Perjuangan 2
Perjuangan 2
"Regan_" Bisik Sergio ditengah cumbuan mereka.
"kenapa?" Tanya Regan singkat.
"kenapa kita tak menjadi pasangan yang sesungguhnya?" Ucap Sergio parau.
"Maksudmu?" Tanya Regan kemudian melanjutkan cumbuannya sambil membelai tubuh Sergio.
"Kita pacaran, atau menikah." Mendengar perkataan itu Regan langsung menghentikan aksi mencumbunya, dia menatap lekat wajah Sergio yang Nampak grogi di depannya.
"Dari awal aku sudah memberi tahumu kalau aku tidak bisa menjanjikan hubungan yang lebih dari sekedar partner sex, kenapa kau sekarang meminta yang lebih?"
Sergio menangkup wajah Regan dengan kedua tangannya, "Karena aku mencintaimu Regan, aku tak ingin ada laki-laki lain yang mendapatkanmu apa lagi seorang wanita." Ucap Sergio lalu kembali melumat bibir Regan
"Maaf Sergio, aku tidak percaya dengan sebuah ikatan apapun." Regan langsung melepas bibir Sergio, lalu melangkah pergi meninggalkan Sergio sendirian di kamar mereka.
Regan mengeluarkan mobilnya area apartemen tempat tinggalnya, tanpa ia ketahui Sergio terpuruk sendirian di kamar mereka menyesali dengan apa yang ia katakana pada Regan.
Sergio sangat paham dengan Regan, dia adalah laki-laki yang tidak percaya dengan cinta dan dan sebuah ikatan, dia laki-laki yang bebas namun setia hanya pada satu pasangan gay nya, walau Sergio tak tahu jika selama Regan pergi ke luar negeri ada atau tidak lelaki pengganti dirinya sebagai penghangat ranjangnya dikala dingin menyapa.
Regan tetap melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang menuju rumah tua di pinggir kota, ya rumah itu adalah milik orang tua angkatnya, dan lola adalah adik angkatnya, mereka besar bersama dan di besarkan oleh orang tua yang sama.
Ponsel Regan berbunyi dan buru-buru ia mengangkatnya ketika diketahui bahwa si penelpon adalah Lola sang adik angkat.
"Ya La." Ucap Regan pelan.
"Tolong aku Regan, cepatlah kau pulang." Ucap Lola dengan nafas yang terengah kemudian mematikan sambungan teleponnya.
Perasaan Regan sudah tak menentu, apa yang terjadi dengan adik angkatnya ini adalah sesuatu yang buruk. Regan mempercepat laju mobilnya menuju ke rumah mereka dipinggir kota.
Lima belas menit kemudian Regan sampai di rumah tua itu dan langsung memarkirkan mobilnya ditempat biasa.
Regan berlari kedalam rumah mencari keberadaan Lola di dalam kamar si gadis cantik itu.
"Lola!!" Teriak Regan terbelalak kala melihat lola yang sedang mengeliat seperti cacing kepanasan, pakaian nya sudah acak-acakan bahkan ia hanya memakai bra dengan baju kemeja yang tak terkancing.
"Apa yang terjadi la?" Tanya Regan dengan memegang kedua lengan Lola.
Lola menatap Regan dengan tatapan lapar dan penuh gairah, langsung saja Lola meraup bibir Regan dengan buas, tak mengerti dengan apa yang terjadi dengan Lola, Regan terus berusaha menghalau tangan Lola yang hendak mengerayangi tubuhnya.
"La! Kamu kenapa?" Tanya Regan dengan nada keras.
"tolong aku Regan!Tolong!"
"Tolong apa, kenapa justru kau menyerangku seperti ini." Ucap Regan sambil terengah karena harus mengeluarkan tenaganya untuk menyelamatkan dia dari perbuatan yang akan dia sesali seumur hidupnya.
"Ada yang menaruh obat di minumanku ketika datang ke acara pertemuan tadi." Ucap Lola sambil terus melancarkan aksinya pada Regan.
"Regan tolonglah aku, bercintalah denganku."
"kamu gila Lola, mana mungkin aku bisa melakukan hal itu dengan mu, kau sudah seperti adikku sendiri."
"Tapi aku juga tidak tahu harus bagaimana, obat ini begitu kuat menghujam diriku, tolong aku Regan, tolong akiu."
"Tidak Lola. Tidak aku tidak bisa. Aku__"
"kamu bissssaa__walau kau bilang_kalau_kau gay, aku yakin kamu bisa Regan, tolonglah." Rayu Lola dengan terengah dan deru nafas yang makin memburu.
"Aku sudah tak tahan lagi Regan, Tolong bantu aku tolong."
Regan masih saja tidak bergeming dengan rengekan Lola, hingga Lola melepas semua bajunya dan berjalan ke luar kamar.
"Mau kemana kamu Lola? Pakai baju kamu." Kata Regan penuh dengan ke khawatiran.
"Aku mau mencari seseorang diluar sana yang mau membantuku Regan."
"Kamu gila,"
"makanya bantu aku."
"Oke, tapi aku harap kamu tidak menyesalinya." Ucap Regan putus asa.
"Aku janji tidak akan menyesalinya." Ucap lola sambil tersenyum lalu menyambar bibir Regan dengan buas dan kasar.
Lola melepaskan semua baju yang ia kenakan dengan terburu-buru, dan kembali menerjang tubuh Regan, sedangkan Regan hanya sekedar mengimbangi gerakan yang dilakukan oleh Lola.
Regan menangkup wajah Lola, kemudian mulai bermain dengan bibir seksi serta lidah yang sejak tadi di buru oleh Lola.
Lola dengan cepat melepaskan kaos yang dipakai oleh Regan lalu mencium putting payudara laki-laki itu, Regan tersengal dan melenguh nikmat, ia tak tahu jika ia bisa merasakan kenikmatan saat bermain dengan lawan jenisnya, karena selama ini Regan hanya bermain dengan sesame jenisnya saja tanpa mau mencoba mendekati perempuan.
Regan menciumi leher Lola dan memberikan gigitan-gigitan kecil disana, lagi Regan merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, Regan menyusuri leher jenjang lola dengan bibirnya kemudian terus kebagian dada Lola, sedikit ragu Regan mulai mencium dan menjilat payudara Lola yang membuat lola melenguh dan mengerang nikmat karena jilatan bibir Regan.
Regan melumat dan menghisap putting merah muda itu denagn kuat, lagi Lola mengeluarkan suara desahan yang makin membuat Regan bergairah untuk melanjutkan aksi percintaan mereka.
Regan menurunkan tubuhnya dan mulai mencumbu setiap lekuk tubuh Lola yang memang seksi, meremas belahan di belakang tubuh Lola yang membuat Lola melenguh nikmat.
Kini posisi Regan berjongkok dang Lola masih tetap berdiri sambil tubuhnya mengikuti irama permainan yang dibuat oleh Regan. Tak lama kemudian bibir Regan mencapai area lembut dan lembab milik Lola.
Regan mencium belahan lembab lola dengan lembut kemudian menyusuri setiap lekuk area sensitif Lola menggunakan bibirnya. Lagi, Lola melenguh nikmat apa lagi saat Regan mengulum serta menghisap benda kecil di area lembab itu sambil memasukkan satu jarinya ke liang hangat Lola, Lola tak kuasa untuk diam tak mengeluarkan suara merdu desahannya.
Regan mempercepat kocokannya diliang Lola, sambil bibirnya tetap melumat dan menciumi mutiara kecil diantara dua bibir bawah Lola.
Regan memasukkan dua jari kedalam liang hanagat lola dan mempercepat kocokannya, sedangkan Lola hanya mampu melenguh sambil meliuk-liukkan tubuhnya merasakan deraan nikmat yang luar biasa.
Setelah jari ketiga Regan masuk ke liang lola, tak lama Lola mencapai puncak kenikmatannya, dan memeinta Regan memasukkan benda pusakannya pada lubang miliknya.
Regan langsung membawa Lola kembali ke kamarnya dan membaringkan tubuh Lola yang lemas namun masih sangat bergairah karena pengaruh obat itu belum juga hilang, tanpa menunggu aba-aba dari Lola, Regan langsung menghujamkan benda panjang dan tebal miliknya keliang panas milik Lola, namun Regan tersentak kaget kala Lola menjerit kesakitan.
"SSSAaaakkkkiiitttttt!" Ucap Lola sambil berderai air mata, Regan kaget luar biasa.
"Fuck! Kenapa kamu ga bilang kalau kamu masih perawan, La?"
"Aku tak sempat, maaf kan aku."
"Aku yang minta maaf bukan kamu la, maaf kan aku."
Regan hendak mengeluarkan benda pusakanya dari liang hangat Lola, namun segera Lola tahan, dan meminta Regan untuk melanjutkannya.
"lanjutkan!"
"Tapi La_"
"Lanjutkan Regan."
"Oke."
Regan mulai bergerak pelan sambil mencium bibir Lola yang sudah bengkak akibat ciuman mereka yang kasar dan buas.
Semakin lama gerakan pinggul Regan semakin cepat, membuat keduanya melenguh nikmat karena deraan gairah yang terpuaskan.
Kembali Regan mencium bibir dan kening lola, sembari berucap, "Maaf aku Lola." Dan Lola hanya tersenyum samar, lalu keduanya tertidur dengan saling berpelukan.