Regan
Regan
Flashback On
"Danil, ayo kita main bola di taman." Ajak Regan kecil pada Danil kecil.
Danil mengeleng, "Maaf Regan aku ga bisa main sama kamu, papa ku sedang sakit, aku ingin menemaninya." Kemudian Regan keluar dari rumah Danil, tepat ketika Regan keluar dari pagar rumah mewah itu mobil jeep membawanya dan menyekapnya.
Flashback Off
Regan mengingat masa-masa itu begitu indah hingga kasus penculikan itu terjadi, para penculik itu menjual Regan, setelah mengetahui bahwa yang mereka culik bukanlah Danil, anak seorang pengusaha kaya dan sangat berpengaruh di negara itu.
Sedangkan Regan hanya anak seorang asistent dari ibundanya Danil, namun begitu Danil dan keluarganya sangat menyayanginya dan tak pernah membedakan ia dengan Danil.
"Danil, apa kabar ibuku? Kenapa aku tak melihatnya di rumahmu?" Gumam Regan.
Selama Regan di perintahkan oleh Matt untuk mencari keberadaan Arlita, diam-diam Regan sering mengamati rumah Danil, berharap dia bisa melihat wajah ibunya, namun selama berbulan-bulan ia mengamati rumah Danil tak sekalipun ia melihat ibunya keluar atau berlalu lalalng di rumah itu.
"Kau terlihat baik-baik saja, Danil. Apa kau akan menyelamatkan aku jika kau tahu aku berada di tempat seperti ini? Seperti dulu kau menyelamatkan aku dari teman-teman kita yang suka membully, kau bahkan rela di hukum hanya untuk membelaku."
"Danil, sahabatmu kini hancur, hancur tak tersisa, bahkan aku tak mampu menampakkan diriku di hadapanmu, walau sebenarnya aku ingin bilang padamu, bahwa aku sahabat kecilmu."
"Danil, apa kau tahu saat aku diculi, aku bertemu dengan anak seusia kita, kasian sekali anak itu dia selalu dijadikan pemuas nafsu para bajingan itu, lalau suatu hari aku memasukkan ia ke dalam karung lalu menyeretnya masuk ke dalam truk agar dia bisa keluar dari tempat laknat itu, dan aku berhasil, namanya Ronald, dia menyebutkan namanya kala ku masukkan ia ke dalam karung, Dia berjanji akan mencari ku, namun aku tak pernah menemukannya lagi, apa dia sudah mati? Atau dia mengingkari janjinya untuk menyelamatkanku, namun seiring waktu aku baru menyadari sesuatu jika itu adalah janji seorang anak kecil," Regan menghentikan gumamannya dan terkekeh geli, kemudian meneguk lagi wine yang tinggal sisa separo didalam gelasnya.
"Regan!" Panggil Scoot, Regan menoleh singkat kemudian kembali menatap gelas yang sudah kosong di hadapannya.
"Minggu depan Matt keluar dari penjara." Ucap Scoot kemudian duduk di kursi bar tepat disamping Regan.
"Berapa uang yang kita keluarkan untuk menebus bos gila kita?" Tanya Regan dengan memiringkan kepalanya kea rah Scoot yang sedang menuang wine kedalam gelas.
"Pastinya tidak sedikit, namun jika mereka tak mengeluarkan Matt, maka mereka akan mengeluarkan uang lebih banyak untuk membangun kota ini, karena aku tak segan-segan menghancurkan kota ini dalam sekali serangan." Ucap Scoot dengan tatapan tajam, kemudian meneguk minuman yang ada di dalam gelasnya.
"Matt memang gila, hanya demi wanita ia rela mengorbankan apa saja, dan kini ia bisa melihat tak aka nada wanita yang benar-benar mencintai kita, bahkan wanita sekelas Arlita yang bahkan telah mempunyai anak dengan Matt, justru memilih meninggalkan Matt, bahkan dia tak tahu segila apa Matt selama mereka berpisah, wanita memang brengsek." Ujar Regan dengan nada kesal.
"Tapi mereka nikmat untuk kita nikmati." Timpal Scoot.
"Aku bahkan tak sudi walau hanya untuk menikmati mereka." Jawab Regan acuh.
"Terserah apa yang kau katakana, yang jelas aku masih menginginkan wanita untuk memuaskanku."
"Sana kau cari wanita sepuasmu, lihat itu gadis itu dia bernama Merry dadanya sangat besar, kau akan puas bermanja-manja dengannya." Racau Regan.
"Merry hanya besar di bagian dadanya saja, kurang menarik."
Regan terkekeh, "Kurang menarik? Bahkan kau sudah berkali-kali tidur dengannya."
"Aku lebih suka sama Anne, Body nya waw… depan belakang bisa di remas sepuasnya."
Lagi-lagi Regan hanya terkekeh, melihat bos sekaligus sahabatnya yang terlalu lihai memilih perempuan, bahkan scoot terkenal kelihaiannya di tempat tidur, hingga banyak wanita yang justru penasaran ingin merasakan bagaimana permainan Scoot di atas ranjang, maka jangan heran jika banyak perenpuan yang terang-terangan menawarkan diri pada Scoot untuk ia jadikan pemuas nafsunya. Seperti sekarang datang seorang wanita berambut pirang dengan rok mini dan kaos hitam ketat dipadukan dengan sepatu boot setinggi lutut.
Mata Scoot langsung berbinar kala melihat wanita seksi itu datang ke arahnya, namun sayang ternyata ia tak menghampiri Scoot melainkan Regan. Kemudian duduk mengangkang di pangkuan Regan.
Regan tak terpengaruh dengan wanita itu, namun ia membiarkan saja wanita itu menciumi leher dan dada bidangnya, walau tak secuilpun membuat ia mendesah merasakan nikmat, Regan hanya ingin berita apa yang akan ia sampaikan dari mulut seksinya, Ya, perempuan itu adalah informan yang di kirim Regan untuk mengawasi seluruh aktifitas dan apa saja yang terjadi dengan sahabatnya di negaranya.
"Ada berita apa?" Tanya Regan tepat ditelinga gadis itu.
"Ada seseorang yang ingin mengacaukan acara pernikahan kakak ipar Danil."
"Kau tahu mereka siapa?"
"Bisa kau tebak?"
"Astro?"
"Bukan."
"Lalu?"
"Kingdom crush."
"Apa!!"
"Bagaimana bisa mereka?"
"Karena kakak ipar Danil yang membuat Richard berpaling dari mereka, dan menghentikan kerjasama mereka."
"Brengsek!! Aku akan membuat perhitungan dengan kingdom Crush."
"tenang sayang, kita harus menyiapkan strategi khusus untuk melawan mereka."
"Hm, Baiklah kita ketemu nanti di markas, sekarang kau lihat laki-laki ini dia butuh sesuatu darimu." Regan menunjuk Scoot dengan kekehan.
"Baiklah, Uhhhh….Seksi." Ucap sang gadis dan langsung turun dari pangkuan Regan, beralih merapatkan tubuhnya pada Tubuh kekar Scoot.
Tanpa menunggu lama Scoot langsung melumat bibir seksi gadi itu, dan menikmatinya seperti hidangan yang sangat mahal dan nikmat. Regan hanya terkekeh melihat aksi kedua manusia yang sedang haus akan cinta dan kehangatan.
Regan kemudian pergi meninggalkan mereka dan memilih ke Rooftop untuk merasakan desiran angin malam yang dingin.
"Danil semoga kau bahagia bersama istrimu, kau tenang saja tak akan ada yang bisa menganggu ketenangan keluargamu, selagi aku masih hidup."
Cuaca semakin lama semakin dingin, membuat salju turun secara perlahan.
"Bahkan kita dulu sering bermain salju saat kita berdua berlibur bersama, apa kau mengingatnya Danil?"
"Danil, entah sejak kapan rasa ini timbul, namun aku sendiri tak tahu bagaimana cara menghilangkannya dari hatiku."
"Danil salahkah jika aku katakana kalau aku mencintaimu?" Gumam Regan sambil menengadahkan tangannya untuk merasakan dinginnya salju yang jatuh ke telapak tangannya.