Mendadak nikah 4
Mendadak nikah 4
Rey yang melihat sang kakak sedang gelisah akhirnya tak tahan untuk tidak menghampirinya.
"Ga usah tegang gitu, tegangnya nanti malam aja." Goda Rey pada sang kakak.
"Brengsek!! Pergi sana bikin aku tambah pusing!" Bukannya pergi, Rey justru tertawa terbahak melihat raut muka sang kakak yang lebih tepatnya seperti sedang ngantri di depan toilet untuk buang hajat.
"Ingat yang kamu nikahin itu adikku." Ucap Danil sengaja menambah gerah Ronald.
"Kalian berdua emang brengsek!" Gerutu Ronald.
Danil dan Rey malah terbahak melihat Ronald yang sedang deg-degan menunggu acara di mulai, kemudian dibalik pintu kepala Humaira tiba-tiba muncul, "Acara udah mau dimulai Tuh, Kak." Kemudian Rey membuka lebar pintu yang dipegangi Humaira dan mengandeng tangan Humaira mesra ke tempat acara.
Dibelakang mereka ada Danil yang masih terkikik geli melihat Ronald yang merasakan ketegangan yang luar biasa.
"Malam pertamanya jangan kasar-kasar, kasian adikku masih kecil." Ucap Danil sambil berlari kecil meninggalkan Ronald yang sudah siap dengan sumpah serapah dan gerutuannya.
Ronald duduk berhadapan dengan Richard di kanan dan kirinya ada Rey, Danil, papa serta ayahnya. Sedangkan Sang mama menemani Rena di dalam kamar bersama Jelita dan Humaira.
"Ronald udah siap?" Tanya Richard.
Ronald mendongakkan kepalanya dan bertatapan dengan laki-laki yang sebentar laki akan jadi calon mertuanya.
Ronald mengangguk mantab.
"Baiklah kita mulai saja, Bismillah." Ucap Tuan Sanjaya, kemudian Ronald menjabat tangan Richard dengan mantab.
"Saudara Ronald Setya Handoko Bin Handoko, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya Rena Zakariya Mahendra Binti Richard Mahendra dengan mas kawin kebun bunga seluas dua hektar dibayar tunai."
Kemudian Richard menghentakkan jabatan Tangannya dengan Ronald agar Ronald membalas ucapannya, Richard menatap Ronald yang sudah berkeringat di kening dan tangannya.
"Saya_Saya_saya apa pak saya lupa." Ucap Ronald gugup.
Semua yang ada di ruangan itu sontak terbahak melihat Ronald yang gugup dan bingung harus berkata apa.
Richard tersenyum, namun dengan santai ia kembali mengulangi ucapannya, dan kali ini Ronald bisa membalasnya dengan lancar dalam satu kali tarikan nafas.
"Saya terima nikah dan kawinnya Rena Zakariya Mahendra dengan maskawin tersebut Tunai." Setelah mengucapkan kalimat keramat itu Ronald langsung menarik nafas panjang, dan mengulanginya sampai beberapa kali untuk meredakan rasa gugupnya. Selanjutnya terdengar kata sah, yang membuat Ronald merasakan kelegaan yang luar biasa, kemudia Rey membacakan doa untuk pernikahan sang kakak.
Dikamarnya Rena pun tak jauh berbeda dengan Ronald merasakan kegugupan yang luar biasa, dan masih menyisakan rasa tak percaya jika hari ini dia benar-benar menikah dengan Ronald. Laki-laki yang umurnya jauh diatasnya namun bisa menerima dan menyayanginya apa adanya dirinya.
"Ma, Rena beneran nikah ya sekarang." Tanya Rena dengan nada polosnya.
Sontak Jelita dan sang mama yang mendengarnya langsung saling pandang dan mengangguk di depan Rena.
"Ga nyangka mama dalam satu minggu dapat dua mantu sekaligus." Ucap sang mama dengan tersenyum hangat, kemudian mencium kening Rena dengan sayang.
"selamat ya sayang, selamat datang di kehidupan anak mama yang kadang sikapnya absurd ga jelas, tapi mama sayang setengah mati sama dia." Imbuh sang mama.
Jelita terkekeh, "Selamat ya Rena sayang, jangan kaget nanti kalau kak Ronald suka ga jelas."
Pintu Ruangan terbuka, dan muncul Humaira "Ijab qabulnya udah selesai, turun yuk."
"Ayo sayang." Sang mama langsung mengandeng lengan Rena di belakangnya Jelita dan Humaira yang juga bergandeng tangan sambil tersenyum bahagia.
Bertepatan kala mata Ronald mendongak dan menatap kea rah tangga, dan melihat Rena yang diapit oleh sang mama,terlihat cantik dan terlihat sedikit dewasa, walau masih Nampak girly nya.
Rena menundukkan kepala setelah duduk di samping Ronald. Dengan sedikit kikuk Rena memberanikan diri bertanya pada Ronald.
"jelek ya? Kok ngliatinnya gituh?"
Ronald hanya melirik Rena sekilas sambil menahan senyumnya. Terlihat Rena mendesah nafas berat sambil mengerucutkan bibirnya sambil menunduk.
"Istriku cantik."
DEG
Rena sontak menoleh ke arah Ronald yang sedang tersenyum samar, akhirnya Rena ikut tersenyum bahagia di samping Ronald.
Mama menyodorkan cincin pada Ronald, "mana tangan kamu?" Tanya Ronald tanpa menatap wajah Rena.
"Lha dari tangan Rena dipegang pake acara ditanyain segala." Ucap Rena polos, yang membuat semua orang yang hadir di ruangan itu tertawa lebar.
Kemudian tanpa diperintah Rena mencium pungung tangan Ronald, dan Ronald membalasnya mencium kening sang istri sekaligus membacakan doa pengantin di kepala sang istri. Kemudian berganti Rena yang menyematkan cincin di jari Ronald, kemudian mencium pipi Ronald gemas, yang membuat wajah Ronald berubah merah padam karena malu.
Semua yang hadir hanya tersenyum geli, dan ada yang tertawa lebar karena kelucuan sepasang pengantin beda usia tersebut. Sebagian besar yang hadir adalah kerabat dekat saja dan hanya beberapa asistent dan anak buah Ronald dan Richard yang datang.
"Kalau mau ketawa ga usah ditahan om, nanti jadi bisulan kan Rena yang repot." Ucap Rena asal.
"Apa hubungannya nahan ketawa sama bisul?" Tanya Ronald bingung dengan kata-kata Rena.
"Ketawa sama bisul sama-sama mendadak keluarnya om," dahi Ronald semakin mengerut.
"Ga jelas," Kata Ronald.
"Yang penting hari ini jelas kita nikah." Ucap Rena sumringah.
"kamu bahagia?" Bisik Ronald.
"Banget."
CUP
Satu kecupan singkat dipipi Rena, yang membuatnya langsung menatap Ronald tak percaya, "Sementara itu dulu, kita lanjut nanti malam." Ucap Ronald sambil tersenyum lebar.
Setelah selesai acara pemberian selamat dan sungkeman kini mereka ngobrol santai dengan keluarga besar mereka. Walau ada hati yang diam-diam terluka melihat kebahagiaan mereka, siapa lagi kalau bukan Aldo yang duduk bersama Arya.
"Ga nyangka ternyata si bos memang berjodoh sama Rena."Ucap Arya pada Aldo.
Aldo tersenyum kecut, "Semoga mereka selalu bahagia, saya percaya Tuan Ronald bisa menjaga Non Rena dengan baik."
"Itu pasti, Si Bos cinta mati sama istrinya." Tandas Arya kemudian memakan kue yang ada ditangannya.
Di tempat acara Rena tampak tersenyum bahagia duduk diantara keluarganya dan juga Ronald.
"Sekarang kamu udah nikah sama Ronald, terus mau apa lagi Ren, keinginan kamu kan udah tercapai." Tanya Danil.
Rena tersenyum, "Pingin punya anak." Ucap Rena santai yang membuat semua mata semua orang tertuju padanya tak terkecuali Ronald, sungguh Ronald tidak berniat melakukan apapun pada Rena sampai dia menyelesaikan sekolahnya, namun rupanya apa yang dia pikirkan tak sejalan dengan pikiran Rena.