Perjuangan 1
Perjuangan 1
Sampai di rumah Rey memarkirkan mobilnya asal, dia langsung berlari kedalam rumah mencari istri dan mama tercinta.
"Ra!! Ma!!" Teriak Rey sambil berlari kedalam rumah.
Mama yang mendengar teriakan Rey langsung menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar.
"Rey, kok ga ucapin salam sih?" Sergah sang mama kemudian keluar dari kamar setelah menggunakan jilbab instantnya.
"Mama ga apa-apa?" Tanya Rey dengan raut wajah yang khawatir sambil meneliti seluruh tubuh mamanya. Sedangkan sang mama hanya mengerutkan dahi. HUmaira yang mendengar teriakan suaminya dari arah taman belakang langsung mendekat kea rah suaminya yang sedang memutar-mutar tubuh sang mama.
"Mama ga apa-apa." Jawab sang mama.
"Kamu sudah pulang Rey?" Tanya Humaira sambil meraih pungung tangan sang suami untuk di kecup. Namun Rey langsung memeluk tubuh istrinya.
"Kamu ga apa-apa Ra? Kalian berdua ga apa-apa?"Tanya Rey pada Humaira dan sang mama sambil mengalihkan pandangannya bergantian.
"Kami ga apa-apa kok."
"Tapi tadi bang Arka bilang__"
"SSSttt__Kita ga apa-apa sudah jangan khawatir, duduk dulu yuk kita ngeteh." Ucap Humaira.
Humaira mengandeng tangansang suami untuk duduk di sofa dan diikuti oleh sang mama, Setelah suami dan mamanya duduk tenang, Humaira segera ke dapur untuk membuatkan the hangat untuk suami dan mama mertuanya. Tak lama dia kembali dengan membawa tiga cangkir berisi the hangat di atas nampan.
"Minum dulu Rey biar tenang." Kata Humaira sambil memberikan satu cangkir teh hangat pada Rey dan satu cangkir hangat pada sang mama.
Kemudian Humaira duduk di samping Rey, dengan begitu Rey diapit oleh istri dan mamanya, setelah mereka menyeruput teh hangat bikinan Humaira, Rey kembali bertanya apa yang terjadi dengan santai mama dan Humaira menceritakan apa yang sudah terjadi tadi siang.
"Kira-kira mereka siapa ya Rey?" Tanya sang mama.
"Rey juga belum tahu ma, kita tunggu kabar dari Arka saja, selama ini kita kan tidak punya musuh." Ucap Rey sambil mengerutkan dahinya dan matanya menerang memikirkan kemungkinan siapa pelaku dibalik aksi penculikan gagal istri dan mamanya.
"Tapi Humaira hebat juga ya, mama bener-bener ga nyangka kalau dia pandai bela diri." Ujar sang mama sambil geleng-geleng kepala, sedangkan Humaira hanya nyengir. Seketika Rey langsung menoleh kea rah istrinya yang duduk di samping kirinya.
"Kamu ga pernah cerita kalau bisa bela diri." Kata Rey dengan tatapan tajam pada HUmaira, membuat Humaira mendadak kering tengorokannya kemudian menyeruput the hangat yang masih ia pegang.
"Kamu kan ga nanya Rey, lagian kita jarang terlibat omongan yang menjurus tentang itu." Bela Humaira.
"Oke, tapi besok lagi kamu harus langsung kasih tahu aku kalau ada apa-apa, jangan kayak tadi, kalian udah di rumah baru kasih kabar aku." Ujar Rey sambil membelai pipi sang istri.
"Ya, maaf, besok aku akan langsung kabarin kamu." Kata Humaira dengan tersenyum hangat.
"Humaira Cuma ga ganggu kerjaan kamu, Rey." Ujar sang mama.
"Iya ma, Rey tahu, tapi kalian berdua lebih penting dari apapun untuk Rey." Jawab Rey sambil meremas pelan jemari sang mama yang sedang tersenyum hangat ke arahnya.
"Kalaian berdua juga sangat penting untuk mama, semoga kejadian seperti ini tak terulang lagi." Jawab sang mama.
"Bang Arka tadi sempat nyingung tentang geng kingdom crush, apa kau tahu tentang itu Rey?" Tanya Humaira pada sang suami lalu meletakkan teh nya ke atas meja.
"Kingdom Crush?" Gumam Rey sambil berpikir dan mencoba mengingat sesuatu, lalu ia mengangguk pelan.
"Sepertinya aku pernah baca tentang geng itu, tapi mereka jauh di negara C, bukan disini, lagi pula sepertinya aku tidak pernah berurusan dengan mereka?" Ujar Rey kemudian.
Humaira menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa, lalu berkata, "Mereka yang mengirimkan ancaman saat ijab qabul kita." Rey terbelalak seolah tak percaya dengan apa yang istrinya katakana.
"kamu serius Ra?" Tanya rey meyakinkan dirinya.
Humaira mengangguk, "Itu hasil penyelidikan bang Arka, nanti malam bang Arka mau kesini, kamu Tanya langsung aja sama bang Arka apa yang sesungguhnya terjadi."
Rey menatap sang mama, lalu mamanya bertanya, "Apa mereka yang terlibat dalam penculikan Ronald?"
Rey mengangguk pelan, "kak Ronald harus tahu tentang ini, ma. Aku takut dia sedang dalam bahaya, pasti ada seseorang yang mengincarnya selama ini."
"Kamu benar, jangan-jangan mereka ingin menculik kita karena ingin Ronald keluar." Ujar sang mama.
"kamu harus segera menemui kakakmu Rey dan mengatakan tentang semua ini." Lanjut sang mama.
"Telpon kak Ronald untuk segera pulang." Ucap Humaira sambil mengangguk pelan pada sang suami.
"Baiklah." Rey bangkit dari duduknya kemudian menuju pintu yang mengarah ke kolam renang di belakang rumah. Lama Ronald tak mengangkat telponnya hingga beberapa kali ia menelpon baru Ronald menerima panggilannya.
"Assalamualaikum kak." Sapa Rey pada sang kakak.
"Waalaikumsalam, Rey." Jawab Ronald di seberang telpon.
"Kakak dimana? Kakak bisa pulang? Ada yang ingin aku sampaikan ini menyangkut geng kingdom crush."
"Aku lagi di pantai sama Rena, oke kalau begitu kakak sama Rena akan langsung ke rumah sekarang." Sahut Ronald dengan pikirannya yang sudah melayang tentang kingdom crush dan segera ingin menghancurkan geng itu.
"Baiklah, aku tunggu di rumah, kakak hati-hati dijalan, masalahnya mereka sudah berkeliaran di sini, aku takut mereka sedang mengintai kakak."
"baiklah kakak akan berhati-hati, aku tutup sekarang telpon, dan langsung akan pulang."
"Baiklah kak, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Rey membalikkan tubuhnya menatap dua wanita yang begitu ia cintai yang juga sedang menatapnya.
"Bagaimana Rey?"Tanya Humaira.
"Kakak sedang di pantai bersama Rena, tapi dia akan langsung pulang." Jawab Rey kemudian, mengecup kening Humaira dan pipi sang mama, lalu pamit untuk berganti baju dulu.
"Bajumu sudah aku siapkan diatas ranjang, Rey."
"Oke trimakasih, aku takkan lama." Rey tersenyum manis pada sang istri yang juga tersenyum padanya.
"Semoga Ronald dan Rena baik-baik saja selama perjalanan." Ucap sang mama.
"Amiin. Semoga Allah selalu melindungi kita semua."
"Kadang mama berpikir bagaimana kejadian demi kejadian selalu menimpa keluarga mama, tapi mama bersyukur apapun kejadian itu semua anak-anak mama saling mambantu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, walau aku tahu itu tidak mudah untuk mereka." Kata sang mama sendu.
"Semoga kedepannya kita tidak mengalami kejadian yang buruk lagi, Ma. Dan semua pasti ada hikmahnya untuk kita."