Para Harpy

1Fruit 1243: Serangan Para Harpy      

Jovano melihat gerombolan yang mengejar Noir. "Sial! Itu Harpy!"     

"Apa itu buruk, Jo?" tanya Serafima.     

"Tentu! Biasanya mereka jahat! Kalian, bersiaplah!" Jovano menggertakkan gerahamnya, bersiap mengeluarkan alat tempurnya dari cincin ruang.      

Dari banyak cerita legenda yang dia baca, Jovano mendapat kesan bahwa makhluk Harpy adalah makhluk dengan banyak niat jahat yang dulunya sering mencelakakan para pelaut di abad kuno.      

Alam Hybrid ini memang berisi makhluk-makhluk hybrid. Ini sudah dipikirkan Jovano. Ternyata tidak hanya hybrid dari hewan-hewan saja, namun juga ada yang hybrid dari hewan dan manusia, seperti contohnya Sphinx tadi dan sekarang Harpy.      

"Kraakk! Kraakk! Hei, kalian manusia! Kraakk!" Harpy mulai mengelilingi Noir. Singa raksasa itu terpaksa terbang lebih tinggi lagi dengan harapan agar Harpy gentar. Namun dia juga harus ingat bahwa para tuan dan nona muda yang berada di punggungnya juga akan terpengaruh dengan ketinggian tersebut.      

"Errghh ... aku ... aku pusing, astaga ...." keluh lirih Serafima ketika Noir semakin terbang tinggi hingga mereka bisa melihat gumpalan awan di bawah mereka.      

Menyadari bahaya tekanan udara yang bisa menyerang Serafima, Jovano pun menepuk leher Noir dan berkata, "Paman, turun lagi, Paman, Sera mulai pusing."     

Yang dikhawatirkan Noir ternyata terjadi. Bahkan sebenarnya Gavin di belakang juga sudah mulai berkunang-kunang. Untung saja Pangeran Zaghar sadar pegangan Gavin padanya melemah sehingga dia lekas memegangi tangan Gavin sedang satu tangan lainnya masih berpegangan pada Shona, istrinya.      

Gavin kembali tersadar dan tersentak sambil mengucap "Terima kasih." pada sang pangeran yang menoleh ke belakang. Mungkin jika Pangeran Zaghar tidak menyadarinya, bisa saja Gavin terjun jatuh tanpa disadari siapapun.     

Kembali turun, artinya kembali ditemui Harpy. Benar saja, makhluk itu sudah terkekeh-kekeh sambil terbang mengitari Noir.      

Dan karena banyaknya Harpy yang berdatangan, Noir pun terpaksa berhenti terbang dan melayang di udara sambil sayapnya terus mengepak untuk mempertahankan tubuhnya tetap di angkasa.      

"Mau apa kalian?" Suara besar Noir menanya ke para Harpy.      

"Ha ha ha! Kami tidak ingin apa-apa, hanya ingin berkenalan dengan kalian." Salah satu Harpy menjawab dan diikuti bunyi khas mereka. "Kraakkk!"     

Meski tubuh Harpy kalah jauh dari tubuh Noir, namun ketika segerombolan besar makhluk itu datang berkerumun, tentu saja itu bukan merupakan hal baik untuk dilihat. Apalagi, Harpy sudah dikenal sebagai makhluk jahat.     

"Kami masih ada banyak urusan, jadi aku mohon agar kalian bisa membiarkan kami lewat dan tidak perlu bersinggungan dengan kami." Jovano berteriak daripada Noir yang bicara, terkadang singa itu terlalu tegas dan kurang pandai memilih kata-kata hingga bisa menimbulkan kekesalan siapapun yang salah paham padanya.      

"Manusia sepertimu jangan banyak bicara!" Harpy terdekat Jovano menatap hina pada Jovano.      

Dengan ini, Jovano bertanya-tanya, apakah di alam ini bau darah iblis mereka juga hilang? Dari sejak Sphinx hingga Harpy ini, semuanya tidak mengetahui bahwa Jovano dan yang lainnya bukanlah manusia.      

Ya, jangan-jangan seperti itu. Jovano terus saja mempelajari alam ini dari apa yang dia amati dan yang dia alami.      

Namun, sepertinya Harpy bukanlah makhluk yang mudah bersahabat dengan makhluk lainnya, terutama manusia, karena manusia hanya dipandang sebagai makhluk rendahan dan lemah saja oleh mereka.      

Karena Jovano berani berbicara pada mereka, sehalus apapun kalimat Jovano, tetap saja Harpy kan meremehkan Jovano yang dikira manusia belaka. Maka, kawanan itu mulai mendekat lebih lagi dan lagi ke Jovano untuk mengganggu.     

Noir takkan membiarkan itu terjadi, maka dia pun mengibaskan sayapnya untuk menghalau kawanan Harpy yang hendak berbuat jahat ke Jovano dan yang lainnya.      

Meski mereka ragu apakah Noir seekor Griffin atau bukan, namun karena jumlah mereka yang masif, mereka berani bertindak. Apalagi beberapa dari mereka sudah menerjang maju untuk 'mengukur gelombang' atau dalam arti, mengetes kekuatan Noir.      

Dan ketika mereka menyadari kalau Noir tidak mengeluarkan kekuatan apapun selain hanya kibasan sayap saja untuk menghalau mereka, dari sinilah timbul keyakinan di hati para Harpy bahwa Noir bukanlah Griffin yang agung, yang sering menegakkan keadilan di alam ini.      

Oleh karena itu, mereka semakin heboh mengerubungi Noir dan berusaha mencakar semua yang berada di punggung Noir agar jatuh.      

Jovano dan yang lainnya sudah bersiap dan masing-masing dari mereka segera mengeluarkan senjata masing-masing.      

Jovano mengeluarkan pedang besarnya dan terus mengibaskannya sebelum cakar tajam dari Harpy singgah di dekatnya.     

Serafima mengeluarkan cambuk kebanggaan dia dan terus memutar cambuk itu ke sekeliling dan itu cukup membuat banyak Harpy kewalahan. Di benak para Harpy, mereka heran kenapa ada manusia sekuat Jovano dan yang lainnya?     

Sedangkan Shona terus dipeluk suaminya yang sibuk mengibaskan pedang besar dia. Pangeran Zaghar meminta istrinya untuk tidak perlu repot-repot mengurus para Harpy.      

Dan Gavin menggerakkan kapak dia yang bisa memanjang dan memendek, cukup membuat dia terlindung di bagian belakang.      

Namun, meski sudah mendapatkan pukulan dari kelompok Jovano, para Harpy masih menggila dan nekat terus merangsek, mendekat ke Noir hingga mencakar ekor dan bagian tubuh belakang Noir yang kurang dilindungi.      

Sedangkan Hong Wang kurang begitu berminat bertempur seperti Jovano dan yang lainnya. Dia hanya melayang-layang ke sana kemari seolah sedang jalan-jalan saja. Baginya, itu bukan urusan dia. Toh dia menunjukkan jalan ke pecahan jiwa Andrea saja sudah merupakan budi baik darinya, untuk apa perlu repot-repot ikut bertarung?     

"Krraakkkakakakk! Ayo terus serang! Jatuhkan dia! Dia bukan Griffin! Kraaakkakakakkk!" Harpy menyeru pada kawanannya sambil membabi-buta menyarangkan cakar mereka ke Noir yang mulai kewalahan.      

"Kruaakkk! Iya! Sepertinya bahkan burung api itu tidak membantu mereka! Krruuukkk! Seraanggg!!!"     

Kawanan Harpy semakin berjuang.     

Cambuk Serafima benar-benar berguna menyurutkan serangan Harpy. Banyak Harpy yang berhasil dipukul jatuh atau akan mulai berdarah karena sabetan cambuk Serafima.     

Mengamati bahwa cambuk sepertinya lebih berguna di situasi ini, Jovano teringat ibunya menyimpan banyak macam senjata di cincin RingGo. Ia pun lekas memasukkan kesadaran dia ke cincin itu dan mencari apa yang dia harapkan ada.      

"Itu dia!" Mata Jovano menyala ketika dia melihat apa yang dia harapkan. Sebuah cambuk yang dibuat dari tulang belakang ular raksasa yang dulu pernah dilawan Andrea, teronggok seperti membentuk bukit kecil di sudut ruang tersebut.      

Setelah beberapa saat, tangan Jovano menarik sesuatu dari cincin RingGo, dan muncullah secara dahsyat cambuk tulang belakang monster ular raksasa itu dari sana, tampak hebat dan berbahaya.      

Dengan kekuatan murni dia, Jovano memutarkan cambuk raksasa itu di udara, memukul puluhan Harpy sekaligus dan mengagetkan mereka. Serafima menatap takjub pada cambuk tulang di tangan Jovano.      

Dalam sekejap, serangan Harpy mulai surut akibat dari sabetan cambuk tulang di tangan Jovano.      

Namun, tak begitu lama, datanglah kawanan Hippogriff yang sebelumnya dan mereka mulai menerjang maju ke kawanan Harpy.      

Ini mengejutkan bagi Harpy. "Hei! Dia bukan Griffin! Untuk apa kalian bantu?!" teriak mereka.     

Namun, Mogu yang berada paling depan dari kawanannya, tidak perduli. "Kami adalah pelayan semesta dan akan selalu menegakkan keadilan sebagai ras Griffin, jadi ... enyah kalian semua!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.