aku, kamu, and sex

Untuk Pertama kali



Untuk Pertama kali

0Ramond menatap wajah cantik yang kini tidur dalam dekapanya, setelah acara makan siang yang dilanjutkan dengan acara berciuman. Kini mereka dalam perjalanan menuju rumah milik ayah silvia, yang sekarang menjadi milik mereka berdua, nenek Amanda telah kembali ke negaranya karena memang cuaca di negara tersebut lebih sesuai untuk usianya yang sudah renta.     

Berkali-kali Ramond mencium puncak kepala Silvia, entah apa yang Ia rasakan sekarang, tiap kali menatap wajah Silvia yang lembut dan teduh, membuat hasrat kelaki-lakiannya makin sulit untuk dikontrol. Dan selama ini Ramond hanya sebatas mencium dahi dan puncak kepala Silvia, baru tadi siang Ia memberanikan diri untuk merasakan sentuhan lembut bibir yang selalu mengajaknya berbicara dan bercerita tentang apapun.     

"Ternyata bibirmu manis." Gumam Ramond sambil tersenyum pada Silvia yang memejamkan mata karena kelelahan menemani Ramond bekerja setengah hari dikantor.     

Tak lama kemudian sang sopir memberitahu Ramond jika mereka telah tiba di rumah, dengan sigap sang sopir membukakan pintu mobil dan Ramond mengangkat tubuh Silvia masuk ke dalam rumah.     

"Istri kecilku yang seksi." Gumam Ramondlagi seraya terus melangkah masuk kedalam rumah.     

Tiba di kamar mereka dilantai dua, Ramond merebahkan tubuh Silvia dan memasangkan selimut ke atastubuh istrinya. Lalu Ia menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ramond dengan santai berendam air hangat di bathup dengan memejamkan matanya, merenungi apa sebenarnya yang sedang ia rasakan apada Silvia.     

Hingga tanpa sadar, seseorang telah bergabung dengannya di dalam bathup, memang kebiasaan Ramond tak oernah mengunci pintu kamar mandi kala ia sedang mandi.     

Ramond membuka matanya terkejut, lalu merasa lega setelah melihat sosok istri kecilnya yang duduk merebahkan diri ke dadanya.     

"Kenapa kamu bangun?" Tanya Ramond agak kikuk karena pertama kali baginya berendam dengan seorang wanita walaupun itu adalah Silvia istrinya sendiri.     

Jangan di kata Silvia tidak merasa grogi melakukan hal tersebut, jantungnya bertalu dengan kencang, bahkan sebenarnya Ia tak tahu apa yang harus Ia perbuat, jadi Ia hanya diam dan berusaha serileks mungkin duduk dipangkuan Ramond, meski ia masih menggunakan baju yang lengkap.     

Sebenarnya niat Silvia ke kamar mandi hanya untuk membasuh wajahnya dan sedikit menyegarkan diri, namun ketika membuka pintu Ia melihat Ramond yang sedang berendam sambil menutup kedua matanya.     

"Hm." Balas Silvia.     

"Silvia, kenapa kamu melakukan ini? Apa kamu sengaja menggodaku?" Tanya Ramond dengan memeluk pingang Silvia yang ramping dan lembut.     

"Apa tidak boleh aku menggoda suamiku?" jawab Silvia sambil memejamkan mata bukan karena merasakan air hangat yang membuatnya rileks tapi karena Ia malu pada Ramond. Ia sendiripun tak mengerti mengapa Ia berani berbuat demikian. Apa dia sudah gila? Atau ini efek cemburu saat Ramond tadi di kantor menceritakan tentang Yola? Entahah.     

Yola mengengam tangan Ramond yang berada di atas perutnya lalu meremasnya pelan.     

"Tentu saja boleh. Tapi selalu ada konsekuensi dari setiap perbuatan yang kita lakukan, bukan?" Kata Ramond lalu melepaskan satu tangannya untuk membelai rambut panjang Silvia yang kini basah setengahnya.     

"Lalu apa konsekuensi dari perbuatanku ini?" Tanya Silvia sambil menyamankan dirinya dalam dekapan Ramond, namun justru itu berakibat membangunkan sesuatu yang sedari tadi tertidur pulas, kini menegang karena perbuatan Silvia.     

"Menidurkan apa yang telah kau bangunkan." Ucap Ramond, membuat Silvia mendongak menatap Ramond, yang juga sedang menunduk menatapnya.     

"Memangnya tadi kakak bangun? Kalau mau tidur mengapa harus di kamar mandi, kan bisa di kamar." Ujar Silvia yang tak mengerti dengan apa yang di maksud oleh Ramond.     

Ramond terkekeh, lalu memegang tangan Silvia dan mengarahkan pada sesuatu yang terbangun di bawahnya.     

"Coba pegang, dan rasakan. Itu yang tadi kau bangunkan." Ucap Ramod berbisik di telinga Silvia,membuat bulu kuduk Silvia meremang.     

"Ini apa kak? Kenapa keras sekali?" Tanya Silvia tak mengerti.     

Bukan menjawab Ramond malah melenguh merasakan sentuhan lembut jemari Silvia pada Batang keperkasaannya.     

"Eugghhh…. Silviaaa."     

"kakak kenapa?"     

Ramond terkekeh sambil matanya terpejam merasakan sentuhan di area pusakanya.     

"Karena kamu." Ucap ramond ambigu yang membuat Silvia bertambah bingung dan tak mengerti apa yang di maksud Ramond.     

"Aku?"     

"Hm…Coba rasakan lagi apa yang kamu pegang." Bisik Ramond.     

Silvia kembali memegang sesuatu yang keras dan menegak pas di tengah selangkangannya. Lalu Ia terlonjak dan melapas remasannya pada batang perkasa itu, lalu hendak bangkit namun telah pingangnya terlebih dahulu di tahan oleh tangan kekar Ramond.     

"Mau kemana?" Tanya Ramond lembut, lalu membawa Silvia ke posisi semula, Silvia hanya menurut kini Ia benar-benar menyadari apa yang telah ia perbuat.     

Silvia tak mampu menjawab pertanyaan dari suaminya, dia hanya diam sambil mengigit bibir bawahnya sebagai pelampiasan.     

"Aku sudah bilang, kau harus konsekuen dengan apa yang kamu lakukan." Ucap Ramond lalu mengarakan tangan Silvia pada batang miliknya.     

"Kau yang membangunkannya kau juga yang harus menidurkan dia, kau megerti?" Bisik Ramond menggoda di telinga Silvia. Ramond yang sudah tersulut birahi perlahan Ramond membali tubuh Silvia hingga kini gadis itu berhadapan dengannya, lalu Ramond menarik kepala Silvia untuk mendekat ke wajahnya, lalu Ramond perlahan mencium bibir Silvia dengan lembut, Silvia hanya diam karena bingung harus melakukan apa, lalu semakin lama, Ia bisa mengikuti permainan lidah dan bibir Ramond.     

"Rileks, sayang." Bisik Ramond si sela-sela ciuman mereka. Silvia menurut dan membuatnya menjadi lebih baik, dan mulai bisa merasakan kenikmatan ciuman Ramond yang memabukkan.     

"Kak."     

"Hm."     

"Begini ternyata rasanya berciuman?" Ucap Silvia lalu kembali melumat bibir Ramond.     

Ramond tersenyumsamar, "Ini pertama kali untukmu?" Tanya Ramond pada Silvia.     

"Bukan, ini yang kedua." Ramond agak terkejut sebelum Silvia kembali melanjutkan ucapannya.     

"Yang kedua setelah tadi siang kakak mengambil ciuman pertamaku." Ucap Silvia menatap lekat wajah suami tampannya yang kini sedang tersenyum.     

"Terimakasih, telah memberikan ciuman pertamamu untukku, ini juga yang pertama untukku." Ucap Ramond membuat Silvia bersemu merah. Ramond kembali mencium lembut bibir Silvia. Ramond merubah posisinya menjadi ter duduk, dengan Silvia duduk dipangkuannya menghadap pada Ramond yang kini masih mencium bibirnya dengan permainan lidah yang memabukkan.     

"Pegang Ia Silvia." Pinta Ramond sambil beralih mencium leher mulus Silvia yang membuat Silvia otomatis mendongak.     

Ramond mengarahkan tangan Silvia pada batang perkasanya lalu mulai membantu Silvia mengerakkan tangannya membuat gerakan- gerakan yang membuat Ramond makin menggila mencium bibir dan lehernya. Bahkan beberapa tanda merah telah tercetak dengan jelas di beberapa titik lehernya.     

"Auggghhhh… teruskan Silvia." Ramond berbisik di sela aktifitasnya mencium leher Silvia, tangannya beralih pada gundukan kenyal Silvia membuat Silvia mengelinjang dan tanpa sadar mengeluarkan suara lenguhan indah.     

"Eughhhh…Kaakkk."     

"Percepat lagi Silvia," Ramond semakin buas mencium bibir dan leher Silvia. Dan tak lama kemudian, Ramond melenguh panjang dan mengeluarkan pejunya di tangan Silvia. Ramond terengah, lalu kembali mencium bibir Silvia yang terasa manis dilidah, membuat Ia selalu ingin merasakannya.     

Ramond kembali merubah posisi,Ramond menyandar di bathup dengan Silvia di depannya namun tak menghadap pada Ramond tapi bersandar di dada bidang ramond.     

"Terimakasih." Bisik Ramond, lalu mencium tengkuk leher Silvia membuat bulu kudunya meremang, tangan Ramond tak tinggal diam, menyusup ke dalam baju yang dikenakan sang istri lalu memainkan benda kenyal tersebut, dengan meremas dan meilinnya. Satu tangannya menjejah masuk ke dalam rok yang dikenakan Silvia dan menerobos segitiga pelindung yang gadis itu kenakan.     

"Kak."     

"Trush me. Kau akan lebih nyaman setelah ini." Ucap Ramond, lalu kembali mencium leher Silvia hingga pundak, tangannya meremas benda kenyal milik Silvia sedangkan satu lagi telah bersarang di lembah surge sang istri, mencari mutiara mungil lalu ia mainkan dengan gerakan memutar.     

Silvia mengelinjang, dan kembali mengalunkan suara merdu yang tak disadarinya.     

"Kakk…auggghhh…"     

"Kenapa sayang?" Goda Ramond.     

Mendapat tiga stimulasi di lokasi sensitive nya membuat Silvia tak tahan untuk tak kembali melenguh merasakan sesuatu yang baru pertama kali ia rasakan.     

"Eggghhhh…"     

"Kak, aku serasa…ingin…"     

"Keluarkan Silvia, jangan kau tahan."     

"Euggggghhhhh…." Lenguhan panjang disertai tubuh yang sedikit bergetar lalu tubuh Silvia melemah setelah mendapatkan puncak kenikmatannya.     

"Kita mandi?"     

Silvia hanya mengangguk, lalu Ramond menekan tombol untuk mengeluarkan air yang ada di dalam bathup, lalu mengisi kembali airnya dengan air hangat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.