Mencoba Merayunya 2
Mencoba Merayunya 2
"Maaf Tuan Kelvin, saya tidak suka membohongi orang, dan saya rasa anda sudah tahu resiko membohongi anak anda."
"Tapi dia mengharapkan anda."
"Maaf Tuan, saya tidak bisa, anda tahu saya sudah menikah dan saat ini saya sedang hamil."
"Bahkan kita bisa membesarkan anak anda bersama kami."
Humaira mengepalkan tangannya hingga buku jemarinya memutih. "Anda keterluan Tuan Kelvin." Lalu Humaira vpergi begitu saja dari hadapan Kelvin, saat Kelvin ingin mengejar Humaira Heri telah merentangkan tangannya dan menatap kea rah Kelvin dengan tatapan tajam.
"Mas Heri, jangan biarkan laki-laki itu berada di dekatku." Perintah Humaira, lagi-lagi kali ini ia bersyukur karena sang suami memberinya pengawal, paling tidak ia merasa sangat aman sekarang.
"Baik Nyonya." Sahut heri dengan menunduk patuh.
Heri di beri tempat kusus didepan ruangan Humaira agar bisa selalu menjaga Humaira dari gangguan laki-laki seperti Kelvin.
"Assalamualikum, suami."Ucap Humaira saat bervideo call sama Rey.
"waalakumsalam istri." Ucap Rey yang langsung mengerutkan dahi ketika melihat wajah Humaira yang terlihat murung.
"Ada apa sayang?" Tanya Rey khawatir.
"Apa yang kau katakana mengenai Kelvin memang benar dia laki-laki yang tidak baik, untng kau mengirimkan pengawal untukku, jadi aku tak takut."
"Aku hanya tak ingin kau menggunakan jurus karatemu, aku takut itu akan membahayakan dirimu dan anak kita." Ujar Rey yang membuat Humaira terkekeh.
"Dasar kau ini." Ujar Humaira sambil tersenyum.
"Kita makan siang bersama, aku akan menjemputmu." Ucap Rey dengan tersenyum manis pada Humaira.
"Baiklah aku menunggumu sayangku."
Lalu Humaira dan Rey memutuskan sambungan telepon mereka, Humaira kembali sibuk dengan pekerjaannya, begitu juga dengan Rey yang kembali sibuk dengan berkas-berkas diatas meja yang seakan tidak ada habisnya.
Jam makan siang telah tiba, sesuai dengan apa yang telah ia janjikan pada sang istri, Rey menjemput Humaira di rumah sakit milik keluarganya.
Dengan santai Rey berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ke ruangan sang istri, sesekali Ia mengangguk menanggapi sapaan dari karyawan rumah sakit yang sudah mengenalnya.
Tiba di ruangan Humaira terlihat Heri dengan sigap berdiri menyambut kedatangannya, Rey mengangguk dan menepuk bahu heri pelan, dan langsung masuk ke ruangan sang istri yang telah menunggunya.
"Sayangku." Ucap Rey lalu memeluk Humaira mesra.
"Ayo berangkat, aku sudah lapar." Rajuk Humaira. Lalu Rey mengangguk dan memeluk pingang Humaira untuk membimbingnya keluar dari ruangan.
"Heri kamu juga ikut." Perintah Rey, lalu Heri mengekori kedua bosnya dengan patuh.
"Sebenarnya siapa Humaira itu, kenapa sampai ada pengawal yang menjaganya?" Gumam Kelvin sambil berdiri agak jauh dari ruangan Humaira.
"Aku akan menghancurkan mu, jika kau menolak diriku, dokter." lanjut Kelvin mengumam.
Humaira dan Rey berjalan beriringan sambil melemparkan candaan satu sama lainnya, hingga mereka sampai di depan mobil mereka yang sudah menunggu di depan lobby rumah sakit.
Heri dengan sigap membukakan pintu untuk kedua bosnya, lalu dia masuk ke kabin kemudi, dan melarikan mobil itu ke sebuah restoran langganan mereka dan juga salah s atu rumah makan milik keluarganya.
Heri menyadari ada seseorang yang mengikuti mereka, namun ia tak perlu khawatir karena mereka pergi kerumah makan milik keluarga yang tentunya Rey dan Humaira akan mendapat pelayanan yang spesial dibanding pengunjung lain.
Di restoran pelayan sudah menyiapkan ruanagn kusus untuk mereka, namun mereka lebih memilih makan di sebuah gazebo dekat kolam ikan, tempat favorit Rey dan Jelita dan Humaira ketika mereka makan disana.
Heri memilih duduk tak jauh dari Tuan dan Nyonyanya walau tadi Rey sudah menyuruh dirinya untuk bergabung tapi Heri menolak dengan alasan sedang menunggu temannya, Heri tidak berbohong karena dia sedang menunggu anak buahnya yang ia minta untuk menyelidiki siapa Kelvin itu.
Sesuai tebakan Heri, jika Kelvin akan datang ke rumah makan yang mereka datangi. heri hanya mengirim pesan pada Rey jika Kelvin juga ada di rumah makan yang sama, namun Rey dan Kelvin pura-pura tidak menyadari kehadiran laki-laki itu.
Rey dan Humaira makan dengan santai begitu juga dengan Heri yang sedang makan berdua dengan anak buahnya.
[Kelvin salah satu kepala cabang di perusahaan anda, bos] ketik Heri melalui pesan singkat pada Rey.
[wow, cabang mana]
[cabang di kota B, sepertinya dia tidak tahu jika anda CEO perusahaan mengantikan Tuan Sanjaya]
[Oke, trimakasih informasinya, Heri. Kerja yang sangat bagus]
[trimakasih bos]
'Ternyata kau salah satu pimpinan cabang di kota B, kejutan bagus untukmu.' Bisik Rey dalam hati.
"Ada apa Rey?" Tanya Humaira melihat sang suami yang tersenyum misterius setelah membaca pesan dari Heri.
"Kau baca saja ini." Jawab Rey sambil menyodorkan ponselnya pada Humaira.
Humaira membaca pesan yang tertera di ponsel sang suami, lalu dia kembali menyodorkan ponselnya pada sang suami setelah selesai membaca pesan itu.
"Jadi dia salah satu karyawanmu?" Kata Humaira sambil melanjutkan makannya.
"Ya, kepala cabang di kota B, rupanya dia tak datang saat penyerahan alih jabatan antara aku dan papa." Rey terkekeh, dan tak lama Kelvin datang dan menghampiri mereka.
"Oh, tidak aku sangka kita akan bertemu disini, Tuan Rey dan dokter Humaira." Ucap Kelvin dengan nada santai.
"Oh, Tuan Kelvin, anda makan siang disini juga rupanya, silahkan bergabung bersama kami."Tawa Rey lalu Ia berpindah duduk ke samping Humaira .
"Apa kah saya tidak menganggu?" Tanya Kelvin berbasa-basi.
"Tentu saja tidak." Jawab Rey dengan nada ramah, karena bagaimanapun Rey tahu jika dia bukan lawan yang sepadan untuknya.
"Baiklah, terimakasih." Ucap Kelvin lalu duduk di hadapan Rey.
Lalu Rey memanggil pelayan untuk mengambilkan satu lagi makanan untuknya.
"Bagaimana kabar anak anda?" Tanya Rey berbasa-basi.
"Dia baik, tadi pagi sempat marah tapi untungnya dokter Humaira bisa mengendalikannya."
"Ya, istriku tadi meminta ijinku untuk menemui putrimu, tapi aku tak menyangka jika anakmu bisa marah hanya karena sekarang istriku tidak lagi bertugas untuk menangani pasien."
"Dia pasti sangat sibuk di rumah sakit."
"Tentu, karena istriku direktur utama di rumah sakit itu." Jawab Rey santai namun
membuat Kelvin terperangah tak percaya, dokter muda yang ia sukai adalah direktur utama rumah sakit tempat anaknya di rawat.
"Tentu anda sangat berdedikasi di rumah sakit hingga anda di angkat sebagai direktur rumah sakit tempat anda bekerja." Ujar kelvin yang tidak tahu jika rumah sakit itu adalah milik mertuanya.
Humaira tersenyum, "Mungkin lebih tepat berdedikasi sebagai menantu."
"Maksudnya?" Tanya Kelvin tak mengerti.
"Rumah sakit itu milik mertua saya, dan di berikan kepada saya sebagai hadiah pernikahan." Ucap Humaira sambil tersenyum, dia terpaksa mengatakan itu agar Kelvin tak macam-macam lagi dengannya, Humaira sangat tersingung saat Kelvin secara tidak langsung mengajaknya berselingkuh.
Kelvin hanay terbengong saat mengetahui jika rumah sakit itu adalah milik mertua dokter cantik di hadapannya ini, yang berarti Rey adalah anak dari pemilik rumah sakit itu.
### Jangan lupa vote dan koment, dan baca cerita baru saya; gairah cinta sang biduan dan secret admirer boss. terimakasih.