aku, kamu, and sex

Perjalanan 2



Perjalanan 2

1Selena dan Tuan Handoko menikmati perjalanan menggunakan jet pribadi menuju kenegara F, untuk beberapa minggu kedepan Tuan Handoko harus menyelesaikan urusannya dinegara tersebut, entah bagaimana bisa pabrik yang ia bangunsusah payah disana tiba-tiba terjadi masalah.     

Tuan Handoko memeriksa berkas yang dikirimkan oleh tangan kanan nya di negara F, tak satu baris kalimatpun ia lewatkan begitu saja, kemudian dahinya mengerut sepertinya dia sudah mengetahui letak permaslahan yang terjadi di pabriknya itu, kemudian ia memperhatikan Selena yang juga sibuk membantu Tuan Handoko mengecek laporan keuangan dari negara F, beberapa kali dahinya ikut mengerut seperti bingung atau ada sesuatu yang salah dalam laporan tersebut.     

"Ada apa Selena?" Tanya Tuan Handoko, yang membuat Selena mendongak lalu menatap pria paruh baya yang masih terlihat tampan dan awet muda, sejenak Selena tertegun menatap wajah yang begitu dekat dengannya. Hingga suara Tuan Handoko menyadarkannya.     

"Selena."     

"Ah__I_IYa, Maaf, ayah. Aku hanya tidak mengerti dengan ini, kenapa angkanya jadi sekian ya, padahal harusnya kolom yang ini bukannya harus sama dengan yang ini ya, ayah?" Ucap Selena, Tuan Handoko mengambil posisi duduk persis di samping Selena sambil memperhatikan laporan di tab yang Selena pegang.     

"Kamu benar Selena, ternyata benar yang dikatakan Jelita, kau ini gadis pintar." Puji Tuan Handoko yang membuat wajah Selena bersemu merah.     

"Trimakasih ayah, aku pernah mempelajari ini di bangku kuliah."     

"Apa kuliahmu sudah selesai?" Tanya Tuan Handoko yang mulai tertarik dengan kehidupan Selena.     

"Belum, aku diculik beberapa bulan yang lalu, jadi aku tak sempat mengurus kuliahku, padahal aku sudah di semester akhir harusnya."     

"Pantas kamu pintar, ayahmu bodoh telah menyia-nyiakan putrid sepintar dirimu."     

Selena tersenyum menanggapi ucapan Tuan Handoko, lalu ia kembali bertanya pada Tuan Handoko, "Ayah, apa ayah tidak curiga padaku? Aku ini anak mafia, apa ayah tidak curiga, siapa tahu aku hanya seorang mata-mata."     

"Aku percaya kamu gadis baik, entah kebaikan apa yang diperbuat ayah dan ibumu sehingga mempunyai anak yang baik, cerdas dan cantik sepertimu, pemuda yang mendapatkanmu pasti sangat beruntung suatu saat nanti." Ucap Tuan Handoko sambil tersenyum manis, lalu kembali ke kursinya.     

'Sejujurnya aku menginginkan orang seperti dirimu, ayah.' Gumam Selena dalam hati.     

Tiga jam kemudian mereka telah sampai di negara yang mereka tuju, benar ucapan Danil dan Jelita, disini cuacanya tampak ber beda tidak seperti dinegara A yang mempunyai cuaca ekstrim.     

"Ayah, apa perjalanan kita masih jauh?" Tanya Selena sambil mengandeng lengan Tuan Handoko kala mereka menuruni tangga pesawat.     

"Satu jam perjalanan dari sini, apa kamu lelah?" Tanya Tuan Handoko lembut.     

"Tidak, ayah. Justru aku menghawatirkan kesehatan ayah."     

"Aku tidak apa-apa, aku terbiasa bepergian ke berbagai negara untuk memperluas usahaku."     

"Apa termasuk ke negara ku?" Tanya Selena sambil menatap Tuan Handoko yang berada di sampingnya.     

"Tidak."     

"kenapa?"     

"Karena daerah dimana kau tinggal sangat rawan kejahatan, daerah semacam itu tak bagus untuk berinvestasi." Terang Tuan Handoko sambil mengarahkan selena kearah mobil sedan yang menunggu mereka.     

"Ayah, kenapa ayah tidak menikah lagi, setelah istri ayah meninggal?"     

Tuan Handoko menghentikan langkahnya sebentar untuk menatap wajah lugu disampingnya. "karena aku sangat mencintai istriku, ibu dari anak-anakku."     

"Sungguh beruntung istri ayah, karena dicintai dengan segenap jiwa dan raga." Ucap selena sambil menarik lengan tuan Handoko untuk masuk ke dalam mobil yang akan membawa mereka ke pabrik.     

"Suatu saat kedua kakimu akan berhenti berpetualang dan akan berhenti di depan salah satu rumah, yaitu cinta."     

"Benarkah ayah?"     

"tentu saja, apa kau tidak percaya? Padahal kau sudah melihat buktinya."     

"Baiklah, aku percaya, dan aku akan menunggu hari itu." Ucap selena sambil tersenyum senang.     

"Kita akan langsung ke pabrik atau kemana dulu ayah?" Tanya Selena kemudian.     

"Kita akan langsung ke pabrik." Ucap tuan Handoko     

"baiklah, aku asisten ayah hari ini."     

"Aku suka kamu bersemangat.     

Mobil yang mereka tumpangi telah sampai di pabrik milik Tuan Handoko. Selena mengandeng lengan Tuan Handoko, sepanjang mereka berjalan menuju ke dalam pabrik mereka menjadi bahan perhatian para karyawan pabrik tuan Handoko, Pasalnya semenjak pabrik ini berdiri tidak sekalipun Tuan Handoko terlihat bersama seorang perempuan.     

Tuan Handoko dan Selena masuk kedalam pabrik yang langsung disambut oleh para petinggi perusahaan, setelah berkeliling pabrik Tuan Handoko meminta smua pejabat tinggi perusahaan untuk berkumpul di ruang miting. Rahang tuan Handoko Nampak mengeras, bagaimana bisa pejabat perusahaan yang ia gaji dengan gaji yang tinggi tidak becus dalam bekerja, bahkan mereka bisa-bisanya mengkorupsi keuangan perusahaan untuk kepentingan mereka pribadi.     

Kualitas produk yang dihasilkan menurun drastic diakibatkan oleh penggunaan bahan baku yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, akhirnya banyak agen yang mengembalikan barang mereka karena tidak laku dipasaran.     

Semua yang hadir dalam ruang rapat Nampak menunduk takut melihat kemarahan di wajah Tuan handoko, satupun dari mereka yang berani untuk berbicara atau mendongak. Tatapan Tuan Handoko terlalu mengintimidasi mereka, tak terkecuali dengan Selena, baru kali ini Selena melihat aura dingin dan menakutkan dari sang dewa penolongnya. Namun begitu ia tetap memberanikan diri untuk mengengam jemari Tuan Handoko seolah memberinya kekuatan bahwa Ia mampu melalui hambatan ini.     

"Dengan terpaksa saya harus memecat beberapa diantara kalian karena telah dengan berani mengkorupsi uang perusahaan, dan merugikan perusahaan." Ucap Tuan Handoko tegas diserati sorot mata tajam.     

Semua yang hadir Nampak terkejut dengan apa yang di sampaikan oleh Tuan Handoko, mereka tak mengira bahwa Tuan Handoko akan mengetahui kecurangan yang mereka lakukan, selama ini mereka terlalu terlena dengan ketidak hadiran sang bos besar mereka, jadi mereka dengan leluasa menggunakan uang perusahaan untuk kebutuhan mereka pribadi.     

"Kami mohon maaf Tuan, tapi kami mohon jangan pecat kami." Ucap Salah satu pejabat tinggi yang telah melakukan penyelewengan. Walau Tuan Handoko belum menyebutkan nama-nama yang terlibat namun dari tatapan mata Tuan Handoko mereka yang merasa bersalah sudah mengakui sendiri perbuatan mereka.     

Tuan Handoko terkenal tegas dan tak punya ampun terhadap karyawannya yang membelot, apa lagi samp[ai melakukan tindakan kecurangan.     

"Kalau kalian tahu konsekuensinya melakukan kecurangan di perusahaan saya, lalu kenapa kalian masih saja melakukan hal tersebut? Harusnya kalian berpikir dulu sebelum befrtindak, namun sekarang permintaan maaf kalian semua sudah terlambat, silahkan kalian keluar dari ruangan ini, dan tak perlu kembali lagi ke perusahaan saya."     

"Maaf kan kami, tolong jangan pecat kami." Ratap para koruptor yang berjumlah lima orang itu, namun sama sekali tak dihiraukanoleh Tuan Handoko.     

"Silahkan keluar sebelum saya bertindak kasar." Ucap Tuan Handoko tegas, selena hanya menarik nafas panjang, kini Ia tahu, Tuan Handoko tidak hanya orang yang hangat ketika bersama keluarga namun juga mempunyai jiwa pemimpin yang luar biasa, diam-diam Selena tersenyum bangga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.