aku, kamu, and sex

Buah Kesabaran 3



Buah Kesabaran 3

0Ronald mendesah nafas berat karena hampir 12 jam ia terkurung di kamar ini, setelah ia turun dari pesawat baru ia tahu bahwa kini ia berada di negara A, negara dimana Danil dan Jelita berada.     

"Siapa yang menculikku sebenarnya?" Gumam Ronald yang sangat penasaran dengan sang penculik, pasalnya ia diperlakukan dengan sangat baik, dan tidak ada tindakan penganiayaan yang ia terima, diinterogasipun tidak.     

Ronald benar-benar bingung dengan apa yang terjadi, ingin sekali ia menghubungi Arya atau keluarga yang lain supaya dapat menolongnya, namun ketika ia turun dari pesawat Ronald harus menelan kekecewaan karena ponselnya disita oleh Aldo.     

"Aldo!!!" teriak Ronald kesal, dan dengan santai Aldo masuk ke ruangan dimana Ronald berada.     

"Ada apa Tuan?" Tanya Aldo dengan langkah santai.     

"Sampai kapan aku berada disini?" Tanya Ronald emosi.     

"Saya tidak tau Tuan, saya hanya menuruti perintah saja." Jawab Aldo dengan gaya santai, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana pendek yang ia kenakan, sungguh Ronald ingin sekali melempar Aldo dengan apa saja jika ia bisa, sungguh ia dibikin muak oleh Aldo, namun sayangnya Ronald tak mampu berbuat apa-apa karena tangannya terborgol.     

"Sebenarnya siapa yang memerintahkanmu, Hah!!" Bentak Ronald pada Aldo.     

"Nanti kau akan tahu siapa yang memerintahkanku menculikmu." Jawab Aldo dingin.     

Jujur saja Aldo tahu apa hubungan Ronald dengan Rena, karena ia tak sengaja melihat foto keduanya di wallpaper ponsel Ronald dan Rena.     

Kecewa, jelas Aldo kecewa namun ia pun tak mampu berbuat apa-apa kecuali membiarkan Rena bersama laki-laki yang ia cintai. Lagi pula siapalah Aldo, dia hanya anak jalanan yang dipertemukan dengan tuan yang baik hati hingga mampu mengasuhnya dan member makan seleuruh keluarganya, Aldo tidak mau berbuat sesuatu yang membuat Tuannya marah, walau ia harus merelakan gadis yang ia sukai.     

Tak pernah terbayangkan oleh Aldo bahwa dia akan jatuh cinta dengan putrid Tuannya sendiri, jika dia bisa membelokkan hatinya maka ia ingin menghilangkan rasa yang ada di dalam hatinya itu pada perempuan lain yang setara dengannya, bukan perempuan seperti Rena, walaupun ia tahu sang Tuan tidak akan marah jika ia menyukai putrinya, namun ia harus tahu diri dimana posisinya.     

Ronald menyugar rambut tebalnya dengan satu tangan yang tak terborgol, rasa kesal, sebal, sekaligus penasaran mengelayut dihatinya, entah sampai kapan ia akan seperti ini.     

Ponsel di saku celana Aldo bergetar dan si empunya langsung mengangkatnya, sambil sesekali menatap Ronald.     

Ronald hanya mengerutkan dahi melihat ekspresi wajah Aldo dan cara Aldo menatapnya, Ronald yakin si Tuannya sedang memerintahkan Aldo untuk berbuat sesuatu kepadanya.     

"Silahkan anda menganti baju anda, saya akan kemari lagi setelah sepuluh menit, Bos saya ingin bertemu dengan anda." Ucap Aldo sambil membuka borgol dari tangan Ronald, kemudian ia pergi begitu saja dari kamar yang Ronald tempati.     

Ronald mengeram kesal, sebenarnya bisa saja sekarang ia kabur dari rumah itu, namun ia juga penasaran dengan sang penculik, dan apa motif menculik dirinya. Ronald segera mengganti baju tidur yang ia kenakan dengan setelan kemeja dan celana panjang yang sudah Aldo siapkan untuknya.     

Persis seperti yang dikatakan oleh Aldo, bahwa ia akan kembali sepuluh menit setelah ia menyuruh Ronald berganti baju.     

Ronald menatap Aldo yang juga sudah mengganti bajunya dengan celana panjang beserta kaos yang pas di badannya. Biasanya tubuh Ronald akan bereaksi jika melihat seseorang yang begitu tampan dan seksi seperti Aldo, tapi sekarang tak sama sekali ia merasakan apapun bila berdekatan dengan sesame jenisnya. Apa benar dia sudah kembali normal? Ronald berharap iya.     

"Mari Tuan." Ajak Aldo pada Ronald, dan menyuruh Ronald untuk berjalan di depannya.     

Tanpa banyak bertanya, Ronald mengikuti apa yang di perintahkan oleh Aldo padanya, hingga sampai di depan rumah ia sudah melihat mobil yang menunggunya, dan aldo segera membukakan pintu untuk Ronald, kemudian ia ikut masuk ke dalam mobil itu, dan sang sopir segera melajukan mobilnya ke jalan yang ramai walau tak padat.     

Selama perjalanan Ronald hanya diam tak satu patah katapun keluar dari bibir seksinya. Ronald hanya melihat pemandangan dari balik jendela mobil yang ia naiki, dan setelah hampir setengah jam berkendara akhirnya Ronald dipersilahkan turun, namun dahinya mengernyit kenapa dia di bawa kerumah sakit? Apa bosnya Aldo adalah seorang psikopat yang menjual organ tubuh manusia dari hasil penculikan dan apakah itu sebabnya ia selama di sekap di perlakukan sangat baik? Dan masih banyak pikiran lainnya yang kadang di luar nalar ia berpikir.     

"Mari Tuan." Ucap Aldo menginterupsi kebengongannya, dan tak ada pilihan lain kecuali mengikuti apa yang diperintahkan oleh Aldo. Setelah sepuluh menit mereka berjalan, akhirnya mereka berhenti di sebuah ruangan rawat inap, lagi-lagi Ronald di buat bingung, sebenarnya siapa yang sakit? dan untuk apa dia di bawa ke rumah sakit ini.     

"Silahkan masuk, Tuan. Bos saya menunggu di dalam." Ucap Aldo sambil membukakan pintu untuk Ronald, dan tanpa menjawab Ronald langsung masuk ke dalam ruangan itu.     

Seketika mata Ronald terbelalak, jantungnya berdebar kencang kala melihat seseorang yang sedang menatapnya di atas tempat tidur. Ronald langsung berlari menghampiri sosok yang amat ia rindukan, kemudian memeluknya dengan erat.     

"Rena." Sebut Ronald dalam pelukannya, Rena yang juga masih shock dan tak menyangka akan bertemu dengan Ronald di rumah sakit ini, sontak langsung membalas pelukan Ronald dengan erat, hingga tak terasa air mata menetes di pipinya.     

"Om, Om Ronald." Ucap Rena sambil terisak.     

Danil, Jelita dan kedua ayah yang berada di dalam ruangan itu terbengong melihat adegan tak terduga dihadapan mereka.     

"Rena kamu kenapa disini? Kenapa kamu ga kasih kabar sama aku? Apa kamu tahu aku seperti orang gila mencarimu dan menunggumu tak kamu tak kunjung pulang."     

Danil dan Jelita saling tatap, bagaimana Ronald bisa mengenal Rena, dan apa yang baru saja ia katakana hampir gila mencari Rena? Sulit dipercaya apa seorang Ronald benar-benar sudah berubah? Tapi Rena menyebut dia 'Om'.     

Tak terkecuali Tuan Handoko yang tak pernah mengira bahwa sang anak bisa begitu dekat dengan makhluk yang bernama perempuan, melihat ekspresi Ronald pada Rena, Tuan Handoko yakin ada hubungan yang special diantara keduanya.     

Lain lagi dengan apa yang dipikirkan oleh Richard Mahendra, walau kini ia tahu bahwa seseorang yang selama ini anak gadisnya rindukan adalah Ronald sahabat sang kakak. Dan bahkan menjadi musuhnya di dunia hitam, Richard sangat tahu siapa Ronald pemilik pabrik senjata ilegal. Lalu haruskah ia memberikan putranya pada Ronald, namun di lain pihak ia juga tak mau mengecewakan putrid kecil kesayangannya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.