Cinta 2
Cinta 2
"Suamimu ini memang tampan, mau kau lihat sehari semalam walau sampai dunia ini hancur aku akan tetap tampan." Ucap Ronald percaya diri sambil mencubit hidung Rena lalu berlalu dari hadapan sang istri untuk mengambil ponselnya di atas nakas.
"Percaya dirimu terlalu tinggi Om…" Ujar Rena yang tak mau mengaku begitu saja bahwa dia memang sedang mengagumi ketampanan suaminya.
"Lalu kenapa kamu menatap ku seperti itu?" Tanya Ronald sambil menoleh pada Rena yang sedang berkacak pingang dengan senyuman tersunging di wajahnya.
"Aku sedang berpikir betapa beruntungnya dirimu karena mendapatkan gadis muda sepertiku, cantik, seksi dan juga jauh lebih muda dari mu, Ommm." Ucap Rena dengan gaya mengejek sang suami.
Ronald lantas menaruh kembali ponselnya diatas nakas mendengar apa yang dikatakan oleh sang istri. Dengan langkah perlahan Ronald berjalan kearah sang istri lalu bersedekap tepat dihadapan sang istri.
"Yang minta dinikahi siapa waktu itu, hmmm?" Tanya Ronald sambil memainkan alisnya.
Lagi, Rena tak mau kalah begitu saja, "Aku minta kau nikahi karena aku kasian pada mu pasti tak akan ada perempuan muda yang mau menikahimu, apa lagi perempuan itu seperti aku." Jawab Rena percaya diri sambil mendekat dan mengikis jarak antara dirinya dan sang suami.
"Oya, benarkah?" Tanya Ronald lalu memeluk pingang sang istri yang otomatis karena terkejut, Rena langsung melingkarkan tangannya keleher sang suami.
"Asal kau tahu saja nona, laki-laki yang dihadapanmu ini adalah satu-satunya laki-laki yang membuatmu jatuh cinta dan akan membuatmu hamil,"
"Wow, aku terkesima dengan apa yang kau ucapkan Om, tapi sejujurnya aku katakana padamu, bahkan aku seribu kali tak kan pernah berpikir panjang untuk menolak menjadi ibu dari anak-anak seorang om-om seperti mu." Ucap Rena yang membuat Ronald justru makin gemas pada sang istri, lalu perlahan ia menyatukan bibirnya dengan bibir sang istri.
"Kau gadis kecil menyebalkan, membuat aku jatuh cinta hingga hampir mati jika aku tak menemukanmu lagi." Kata Ronald yang membuat sang istri tersenyum bahagia.
"Kau om-om yang kurang kerjaan, sampai mencuri hati gadis kecil sepertiku." Balas Rena sambil mencubit pipi sang suami gemas.
"Aku mencintaimu gadis kecil."
"Aku juga mencintaimu Om-om."
Keduanya tersenyum lebar kemudian Ronald mencium kening sang istri penuh sayang.
"Ayo kita berangkat ke rumah Rey, nanti kita terlambat." Ajak Ronald pada sang istri.
"Oke, sebentar aku ganti baju dulu."
"Aku kira kamu ingin memakai baju yang kau pakai ini."
"Tidak, aku ganti pakaian dulu sebentar, kamu nunggu di depan aja. Aku Cuma sebentar kok." Ucap Rena sambil mendorong tubuh Ronald untuk keluar dari kamar mereka.
"Oke baik-baik aku keluar, lagian biasanya kamu ganti baju didepanku, tumben-tumbenan aku suruh keluar." Protes Ronald tapi tetap melangkah menuju pintu dan keluar setelah menutup pintu kamar mereka.
Rena segera menganti pakaiannya dengan pakaian yang tadi ia beli saat Ronald di kantor. Setelah beberapa menit Rena keluar dari kamar, mencari keberadaan suaminya yang ternyata telah berdiri di teras rumahnya sambil merokok.
"Sayang, Yuk." Ajak Rena yang langsung mengamit lengan sang suami.
Namun Ronald justru tak bergerak tapi malah menatap ke wajah sang istri.
"Kamu….kamu."
"Kenapa?"
"Cantik." Ucap Ronald lalu mencium dahi sang istri.
"Ayo beranagkat nanti kita terlambat." Ucap Rena lalu menarik Ronald berjalan menuju ke mobil mereka.
"Kapan kamu beli pakaian muslim ini?" Tanya Ronald saat mereka telah berada di dalam mobil, lalu Ronald melajukan mobilnya perlahan menuju ke rumah Rey yang tak jauh dari lokasi rumah mama dan papanya yang kini di tempati oleh Ronald.
"Tadi siang."
"Tadi siang?"
"Iya, tadi aku pergi ke mall sama si encum. Habisnya suntuk di rumah ga ngapa-ngapain." Jawab Rena.
"Oh, kirain kamu tadi Cuma belanja bulanan aja, taunya sama shoping."
"Ga boleh ya?"
"Boleh dong, aku malah seneng kalau kamu mau pakai uang yang aku kasih buat beli sesuatu yang kamu butuhkan. Apa lagi untuk beli pakaian kayak gini, ya boleh bangetlah." Ujar Ronald sambil tersenyum lebar.
"Aku juga ingin tampil cantik dan anggun kayak kak Jelitam kak Humaira dan juga Ibu Selena."
Ronald tersenyum lebar, "Aku bahagia kau mau berubah kearah yang lebih baik lagi."
"Iya, aku ga mau kamu masuk neraka hanya karena aku yang ga mau menutup aurat."
"Terimakasih sayangku, kau membuatku semakin terpacu untuk menjadi suami yang lebih sholih."
"Amiin, kita sama-sama berubah menjadi lebih baik ya sayang." Ucap Rena yang membuat Ronald menoleh dan membelai kepala Rena penuh rasa syukur dan rasa sayang."
"Terimakasih telah bersedia menjadi istriku."
"Terimakasih telah mau menikahiku." Ucap Rena lalu mncium pungung tangan Ronald.
Lagi-lagi gadis kecil yang ia nikahi mengambil hatinya dengan sangat manis, bagaimana mungkin rasa cintanya tak bertambah jika istri kecilnya ini hari demi hari selalu bertambah manis dan dewasa.
"Semoga kamu istiqomah ya pakai jilbab terus, rajinsholat dan mengaji."
"Amiin, kan selama ini kamu juga yang mengajari aku untuk selalu sholat tepat waktu, dan meluangkan waktu untuk mengaji walau itu Cuma satu ayat."
"Terimakasih karena kamu sudah mematuhi apa yang aku perintahkan, kamu istri terbaik."
"Oya, besok kita jenguk ayah di penjara ya." Ajak Ronald pada sang istri.
Rena tersenyum lebar lalu mengangguk. "Oke, aku kangen banget sama ayah."
Ronald balas tersenyum. Ronald membelokkan mobilnya menuju kearah rumah Rey dan Humaira.
"Yang mana rumahnya?" Tanya Rena pada Ronald.
"Yang itu, yang pagar hitam." Jawab Ronald lalu mengklakson sekali, segera penjaga rumah Rey langsung membukakan pagar rumah ketika melihat mobil Ronald.
"Waw, bagus banget rumahnya." Ucap Rena sambil meneliti bangunan rumah Rey dan Humaira.
"Kamu ingin rumah yang seperti apa? Kita buat nanti aku sudah menyiapkan tanah yang juga tak jauh dari sini."
"Benarkah?" Tanya Rena sambil menatap pada Ronald.
"Tentu saja aku ingin kau yang mendesain rumah kita sendiri. Jadi aku sengaja menunggumu pulang baru aku akan mulai merancang rumah itu bersama denganmu."
"Terimakasih."
Ketika keluar dari mobil tak sengaja Rena melihat mobil yang berhenti di depan pagar rumah Rey dan Humaira lalu pandangan sang pengemudi menatap kearah rumah Rey. Dan tak lama mobil itu berlalu begitu saja setelah sang pengemudi bersitatap dengan mata Rena.
"Ada apa sayang, kamu sedang lihat apa?"Tanya Ronald sambil menghampiri Rena yang sedang menoleh ke jalanan didepan pagar rumah Rey.
"Itu mobil yang baru aja jalan, tadi dia ngeliatin kesini terus." Jawab Rena sambil menunjuk kea rah mobil sport yang baru saja berlalu dari depan rumah Rey.
"Biar nanti kita cek di CCTV." Ucap Ronald pada Rena lalu membimbing istrinya masuk ke dalam rumah.
"Oke." Jawab Rena singkat dan mengikuti langkah sang suami yang masuk ke dalam rumah bergaya klasik itu.