aku, kamu, and sex

Kasih dan Sayang 1



Kasih dan Sayang 1

2Pagi ini Danil di buat uring-uringan oleh sang istri, bagaimana tidak sang istri minta dimasakin udang dengan bumbu pedas, sedangkan tak ada satu asistenpun yang diperbolehkan masak, Jelita ingin makan dari hasil masakan Danil. Padahal Danil bukanlah Ronald yang sudah akrab dengan dapur karena lebih sering hidup sendirian. Danil akan selalu dimasakkan oleh sang ibu kalau tidak selalu ada Ronald yang akan siap sedia mengenyangkan perutnya.     

Bisa dibayangkan seorang Danil hanya berdiri mematung di depan meja dapur memperhatikan kaum udang yang sudah terkapar tak berdaya minta segera dieksekusi, namun apa lah daya Danil masih tidak mengerti apa yang harus ia lakukan untuk memasak udang sesuai keinginan Jelita. Alhasil dia menelpon mama mertuanya untuk mengajarinya memasak, tak perduli sekarang di negara mereka jam berapa, mengingat perbedaan waktu yang cukup jauh antara dua negara itu.     

Akhirnya dengan sabar dan telaten, sang mama mertua membimbing Danil agar bisa membuatkan makanan untuk sang istri, hampir satu jam Danil berkutat di dapur, akhirnya dia dapat menyelesaikan masakannya, lalu menghidangkan hasil karyanya di atas meja makan, Danil sebenarnya tak enak hati karena membangunkan sang mama mertua yang sedang tidur lelap. Tapi demi sang istri ia rela melakukan apapun walau harus kena semprot oleh sang mama mertua, namun apa yang ia takutkan tak terjadi, sang mama hanya tersenyum walau dengan mata yang masih sangat terlihat ngantuk, dan dengan sabar member tahu bagaimana cara memasak udang seperti yang Jelita inginkan. Mertuanya ini memang sangat luar biasa sabar dan baik, pantas semua orang jadi jatuh cinta pada sosok mama yang satu ini. Rey bahkan sangat manja pada mamanya walau kini sudah beristri.     

"Sayang, ayok makan, aku sudah selesai masak." Ucap Danil pada Jelita yang sedang merebahkan tubuhnya dikursi malas sambil membaca majalah.     

"Mas lihat deh, cowok ini ganteng banget sih." Ucap Jelita sambil memperlihatkan cover majalah yang sedang ia baca membuat Danil menarik nafas berat, apa ia harus marah atau bagaimana ia sendiri tidak tahu, akhir-akhir ini tingkah laku jelita memang suka aneh dan sering kali di luar nalar berpikir Danil.     

"Iya ganteng, tapi lebih ganteng yang ini nih." Jawab Danil sambil menampilkan senyum manisnya yang ia buat-buat untuk menarik perhatian sang istri. Alhasil Jelita malah mengerucutkan bibirnya membuat Danil gemas dan langsung menyambar bibir kenyal sang istri untuk ia lumat.     

"Mmmpphhh__Mmaass." Jelita berusaha menghentikan Danil, walau ini di dalam rumah mereka namun Jelita tetap malu jika aksi mereka ketahuan oleh asisten rumah tangga mereka.     

"Mas Danil ih, main sosor aja." Protes Jelita.     

"Makanya itu bibir ga usah manyun-manyun gitu, jadi pingin cium kan_hahaha" Danil tertawa melihat bangaimana tingkah mengemaskan istrinya.     

"Udah ayok makan!" Teriak Jelita yang sudah ngacir lebih dulu ke meja makan.     

Danil hanya terkekeh sambil menoleh kea rah istrinya yang sudah sampai di meja makan, namun baru saja Danil mau mendekati istrinya sudah terdengar teriakan dari sang istri yang membuatnya mengerutkan dahi dan mempercepat langkahnya.     

"Mas Danil kok masakannya asin semua!" Kata Jelita sedikit berteriak.     

Danil yang baru saja sampai dimeja makan langsung mencicipi masakan hasil olahannya, lagi-lagi dia di kerjai istrinya, terlihat Jelita sedang tersenyum lebar ke arahnya.     

"Seneng banget ya kamu ngerjain suami." Ujar Danil yang membuat Jelita malah tertawa senang.     

"lagian mas Danil lama banget jalannya, kan aku udah laper." Tandasnya.     

"Ya udah ayok makan." Ajak Danil namun Jelita malah mengeleng. Lagi, Danil mengerutkan dahinya jangan bilang kalau dia harus menghabiskan makanan ini sendirian, bisa gendut menadadak si Tuan Danil.     

"Makannya barengan ya, suapin tapi." Kata Jelita dengan manja, kemudian duduk dipangkuan Danil.     

Danil hanya menarik nafas panjang lalu melakukan apa yang istrinya inginkan. Perlahan ia menyuapi istrinya penuh rasa sayang, kemudian berganti menyuapi dirinya sendiri. Hingga makanan mereka habis tak bersisa.     

"Mas Danil pinter masak juga ternyata, kirain ga bisa masak." Ujar Jelita sambil mengalungkan tangannya di leher Danil.     

"Mama yang ngajarin." Ucap Danil sambil nyengir.     

"Mama? Mas Danil telpon mama?" Tanya Jelita seolah tak percaya, padahal selama ini ia paling malu jika harus minta bantuan mama atau papa mertuanya, namun demi sang istri kali ini ia membuang rasa malu dan gengsinya. Apapun akan ia lakukan untuk istri tercintanya.     

"Apapun untuk kamu dan anak kita." Ucap Danil sambil menyatukan kening mereka.     

"Ayah kapan pulang ya mas?" Tanya Jelita pada Danil.     

"kenapa memangnya? Kangen? Kan bisa telpon, sepertinya ayah agak lama disana, karena banyak terjadi nkorupsi di pabrik ayah, jadi ayah bharus menstabilkan kondisi pabrik dulu mungkin baru bisa pulang."     

"Ya_padahal aku ingin dibawain kelapa dari sana, pasti seger banget." Kata Jelita dengan raut kecewa.     

"Nanti aku bilang sama ayah, untuk membawakannya untukmu."     

"Tapi kalau ayah masih lama pulangnya bagaimana?"     

"Sabar dong sayang, kita berdoa saja semoga ayah cepat pulang dan urusan disana cepat selesai dengan baik." Tandas Danil sambil membelai pipi chubi sang istri.     

Jelita mengangguk kemudian mengajak Danil ke teras belakang untuk melihat salju yang turun namun tak begitu lebat.     

"Jangan dibuka pintunya, nantin kamu kedinginan, sayang." Ucap Danil saat melihat Jelita hendak membuka pintu kaca yang menuju ke belakang rumah mereka. Danil sangat tahu jika istrinya ini ingin main salju tapi dia juga tak mau ambil resiko Jelita menjadi demam karena kedinginan. Dengan mengerucutkab bibirnya Jelita duduk di samping Danil sambil memeluk lengan suaminya, namun lama-lama menjadi merebahkan kepalanya di atas paha sang suami.     

Danil membelai kepala istrinya yang tertutup jilbab dengan sayang, lalu beralih membelai pipi dan bibir sang istri dengan wajah yang tersenyum hangat.     

"Kenapa aku bisa jatuh cinta sama kamu ya?" Tanya Danil sambil membelai wajah sang istri.     

"Karena aku cantik lah." Jawab Jelita percaya diri.     

"MUngkin juga, tapi ada yang lain yang selalu membuat aku jatuh cinta padamu setiap harinya."     

"Apa?"     

"Sikapmu yang selalu membuat aku nyaman, ketulusanmu, dan kesabaranmu, masih banyak hal lain yang membuat aku tak mampu berpaling darimu, dari dulu hingga sekarang, maafkan aku ya."     

"kenapa minta maaf terus sih?"     

"Ga apa-apa, rasanya walau tiap hari aku minta maaf sama kamu, tak dapat mengurangi rasa penyesalan aku terhadap apa yang pernah aku lakukan sama kamu."     

"Kita udah janji untuk menutup yang dulu, semua udah berlalu, aku, kamu dan kak Ronald. Kita sudah berjanji untuk memulai hidup kita dari awal kan?"     

"Ya, kamu benar. Kita bakar masa lalu, kita semai masa depan dengan bibit yang lebih indah, agar kelak juga tumbuh bunga-bunga yang indah."     

Jelita bangkit dari rebahannya dan duduk dipangkuan sang suami, kemudian mengalungkan tangannya di leher sang suami dan memeluknya erat, begitu juga dengan Danil yang mendekap istri tercinta dengan dekapan hangat penuh kasih sayang dan cinta.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.