Terkejut 1
Terkejut 1
Rey pun merasakan kelegaan yang luar biasa saat tahu jika Humaira tak lagi di ganggu oleh Kelvin yang selalu berusaha mendekatinya. Namun ia masih menugaskan Heri untuk menjaga istri tercintanya kemanapun ia pergi. Sebagai istri bisnisman yang sekaligus direktur rumah sakit tak menutup kemungkinan banyak pihak yang iri padanya, dan akan menghalalkan cara untuk menyakiti dirinya dan juga keluarganya.
Apa yang pernah terjadi pada keluarganya menjadi pelajaran untuk Rey agar selalu waspada dalam segala hal, termasuk menjaga istri dan keluarga kecilnya kelak.
Hari ini Rey mengumpulkan seluruh kepala cabang untuk meeting bersama di kantor pusat karena kondisi perusahaan yang semakin maju dan berkembang, maka Rey ingin memberikan apresiasi pada seluruh karyawannya melalui kepala cabang mereka.
Rey sudah menggunakan jas serta dasi seperti yang biasa Ia kenakan jika ada meeting dengan klien atau pertemuan penting lainnya, namun jika tak ada acara penting atau dia hanya duduk di kantor dia hanya akan memakai kemeja dan dasi, atau kadang jika ia makan siang atau pulang ke rumah Rey akan melepaskan dasinya dan hanya mengenakan kemejanya saja.
Maka dari itu dia terkenal sebagai bos yang sederhana dan low profile. Hanya para petinggi perusahaan yang tahu bagaimana wajah sang CEO karena Rey selalu datang paling awal dan pulang paling akhir, serta lift khusus yang ia gunakan membuat ia jarang bertemu dengan karyawan biasa. Namun banyak karyawan yang mengangumi kepemimpinannya karena kemurahan hati dan ketegasannya.
Para petinggi perusahaan sudah berkumpul di aula perushaan untuk menunggu bos mereka tiba di ruangan tidak terkecuali Kelvin yang sejak tadi sudah datang tepat waktu karenaini kali pertama Ia akan bertemu dengan sang bos besarnya.
Pintu Aula terbuka, dan masuklah serombongan orang berbaju jas lengkap disana, posisi paling terdepan seorang laki-laki berwajah tampan dan berkarisma dibelakangnya para asisten serta sekertaris dan juga beberapa pengawal pribadinya.
Kelvin menatap wajah yang tak asing di ingatannya, wajah seseorang yang ia anggap sebagai orang biasa karena penampilannya yang hanya mengenakan kemeja tak berdasi saat bertemu dengannya.
Kelvin seolah tak percaya hingga Ia berbisik pada temannya siapa nama lengkap bos nya itu.
"Siapa nama lengkap bos kita?" Tanya Kelvin pada Sandra.
"Pak Reynald Sanjaya." Ucap Sandra yang juga kepala cabang di kota S.
"Rey?"
"Iya Pak Rey, jangan bilang kamu tidak tahu siapa nama lengkap bos kita, dia itu anak pertama Tuan Sanjaya, kini Ia menggantikan Tuan Sanjaya yang ingin pensiun dini." Lanjut Sandra.
"Pemilik rumah sakit juga?" Tanya Kelvin lagi.
"Ya, namanya orang kaya, jangankan rumah sakit bandara juga mungkin dia yang punya." Jawab Sandra Cuek. Lalu pandangannya beralih pada Rey yang begitu mempesona.
"Sayang dia sudah menikah, coba kalau belum, aku gebet dah." Ucap Sandra sambil menyataukan kedua tangannya di dada.
"Siapa istrinya?" Kelvin masih mencoba bertanya pada Sandra.
"Dia seorang dokter anak yang cantik dan anggun." Ujar Sandra.
Kelvin berhenti bertanya, dia merasa beruntung Rey tak memecatnya setelah perbuatannya yang tidak sopan tempo hari.
Namun karena hal itu, Kelvin jadi merasa bangga karena ternyata dia mempunyai bos yang sederhana namun jiwa kepemimpinan serta otaknya sangat jenius.
Bukan rahasia lagi jika kedua putra Tuan Sanjaya memiliki hak paten atas alat-alat canggih yang digunakan oleh pemerintah sebagai alat pengamanan negara dan karena hal itu pula banyak perusahaan yang mempercayakan keamanana perusahaan mereka pada perusahaan IT yang Rey pegang saat ini.
Rey masih berdiri tegap di podium sambil memberikan pengarahan pada semua kepala cabang yang hadir hingga kemudian Rey mengakhiri pembicaraannya dan mempersilahkan para anggota rapat untuk makan siang bersama di aula.
"Selamat siang Pak Rey." Sapa Kelvin.
Rey yang namanya disebut langsung menoleh pada sumber suara, dia tak menyangka jika Ia akan bertemu dengan Kelvin di pertemuan ini.
"Oh, Pak Kelvin, apa kabar?" Jawab Rey santai sambil mengulurkan tangannya pada Kelvin.
Kelvin menerima jabat tangan bosnya dengan kikuk.
"Ehm, Pak Rey saya minta maaf atas ketidak sopanan saya tempo hari." Ucap Kelvin sopan.
"Yang mana ya?" Ujar Rey pura-pura tak mengingat.
"Saat kita makan siang dengan istri anda."
"Oh, itu… tidak apa-apa Pak Kelvin, saya tidak menganggap itu sebagai ketidak sopanan, itu adalah sebuah keakraban sesame teman, bukankah waktu itu kita tidak sedang bekeja?" Jawab Rey yang menambah Kikuk Kelvin.
"Iya, Pak Rey."
"Bagaimana putrid anda?"
"masih dirawat di rumah sakit, tapi mungkin satu dua hari lagi sudah boleh pulang." Jawab Kelvin sopan.
"Owh, semoga lekas sembuh putrid anda ya Pak Kelvin."
"terimakasih pak Rey."
"Sama-sama, maaf Pak Kelvin saya tinggal dulu karena sebentar lagi saya ada meeting dengan klien." Rey pamit untuk pergi dari Aula pada Kelvin.
"Silahkan pak Rey." Ucap Kelvin yang menatao Rey berlalu dari hadapannya diikuti asisten sekertaris serta pengawalnya.
"Pantas saja dokter Humaira menolak dengan tegas aku, ternyata suaminya juga seorang bos besar." Ucap Kelvin pada dirinya sendiri.
Rey berjalan menuju ke ruangannya didampingin oleh Imran sang asisten dengan sekertarisnya yang bernama Haris.
"Haris, jam berapa klien kita akan datang?" Tanya Rey pada Haris sang sekertaris.
"Setengah jam lagi, bos. Silahkan anda jika ingin mengerjakan sholat terlebih dahulu." Jawab Haris, yang diangguki oleh Rey, yang langsung melepas jasnya lalu mengulung kemejanya hingga sebatas siku, dan melepas sepatu serat kaos kakinya.
Rey menjalankan sholat dzuhur bersama sang asisten dan pengawalnya yang beragama muslim secara berjamaah. Lalu kembali ke mejanya dan merapikan lagi kemejanya yang tadi sempat ia gulung, lalu menyuruh sang sekertaris untuk membawakan Ia kopi.
"Imran, bagaimana perkembangan perusahaan kita dinegara J?" Tanya Rey pada Imran sang asisten.
"Semua berjalan dengan baik bos, mungkin satu atau dua minggu lagi kepala cabang yang di negara J akan datang langsung membrikan laporannya kepada anda." Kata Imran.
"Baiklah kalau begitu."
"Bos, Klien kita sudah datang, apa saya langsung menyuruhnya masuk?" Tanya haris melalui telepon.
"Ya, persilahkan dia masuk dan jangan lupa bikinkan minuman untuk tamu kita."
"Baik Bos."
Sedetik kemudian tamu yang mereka tunggu masuk ke ruangan, namun betapa terkejutnya sang tamu dan juga Rey ketika melihat siapa yang mereka temui.
Rey tak menyangka jika akan bertemu dengan seseorang yang sudah lama tak pernah Ia temuim, begitu juga dengan sang tamu yang terkejut luar biasa ketika melihat siapa bos besar yang ingin dia ajak bekerja sama.