Kasih dan Sayang 2
Kasih dan Sayang 2
Ronald tersenyum kikuk melihat Rena yang uring-uringan saat bangun tidur, merasa lucu sekaligus mengemaskan rasanya Ronald ingin kembali menerkam istri kecilnya ini, tapi ia takut justru istrinya akan semakin marah padanya.
"Kamu sih, ga mau udahan jadi ga bisa rasain angin pantai malam-malam kan?" Ujar Rena sambil manyun-manyun.
"Ya udah sekarang aja gimana?" Tawar Ronald sambil menatap lekat wajah cantik sang istri, sambil memainkan kedua alisnya.
"Masih pagi, Om."
"Kok Om lagi sih, sayang dong." Goda Ronald.
"Kalau diluar sayang, kalau di dalam Om."
"Ya udah kita diluar aja, biar aku dipanggil sayang terus."
"Om kok malah gitu, merasa bersalah kek atau gimana? Rena kan mau jakan dipinggir pantai malam-malam sama om, gimana sih. Jadi kacau deh karena om ga ada puasnya."
"Ya gimana dong, punya istri cantik, body-nya aduhai, bibirnya menggoda, apa lagi yang itu… bikin nagih." Ucap Ronald sambil menatap bagian bawah Rena yang masih tertutup selimut.
"Ih mesum."
"Aku sudah bilang, saat kita lakukan itu pertama kali, jangan sampai kamu menyesal karena pasti aku tak akan bisa menahan diri jika menginginkannya. Lagian kamu juga sama doyannya." Ucap Ronald dengan tatapan menggoda, yang membuat Rena mendengus.
"Gimana lagi dong om, Rena ingin punya anak dari om."
"Kenapa?"
"Punya anak dari orang yang kita cintai masa kagak boleh sih, om?"
Ronald terkekeh, benar yang istrinya bilangm namun Ronald tidak tega melihat istri kecilnya ini hamil saat usianya masih sangat belia.
"Semoga Allah memberikan kita keturunan pada saat yang tepat." Ucap Ronald yang membuat Rena mengerutkan dahi, apa suaminya ini tidak mengharapkan seorang anak atau bagaimana. Mengetahui apa yang seolah sedang dipikirkan oleh Rena, Ronald lalu melanjutkan ucapannya, "Jika sekarang adalah waktu yang tepat kita punya anak maka Allah akan memberikannya, namun jika belum maka Allah akan menundanya, hingga waktu yang tepat menurut –Nya."
Mendengar apa yang diucapkan oleh suaminya Rena menjadi tersenyum senang, ternyata apa yang dipikirkan suami tak seburuk yang ia bayangkan.
"Kita kepantai sekarang?"
"Bentar lagi deh," Ucap Rena yang malah menarik tengkuk leher sang suami yang berada tepat dihadapannya.
"Mmmpph." Lenguh Ronald.
"Kamu yang mulai duluan lho sayang." Ucap Ronald sedangkan Rena hanya tersenyum lalu kembali menautakan bibir mereka dalam ciuman yang lembut dan dalam.
Rena kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur, Ronald terus mengikuti permainan istrinya, dan kini justru Rena yang aktif dalam kegiatan panas mereka.
Rena mendorong pelan tubuh Roald hingga kini posisi menjadi terbalik, Ronald ya ng dibawah dan Rena yang mengungkung tubuh besar suaminya, Rena terus memberikan stimulasi kenikmatan pada sang suami, yang membuat keduanya tak tahan untuk tidak mendesah karena nikmat. Rena begitu cepat belajar, bagaimana Ronald memperlakukannya dengan lembut untuk menyulut gairahnya.
Dan Ronald memberi akses untuk istri kecilnya ini mengeksplor tubuhnya untuk memberikan keduanya kenikmatan dunia. Ronald berkali-kali melenguh karena deraan gairah yang terus dipacu oleh sang istri, hingga saat tiba-tiba Rena merangkak sensual kebagian bawah tubuhnya, dan mengulum lembut benda yang menjadi pusat kenikmatan Ronald.
Ronald tak menyangka jika sang lidah sang istri bisa menari dengan lincah memanjakan benda pusakanya hingga ia mengerang nikmat, Ronald menatap Rena yang sedang asik mengulum benda perkasanya, terlihat begitu menikmati dan seksi, gairah Ronald semakin terpacu hanya karena hal tersebut.
Hingga beberapa menit berlalu Rena menghentikan aktifitas mengulumnya dan mulai mengarahkan lubang surgawinya pada benda tegak milik sang suami. Lagi-lagi Ronald terpana melihat keseksian sang istri yang duduk diatas nya dengan mengoyangkan pinggulnya, Ronald meremas pelan dua gundukan yang terpajang dihadapannya membuat keduanya melenguh nikmat dan mengeluarkan erangan yang panjang, Rena bahkan telah beberapa kali merasakan puncak kenikmatannya, karena pada posisi demikian dia bisa dengan mudah mengarahkan titik nikmat miliknya sesuai kemauannya.
Pengalaman pertama bagi dirinya dan juga istrinya melakukan percintaan dengan sang istri yang memegang kendali atas dirinya, Ronald mengakui istrinya ini sangat seksi dengan tubuh mulus dan rambut panjang tergerai sefrta peluh yang mulai bercucuran di dahinya menambah kesan seksi kian bertambah, dan Ronald sangat menyukai itu. Mungkin lain waktu mereka harus mencobanya lagi, tau mencoba gaya yang lain yang lebih ekstream dan menantang.
Rena terus mengerakkan pingangnya, hingga ia merasa lelah, baru Ronald membalikkan posisi, kini Rena yang terbaring dan Ronal yang beraksi diatas Rena.
Ronald meletakkan kaki Rena di bahunya membuat hujaman benda keras semakin dalam menusuk lubang surgawi milik Rena, "Eenngggghhhhh,Om… Ini nikkk_mattt." Ucap Rena terbata kala Ronald bergerak semakin cepat dan akhirnya erangan panjang dari keduanya tak terhindarkan. "AAAAAAHHHHHHHH!!" erang keduanya ketika sama-sama merasakan puncak kenikmatan asmara mereka.
Percintaan pagi yang luar biasa untuk Ronald dan Rena, tapi awas saja Tuan Ronald jangan sampai kebablasan lagi dan akhirnya melupakan janji anda mengajak jalan-jalan sang istri di tepi pantai.
"hagh_" Reda mendesah ketika Ronald mengulum puncak dadanya sambil mengeluarkan benda pusakanya dari lubang basah milik Rena.
Ciuman mesra dan dalam kembali terjadi, dan satu kecupan singkat di dahi sang istri mengakhiri sesi panas mereka dipagi yang cerah ini.
"Kamu pintar, sayang."
"Enak?"
"Boleh diulang lagi nanti setelah dari pantai." Ucap Ronald dan mendapat cubitan mesra dari sang istri.
"Gaya yang lain lagi dong Om."
"Dasar kamu ya, kecil-kecil mesumnya ga ketulungan."
"Om yang ngajarin."
"Dan kamu murid yang pandai, baru beberapa kali aja kamu udah lihai memanjakan sang junior."
"Itu karena aku penasaran gimana rasanya."
"Gimana rasanya?"
"enak kayak ngemut lollipop ga abis-abis malah jadi gemes dan pingin lagi_hahaha" Rena tertawa lalu kemali memeluk tubuh suaminya.
"Mandi yuk, terus kita sholat subuh, lalu ke pantai, kita lihat matahari terbit, pasti indah."
"Ya udah yuk om, gendong tapi yak e kamar mandinya." Jawab Rena manja.
Ronald langsung bangkit dari rebahannya dan mengendong tubuh kecil sang istri ke kamar mandi. Yakin mereka hanya mandi saja di kamar mandi? Oh tentu tidak, mereka melanjutkan lagi satu sesi percintaan mereka baru keduanya mandi lalu melaksanakan sholat subuh berjamaah.
Ronald mengandeng tangan Rena menyusuri bibir pantai yang indah menyongsong sang matahari yang dengan malu-malu memunculkan sinar kuning yang menghangatkan.
Ronald berhenti berjalan dan otomatis Rena pun menghentikan langkahnya, dengan berlatar matahari terbit Ronald mengangkat tubuh kecil sang istri agar tinggi mereka sejajar, rena mengalungkan kedua tangannya di leher sang suami, dan membenamkan bibirnya dalam ciuman mesra dan lembut. Keduanya merasakan deru kebahagiaan dalam hati mereka selalu berdoa semoga ini akan terjaga selamanya hingga ke akhirat nanti.