Langit Sembilan Bintang

Perang Besar Akan Dimulai



Perang Besar Akan Dimulai

1Roh Ye Chen terus mengejar bayangan itu, namun bayangan itu sangat cepat, bahkan rohnya pun tidak bisa menguncinya.     

Ia mengejar sampai ke tempat paling tersembunyi di dalam Kota Dewa Guntur, ketika bayangan itu berhenti, ia menoleh dan menghadap ke Ye Chen, lalu tersenyum dengan sangat menawan, sembilan ekor merah di belakangnya tampak bergoyang-goyang, itu adalah Liang Yan'er!     

Ye Chen mendarat dan menatap lurus pada Liang Yan'er.     

"Adik Chen Ye terus mengejarku dari belakang, apa kamu ada maksud tersembunyi padaku?" Ujarnya dengan malu-malu sambil memainkan jarinya. Buah dadanya sesekali terlihat di balik      

sutra tipisnya, terlihat indah di bawah cahaya guntur yang terkadang muncul.     

Ye Chen seolah tersambar petir, ia segera berkata, "Nenek Yan, mungkin kamu lupa karena sudah terlalu tua. Kita berbeda beberapa generasi, mana mungkin aku berani memanggilmu Kakak? Lagi pula, bukankah Nenek Yan sendiri yang menarikku kemari? Untuk apa berpura-pura malu seperti itu? Kalau orang lain melihat sikap Nenek Yan yang malu-malu ini, mereka pasti akan sibuk."     

"Sibuk apa?" Walaupun Liang Yan'er kesal dengan Ye Chen yang menyebutnya tua, tapi ia masih tetap bertanya.     

"Sibuk memungut dagu yang terjatuh karena ternganga melihat Nenek." Jawab Ye Chen dengan tenang, Liang Yan'er ini pasti memiliki maksud tersembunyi, jadi ia tidak akan segan lagi pada wanita itu.     

"Kamu…" Wajah Liang Yan'er terlihat marah, tatapannya tampak ingin membunuh. Namun kemudian wajahnya kembali tersenyum seperti biasa.     

"Astaga..." Liang Yan'er berkata lagi dengan suara genit, "Adik kecil, jangan dengarkan omong kosong Bi Ling, apa kamu tidak merasa kalau aku lebih cantik daripada Bi Ling?" Ujar Liang Yan'er sambil menarik-narik sutra di bagian dadanya dengan menggoda, membuat belahan dadanya terlihat.     

"Tidak." Ye Chen menjawab dengan nada dingin, dan melanjutkan tanpa segan, "Nenek Yan, tolong jangan membuatku mual, ada maksud apa? Langsung saja bicara." Ye Chen merinding mendengar suara Liang Yan'er yang genit, ia tidak ingin melanjutkan omong kosong dengan wanita itu lagi.     

Ketika Liang Yan'er bicara, Ye Chen merasa kalau wanita itu sesekali menggunakan kekuatan teknik ilusi, tapi ia tidak akan terpengaruh oleh teknik ilusi itu. Duplikatnya tidak membawa mutiara ilusi, dan hanya membawa cincin penjernih pikiran, tapi sudah cukup untuk menangkal teknik ilusi.     

"Kalau begitu aku langsung saja. Chen Ye, aku tahu kamu memiliki mutiara ilusi, mutiara itu adalah harta karun super peninggalan Klan Rubah kami. Kalau kamu bersedia memberikan mutiara itu padaku, aku akan menyerahkan tubuhku padamu…" Ujar Liang Yan'er sambil memasang ekspresi memelas, dengan pose lengan yang dilipat di bawah buah dadanya, dan mencondongkan badannya sedikit ke depan, membuat buah dada indahnya itu semakin terlihat menawan. Orang lain yang melihatnya mungkin akan langsung menyerbunya.     

Sayangnya, Ye Chen seperti tidak terpengaruh sama sekali, ia baru mengerti kalau ternyata mutiara ilusi yang menjadi incaran. Padahal mutiara itu adalah harta karun super milk Klan Hewan Spiritual Rubah, berani sekali Liang Yan'er menipunya. Jangan harap Ye Chen akan memberikan mutiara itu padanya.     

"Mohon maaf, walaupun Nenek melepas baju sekalipun, aku tetap tidak akan memberikan mutiara ilusi itu." Ujar Ye Chen sambil melipat lengannya dan menatap Yan'er.     

Wajah Liang Yan'er pun mengeras, ia tidak bisa tersenyum lagi, ini adalah kali pertama kecantikannya tidak berfungsi sama sekali, sampai membuatnya curiga kalau Chen Ye bukanlah pria! Kalau saja Ye Chen tidak membawa mutiara tersebut, ia pasti akan merebutnya.     

Raut wajah Liang Yan'er terlihat berubah masam, dan akhirnya ia tidak berpose menggoda lagi, "Aku bisa menukarnya dengan tiga buah harta karun superku!" Lalu tangan kanannya melambai, seketika muncullah pedang, sebuah kalung, dan mutiara yang tampak sangat menyilaukan. Semua benda itu adalah harta karun super. Lalu ia menatap Ye Chen dengan waspada.     

Entah dari mana Liang Yan'er bisa mendapatkan tiga harta karun super tersebut. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, wanita itu sudah hidup selama ribuan tahun, wajar jika memiliki beberapa harta karun super.     

"Meskipun kamu mengeluarkan sepuluh harta karun super, aku tetap tidak akan mau menukar mutiara ilusi itu, lebih baik menyerah saja." Ucap Ye Chen yang hanya melihat harta karun super itu secara sekilas.     

"Kamu yakin?" Liang Yan'er menatap Ye Chen, ia sedikit tercengang. Mutiara ilusi tidak memiliki kegunaan yang besar bagi manusia, dan ia sudah menggunakan segala cara, tapi Ye Chen tetap tidak mau bertukar dengannya!     

"Nenek Yan, apakah pendengaranmu sudah berkurang, apa perlu aku ulang lagi?"     

"..." Liang Yan'er menatap Ye Chen dengan penuh hasrat membunuh.     

"Ingin menyerangku? Kamu baru memiliki wilayah tahap satu, dan tidak mungkin bisa membunuhku dengan mudah." Ujar Ye Chen seraya menatap lurus pada Liang Yan'er, ia tidak takut sama sekali. Perlahan wilayah tahap satunya pun muncul, dan melepaskan energi membunuh yang kuat.     

Di jari Ye Chen ada cincin penjernih pikiran, dan teknik ilusi Liang Yan'er tidak berguna untuknya. Kini wanita itu hanya bisa menggunakan kekuatan wilayah untuk bertarung dengan Ye Chen!     

"Kita lihat saja nanti!" Liang Yan'er berbicara dengan nada dingin, lalu menghilang di kegelapan malam.     

Ye Chen melihat bayangan Liang Yan'er dengan wajah gelisah, mungkin wanita itu akan merepotkannya. Tapi sekarang mereka semua harus bersatu untuk melawan Kerajaan Penegak Hukum, jadi ia tidak bisa menyerang wanita itu seenaknya.     

Karena pemberontakan Klan Macan Tutul Api hitam, Kota Dewa Guntur menjadi kacau semalaman. Setelah banyak anggota Klan Macan Tutul Api Hitam mengetahui kalau Hei Yuan adalah mata-mata dari Kerajaan Penegak Hukum, akhirnya mereka baru berhenti melawan.     

Mayat-mayat yang berserakan di tanah pun telah dibersihkan, tapi Kota Dewa Guntur dilingkupi bau amis darah yang tercium samar-samar.     

Satu tubuh Ye Chen sedang berkultivasi di taman yang ada di dalam kediaman Bi Ling, sedangkan yang satunya lagi pergi ke pasar bersama Bi Ling dan Bi Yin. Transaksi harta karun spirit di sana cukup bagus, bahkan ada beberapa harta karun spirit tingkat manusia, tapi hanya sedikit saja yang menarik perhatiannya.     

Ye Chen menjual mayat-mayat binatang jiwa tingkat raja siluman yang ia bunuh dalam perjalanan ke sana, dan menukarnya dengan beberapa barang yang berguna untuknya, misalnya emas bayangan, dan lain-lain.     

"Yang mulia, Ketua Klan Sha, dan Kepala Aula Zhan sudah menyingkirkan beberapa mata-mata, sekarang Kota Dewa Guntur akan jauh lebih aman."     

"Karena kini tidak akan ada yang menyerang dari dalam, dan tidak mungkin menembus segel Kota Dewa Guntur dari luar."     

"Menurut kabar yang beredar, ketua Klan Macan Tutul Api Hitam, Hei Yuan, telah dikuasai oleh Kerajaan Penegak Hukum, entah mereka menggunakan cara apa, tapi mereka membuat kekuatan Hei Yuan meningkat dengan cepat, bahkan tidak kalah dari Zhan Li dan Sha Tongtian."     

Di pasar ada banyak orang sedang mengomentari kejadian kemarin malam.     

"Kepala Kerajaan Penegak Hukum Zu Yan dan Zu Ming muncul!"      

Informasi tersebut tiba-tiba tersebar, dan membuat seluruh Kota Dewa Guntur heboh. Setiap orang bisa merasakan ketakutan yang mencekam.     

Dua kepala Kerajaan Penegak Hukum, yakni Zu Yan dan Zu Ming hanya muncul di tenda Kerajaan Penegak Hukum sebentar saja.     

"Di mana Kepala Kerajaan Shen Duan?"     

"Tidak kelihatan."     

"Apa Kerajaan Penegak Hukum sudah akan menyerang?"     

"Tuhan mohon perlindungan-Mu, Kota Dewa Guntur harus bisa bertahan!"     

Kekuatan mengerikan dari Tiga Kepala Kerajaan Penegak Hukum bukanlah rahasia lagi, dan para rakyat Kota Dewa Guntur diam-diam berdoa di dalam hati.     

Sementara Ye Chen, Bi Ling, dan Bi Yin saling bertatapan, lalu terbang ke atas dinding kota. Pertahanan di sana sudah diperketat. Ketika mereka melihat ke arah Kerajaan Penegak Hukum, pasukan manusia boneka dan ahli-ahli dari Kerajaan Penegak Hukum sudah melayang, terlihat seperti bersiap untuk menyerang.     

Di dalam kerumunan orang itu, ada Zu Yan dan Zu Ming yang berjubah abu-abu. Kemudian ada sebuah kekuatan mengerikan yang melingkupi Kota Dewa Guntur.     

Zu Yan dan Zu Ming sedang menguji ketahanan segel Kota Dewa Guntur, dan walaupun kota sudah disegel, tapi energi yang mereka berdua keluarkan tetap terasa mengerikan.     

Itu adalah kekuatan dari dua orang ahli di deretan atas daratan timur!     

Bi Mie yang saat itu sedang berada di puncak menara guntur pun terlihat serius, kekuatan wilayah tahap duanya muncul keluar dan melingkupi seluruh Kota Dewa Guntur.     

Menurut perhitungan yang ia buat, berdasarkan informasi yang ia dapatkan dari berbagai pihak, paling tidak, Kerajaan Penegak Hukum baru akan menyerang setengah bulan lagi. Tapi kenapa sekarang mereka sudah berkumpul dan bersiap untuk menyerang Kota Dewa Guntur? Apakah mereka mengetahui sesuatu?     

"Karena Kerajaan Penegak Hukum sudah memutuskan untuk menyerang, maka Kota Dewa Guntur akan meladeninya!" Hawa perang pun muncul dari tubuh Bi Mie yang sangat kuat. Peperangan ini bukan hanya peperangan di antara Kerajaan Penegak Hukum dan Kota Dewa Guntur, tapi juga merupakan pertarungan puncak antara Bi Mie dan Tiga Kepala Kerajaan Penegak Hukum.     

Suasana di dalam dan di luar Kota Dewa Guntur pun menegang, apakah peperangan sudah akan dimulai?     

Tapi tak ada yang menyangka bahwa setelah manusia boneka dan para ahli Kerajaan Penegak Hukum melayang terbang, mereka sama sekali tidak menyerang, melainkan hanya mengepung Kota Dewa Guntur dan menunggu perintah.     

Sampai tiga hari berikutnya, Kerajaan Penegak Hukum tidak bergerak sama sekali. Namun Kota Dewa Guntur juga tidak berani bertindak ceroboh, mereka menjaga ketat dinding kota, dan bersiap-siap menghadapi perang yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.     

Apa sebenarnya yang direncanakan oleh Kerajaan Penegak Hukum? Hal tersebut membuat semua orang bertanya-tanya.     

Dalam waktu tiga hari itu, Ye Chen terus bersama dengan Bi Ling dan Bi Yin. Mereka bertiga berkultivasi di atas dinding kota karena mengira Kerajaan Penegak Hukum akan menyerang. Tapi kubu lawan malah sama sekali tidak bergerak, dan hal itu membuat mereka semakin gelisah.     

Di kediaman Lian Yan'er.     

Hiasan di halaman kediamannya mirip dengan milik Bi Ling, hanya saja di sana penuh dengan sutra merah muda yang tergantung.     

Semua penjaga yang ada di sana adalah pria gagah yang telanjang dada, mereka berdiri di sudut-sudut ruangan dan berpatroli di sekitar.     

Di dalam sebuah kamar di kediaman itu, tirai sutra merah muda terlihat melambai-lambai, menutupi cahaya dari sebuah ruangan. Kemudian terdengar desahan dari dalam ruangan tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.