aku, kamu, and sex

menikahinya



menikahinya

2Seminggu kemudian, Sofyan datang menemui Danil dan Jelita.     

"Assalamualaikum, saudaraku." Ucap Sofyan sambil memeluk Danil dan Rey yang juga ikut menyambutnya.     

"Waalaikumsalam, aku sennag kau datang mengunjungi kami." Jawab Danil sambil tersenyum lebar.     

"Ayo masuk." Ucap Rey setelah memeluk sahabatnya itu.     

"Apa kabar keluarga disana?" Tanya Rey pada Sofyan, lalu tak selang beberapa lama Jelita dan Humaira duduk bersama mereka begitu juga dengan Rena.     

"Alhamdulilah semuanya baik, termasuk anak-anak kalian."     

"Syukurlah kalau begitu."     

"Berapa bulan usia kandunganmu, Rena?" Tanya Sofyan pada Rena.     

Rena tersenyum, "Tinggal menunggu waktu kapan dia mau lahir ke dunia, doakan semuanya lancar ya."     

"Amiin, semoga dimudahkan proses kelahiran anak kedua kalian."     

"Aku yakin kau tak hanya sekedar singgah di rumahku kan Sofyan, ada apa sebenarnya?" Tanya Danil pada Sofyan.     

"Tunggu sampai anakku tiba disini, dia sedang di perjalanan bersama Ronald."     

Lalu tak beberapa lama Ronald datang bersama Abdull. Setelah mengucapkan salam dan berbasa basi mereka akhirnya duduk bersama di ruang keluarga rumah Danil dan Jelita.     

"Karena semua sudah berkumpul disini, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian, terutama padamu, Danil." Kata Sofyan dengan nada serius, membuat Danil mengerutkan dahinya bingung kemana arah pembicaraan Sofyan.     

"Baiklah. Jadi ada apa? Sepertinya penting sekali."     

"Ya, ini sangat penting karena ini menyangkut aqidah anak-anak kita." Lanjut Sofyan, sedang kan Abdull yang sedari awal tidak diberi tahu akan dibawa kemana dan bertemu dengan siapa serta untuk apapun, hanya diam menunduk sopan di hadapan para orang tua.     

Ia hanya bisa menerka-nerka apa jangan-jangan selama ini Abahnya mengetahui jika Ia dan Yola sering bertemu? Walau mereka tak sendirian?.     

"Ada apa sebenarnya? Hal ini membuat aku bingung." Tutur Danil sambil menatap Sofyan.     

"Aku ingin melamar Yola untuk Abdul." Kata Sofyan membuat semua yang ada di ruangan itu sontak menatap kea rah Sofyan lalu saling pandang satu sama lain, apa lagi Abdul yang terkejut bukan main dengan apa yang di ucapkan Abahnya.     

"Apa yang terjadi? Sampai kau ingin menjodohkan mereka?" Tanya Rey yang penasaran dengan apa yang melatar belkangi Sofyan ingin melamar Yola.     

"Yola dan Abdul masih sangat muda, bagaimana kau bisa berpikir jika mereka bisa menikah?" Ujar Jelita, sedangkan Danil hanya diam, mencoba lebih tenang dari istri dan saudaranya.     

"Tolong jelaskan apa yang sesungguhnya terjadi, agar kami tak bingung." Ujar Ronald pada Sofyan, yang mendapat jawaban sebuah senyuman dari Sofyan.     

"Yang terjadi adalah, karena mereka berdua sering keluar malam dan duduk diatas atap berdua. Itu baik dan menurut peraturan memang harusnya demikian, mereka harus segera dinikahkan."     

"Apa?!" Jelita shok mendengar apa yang dikatakan oleh sahabat lamanya itu.     

"Jangan khawatir, mereka tak akan tinggal bersama, aku hanya ingin membuat ikatan antara mereka menjadi halal tapi mereka masih tetap berada di asrama mereka masing-masing, sampai mereka lulus sekolah."     

"Abah, kenapa abah tak mengatakan tentang hal ini padaku sebelumnya?" Tanya Abdul dengan perasaan tak menentu antara senang dan bingung jika Yola menolaknya lagi pula bagaimna bisa dia memberi nafkah pada Yola, sedangkan dia masih sekolah bahkan sama tingkatannya dengan Yola.     

"Itu sudah konsekuensimu, Abdul. Kau laki-laki harusnya kau berani bertangung jawab tentang apa yang kau lakukan." Ujar Sofyan tegas. Abdul menunduk lalu mengangguk pelan.     

"Aku setuju." Ujar Danil. Lagi, semua orang kini menatap kea rah Danil dengan tatapan tak percaya.     

"Kamu serius ingin menikahkan anak kita?" Tanya Jelita pada Danil.     

"Ini lebih baik, Yola dan Abdul akan menjadi pasangan halal jadi mereka cukup menjalani hidup layaknya muda mudi yang pacaran tapi halal. Dari pada mereka keluyuran tiap malam itu lebih membahayakan, dan aku tak mau sampai hal buruk terjadi pada mereka."     

Ronald dan Rey berpikir sejenak, lalu ikut mengangguk.     

"Jadi kapan akan dilaksanakan pernikahan mereka?" Tanya Ronald pada Sofyan.     

"Sekarang juga bisa, aku sudah menyiapkan segalanya didalam mobil ku sebenarnya." Ucap Sofyan sambil tersenyum bahagia.     

"Ya Allah, kau niat sekali, Sofyan." Kata Rey.     

"Maaf Rey, aku tak mau kalah cepat dengan orang tua lain untuk menjadikan Yola sebagai menantu."     

"Tapi Yola, anaknya manja dan__"     

"Aku tahu tentang Yola, Jelita." Ujar Sofyan     

"Baiklah, biarkan aku menghubungi Yola terlebih dahulu."     

"Maaf Om, bisa ini di rahasian dari Yola? Aku tak ingin dia terbebani dengan status dia nantinya. Biarkan kami menjalani hari-hari seperti biasa, aku ingin dia nyaman bersamaku, bukan karena status, tapi lebih ke sahabat yang akan selalu ada untuknya.     

"Rupanya kau sangat mencintai keponakanku." Ucap Rey sambil bersedap dan menyandarkan tubuhnya di sofa.     

""HA?" Abdul tak mengerti jika apa yang Ia ucapkan dapat mengambarkan isi hatinya.     

"Kau mencintai Yolanda." Ujar Ronald memperjelas ucapan Rey.     

Abdul menunduk, lalu mengangguk. "Dari pertama aku melihatnya."     

"Bagaimana jika Yola tak mencintaimu?" Tanya Danil.     

'Aku akan membuatnya jatuh cinta padaku, Om. bahkan akan kupastikan bahwa cintaku cukup untuk kami hidup dengan bahagia dan baik-baik saja." Ujar Abdul tegas.     

"Aku tak percaya jika dia anakmu yang masih berusia 15 th." Ucap Danil.     

"Baiklah aku akan ke mobil dulu mengambil mahar untuk Yola." Kata Sofyan lalu bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruang keluarga diikuti oleh Abdul dan Rey yang akan membantu sahabatnya itu.     

Satu jam kemudian, acara ijab qabul itu benar-benar dilakukan oleh Abdul dengan menjabat tangan Danil, dan hari itu sah Yola menjadi istrinya Abdul. Ada rasa lega sekaligus ke khawatiran yang membelengu di hati Abdul tapi Ia mencoba mengacuhkannya.     

"Jadi, apa yang akan kau lakaukan setelah menjadikan Yola sebagai istrimu?" Tanya Danil.     

"membuat dia jatuh cinta." Jawab Abdul yang mebuat mereka tertawa.     

"Kabari, ayahmu ini jika kau telah berhasil membuatnya jatuh cinta." Canda Danil.     

"Baik Ayah, dengan senang hati."     

Mereka tertawa, lalu acara dilanjutkan dengan makan bersama.     

"Jelita, apa kau tidak khawatir?"     

"Aku tidak tahu, Ra."     

"semoga mereka selalu dilimpahi kebahagiaan, dan Abdul bisa membuatnya benar-benar jatuhnya padanya." Kata Humaira pada Jelita.     

"Amiin."     

"Jangan terlalu dipikirkan, kita jalani saja apa yang seharusnya berjalan, dan dengan usaha keras kita bisa mendapatkan uang." Ujar Rena.     

"Sofyan, bagaimana istrimu apa dia mengijinka Abdul menikahi Yolanda?" Tanya Rey pada Sofyan.     

"Dia sangat menyukai Yola, aku tahu hingga ke tetes terakhir. Abdul tak akan mengecewakannya." Ucap Sofyan membuat dia lega.     

'Yolanda, kini aku membuktikan bahwa kau memang jodohku, Yolanda.' Guimam Abdul di dalam hati sambil menatap wajah imut Yolanda dari ponselnya yang sengaja Ia ambil beberapa hari lalu sebelum berangkat ke Jakarta.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.